Terimakasih Dave

15.1K 605 77
                                    

Terhipnotis. Seperti itulah yang aku alami sekarang, aku menuruti semua keinginan David saat dia bilang akan mengajakku menemui Tifanny.

"Aku mau juga kamu peduliin, Dave" gumamku saat kami sedang dalam perjalanan

David menoleh, matanya memancarkan rasa bersalah

"Dulu Honeymoon kita di tunda karena kamu ada kontrak kerja sama perusahaan Jepang, bahkan saat cuti sekalipun kamu masih di ganggu sama pekerjaan kantor"

Aku tertawa hambar, "yaudahlah ya, ngapain aku iri sama Tifanny lagian dia jugakan lagi hamil anak kamu"

David tidak membalas ucapanku, matanya kembali menatap lurus kedepan

"Oh iya Dave, aku mau beritahu sesuatu ke kamu..."

David masih tidak memperdulikan ucapanku,

"David? Kamu mau tau gak?"tanyaku jengkel

"Masalah apa? Mau minta Cerai?" Tudingnya

Aku geram, marah dan semakin membenci Lelaki yang ada di sebelahku ini.

"Oh bukan ... Ini lebih menakjubkan dari pada masalah perceraian kita" sindirku

"Apa?"

"Aku udah dapat pengganti kamu, dia duda beranak satu..."

"Gracia!?" David memekik kencang sambil mengerem mendadak mobilnya

"Anak itu akan jadi pengganti anakku yang telah pergi, dan dia akan Menjadi pengganti kamu"

Brukkkkk!

Aku terkejut saat David memukul stir mobil dengan kencang, dia juga mengacak rambutnya seperti orang frustasi
"Grace aku lagi mencoba memperbaiki segalanya, kamu tolong mengerti ini bukan cuma berat buat kamu saja tapi aku juga, Please"

"Oh ini juga berat buat kamu ya?" Sindirku "seberat apa? Seperti aku yang nangis tiap malem? Sesakit rahim aku yang sel telurnya di anggkat? Sehancur hidup aku yang kamu rusak mimpinya? Apa Perlu aku jabarin semuanya?"

Tegar dan kuat. Itulah yang selalu ingin aku buktikan pada dirinya, tapi sepertinya semuanya sia-sia aku selalu menangis lagi dan lagi setiap mengingat semuanya.

"Kamu harus tau, aku sudah coba berbagai cara untuk melupakan semuanya, tinggal satu cara terakhir saat nanti aku benar-benar udah gak sanggup lagi mungkin akan aku coba cara itu, kamu tau cara terakhir itu apa?"

Mata kami saling menatap, dia menatapku tajam namun sendu. Tangan kanannya menghapus air mataku yang membasahi pipi, tangan yang satunya lagi mengusap lembut rambutku, harusnya aku menolaknya atau bahkan menghentikan aksinya ini, tapi sungguh aku sangat mendambakan sentuhan David.

Karena...

Aku rindu bersamanya.

"Grace jangan pernah coba coba untuk ngelakuin cara terakhir itu, kalau kamu gak mau kisah kita berakhir seperti Cleopatra" David berkata pelan

Aku buru buru menghindari dekapannya saat dia mulai bergerak mendekat kearahku. Jika terjadi maka semuanya akan semakin sulit

Aku mencoba menghilangkan kecanggungan dengan pertanyaan bodoh,
"Tifanny nunggu kamu kan?"

Dia menghela nafas, dan kembali mengemudi ...

AUTHOR POV

Grace memasuki gedung apartemen Tifanny dengan jantung yang berdetak cepat, tangannya saling meremas satu sama lain, yang ada di pikirannya saat ini adalah mengenai apa yang akan mereka bahas.

Saat di lift David menekan angka 2, padahal seingat Grace Tifanny pernah bilang bahwa tempat tinggalnya ada di lantai 12

"Lantai 12 kan?" Tanya Grace

"Dia pindah"

"Kamu yang pindahin Biar dia gak kecapekan?" Tebak Grace

David terdiam, Grace tau kalau tebakannya tadi benar dia juga tau suaminya itu adalah sosok yang overprotektif mana mungkin Tifanny di biarkan tinggal sendiri di apartemen dengan lantai yang tinggi.

David begitu peduli padanya.

Sama seperti Grace, David Pun merasa canggung dengan pertemuan ini, tapi inilah Yang terbaik untuk hubungan mereka terlepas dari apa tanggapan Tiffany kepadanya nanti.

David memaksakan menggenggam tangan Grace begitu mereka sudah sampai di depan apartemen Tifanny, mereka berdua memang membutuhkan satu sama lain. Tak lama setelah bel di tekan pintupun dibuka, menampilkan sosok wanita berparas cantik dengan dress berwarna biru  muda

"David!" Tifanny memekik senang di raihnya David kedalam pelukannya. Entah dia tau atau tidak bahwa ada Grace yang datang bersama David

Grace berdeham, menginterupsi kebersamaan mereka.
Mata Tifanny membulat, wajahnya pias ketika sadar siapa perempuan yang dibawa David.

"Grace...!"

-------------

"Kamu udah janji sama aku, Dav!"

"Istri aku menderita, kami kehilangan anak karena masalah ini, kalau ini gak di selesaikan hubungan pernikahanku akan hancur, Fan"

"Aku gak mau anakku gak punya ayah!" Tifanny berteriak histeris

"Aku akan tetap jadi Ayahnya, Fan. Aku cuma mau Grace tau yang sebenarnya"

"Aku gak mau tau hal itu! Yang aku tau adalah kamu yang ngehamilin aku, aku bermalam sama orang itu karena aku pikir dia itu kamu!"

"Fanny dengerin aku!" David memegangi kedua bahu Tifanny "aku setuju ngakuin anak ini karena aku gak mau Mami tau kelakuan bejat adik aku ke kamu, jadi aku putuskan biar aku yang menanggung masalah ini tapi aku gak nyangka dampaknya akan separah ini"

"Masalah ini merusak hubungan aku ke semua orang yang aku sayang, aku hampir gila, Fan!" David semakin putus asa dia mengingat kembali apa yang telah terjadi belakangan ini.

Tifanny memandangi David iba, apa yang dikatakan David memang benar, David tidak salah, dia laki-laki baik yang hanya ingin melindungi perasaan ibunya
"David aku minta maaf"

David menghela nafas berat, pikirannya di penuhi banyak sekali kecemasan. Harus darimana memulai menjelaskannya...

"Dave...."

David dan Tiffany kompak menoleh ke arah suara itu, "Grace, sayang" David berjalan mendekati Grace yang sudah berdiri di ambang pintu kamar tidur Tifanny

"Aku akan jelaskan semuanya dari awal, Grace"

Grace menggeleng pelan
"Percuma Dave, semuanya udah hancur lebih baik cukup sampai disini saja, kamu menutupinya dari awal untuk menjaga hati Mami kan? Lagi pula Anak itu juga beneran cucu Mami, jadi biar aku yang pergi"

"Grace, Please aku gak se Brengsek yang kamu pikir"

Grace mengangguk pelan sambil tersenyum, diusapnya rahang David dengan lembut

"aku tau, aku senang kamu akhirnya mau jujur walau sudah terlambat, sekarang aku tau seberat apa masalah ini buat kamu"

Sedikit banyak Grace sudah tau mengenai keluarga David, Mami berpisah dengan Papinya. David yang di urus sejak kecil dengan Mami jelas sangat menyayangi Maminya menganggapnya seperti Ratu, mana mungkin David tega menghancurkan hati Maminya...

"Terimakasih,Dave. I Love you" Grace mencium pipi David dan memeluknya erat, menandakan ini sebagai salam perpisahan kemudian pergi meninggalkan apartemen Tifanny

End?







Part selanjutnya penjabaran konflik David yaaa

Ayo dong 40 komen and 150 VOTE untuk nextnya... #maksa wkwkw 😅😅😅

Ayo yang kemarin benci banget sama David, sekarang semuanya terlihat terang kan ? David gak jahad kok wkwk kalo Grace gamau mending buat aku aja dehh wkwkwk😂😂😂

I Know I Luv YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang