come baby

16K 565 39
                                    

"juna! Mommy bicara apa sama kamu, kalau mommy belum jemput Juna tunggu di pos satpam saja"

Khawatir, itu yang aku rasakan saat Juna tidak ada di tempat biasa dia menungguku, aku memang terlambat menjemputnya tapi sejak awal dia sudah ku wanti-wanti untuk tidak kemanapun sebelum aku tiba.

Dan sekarang aku menemukannya di depan toko es krim sendirian.

"Jun gak sendiri mommy"

"kamu sama siapa?" tanyaku khawatir.

"tuh!" dia menunjuk kedalam toko es krim, ku ikuti arah tangannya.

David

"kamu kenapa tunggu disini? Kenapa gak ikut uncle?"

Anak itu menggeleng,
"itu toko Mommynya sindy, juna gak suka sama sindy" akunya

Astaga.

"Grace..." David muncul dengan membawa 2 pot ice cream.

Dia langsung memberikan ice cream itu kepada Juna

"are you okay?" tanyanya sambil mengusap bahuku pelan

Jantungku serasa berhenti berdetak saat penjaga sekolah bilang Juna pergi dengan seorang laki laki, apakah itu bisa di sebut kalau aku baik baik saja?

"aku khawatir, Dave. Aku pikir Juna..."

"jangan berpikir yang macam-macam"

"kamu harusnya hubungi aku" ucapku kesal

"aku kangen anakku"

"gak gitu, bisa kan telepon aku? Ijin dulu, atau apa dulu!?" dia diam tidak menanggapi amarahku

"aku gemetar saat Juna gak ada di sekolah, aku ketakutan David kamu ngerti gak si?"

"ssssttt" belum sempat perkataanku rampung, David sudah membawaku ke pelukannya, mengusap punggungku lembut

Pelukannya hangat, dan nyaman. Wangi wangian citrus segar yang selalu menjadi favoritku di campur dengan aroma khas tubuhnya cukup membuatku mendamba akan keharuman itu

"aku minta maaf, Grace"

Dengan enggan aku melepaskan pelukan David, beralih fokus ke Juna

"Juna pulang sama Mommy ya"

Juna mengangguk mantap

"kamu bawa mobil, Grace?"

Aku menggeleng,
"naik taksi"

"aku antar ya"

David menghela nafas pelan, mungkin dia menyadari banyak pertimbangan yang aku pikirkan
"Juna udah capek Grace, sampai kapan kamu mau nunggu taksi?"

Pandanganku langsung beralih ke Juna.

Matanya memang sudah terlihat lelah, dari pagi dia sekokah dan siangnya di lanjutkan les Bahasa Mandarin. Aku tidak cukup tega untuk membuatnya menunggu lagi.

"Kita pulang sama Uncle ya Jun?"

"yeeyyy"

***

David : Besok ada acara?

Gracia : Why?

David : aku bawa juna jalan jalan boleh?

Ah, sudah kuduga.

Kuletakan handphone di atas nakas dengan malas.
Kadang aku bingung apa yang sebenarnya aku harapkan dari David.

Perhatiannya pada Juna?
Pengakuannya tentang juna?
Kasih sayangnya?

Atau apa?

Aku mengambil kembali handphobe, baru akan mengetik balasan pada David, telepon masuk darinya datang

"grace"

"ya"

"juna sudah tidur?"

"sudah"

Dia diam beberapa detik dan kemudian kembali bersuara.

"holiday together?" suaranya terdengar ragu ragu aku tau itu.

"mencoba menjalin pendekatan lagi, Dave?"

Dia tak langsung menjawab, melainkan berdeham.

"hmmm kamu keberatan?"

Bibirku melengkung secara spontan persis seperti anak ABG yang sedang merasa kesenangan karna Mantannya ternyata masih menaruh harap,

"I am single parent, kamu mau Menjalin hubungan sama seorang Janda?" 

Terdengar suara dia tertawa di ujung sana,

"kamu itu Janda ku, Grace" balasnya riang

Sialan. Benar juga...

"Grace .."

"ya?"

"rajutan kita belum selesai kan?" tanyanya serius

Bulu kuduk ku seketika meremang, setidaknya aku mengerti maksudnya

"tapi benangnya sudah kusut, Dave" jawabku ragu

Dia tidak langsung menjawab, namun deheman pelan terdengar disana

"lepaskan semuanya dari awal dan kembali membuat rajutan dengan benang yang baru"

.
.
.

"Grace..."

"ya"

Jujur, aku belum siap.
Menghadapi problematika percintaan yang menyesakan dada lagi, jatuh kedalam dilema cinta yang dahsyat, atau terjerambab kedalam sumur kepedihan karna nelangsa di tinggalkan

"kita coba pelan pelan, aku siap nungguin kamu sampai kamu bener bener mau maafin aku"

"yakin?" ledekku "lingeri ku semakin mahal harganya loh Dave"

Tawanya meledak, rasanya kehangatan menjalar keseluruh hatiku saat mendengar tawa lepasnya

"gak masalah, tabunganku bisa buat beliin lingeri kamu sepuluh lemari" balasnya

"enak aja, nanti buat Juna mana" protesku

Dia kembali tertawa renyah, "kamu pikir aku ayah macam apa yang gak mikirin masa depan anaknya?" dia diam sebentar "Juna buah cinta kita, gak mungkin aku abaikan, Grace"

Ya Tuhan, selain menyebalkan David juga sosok lelaki yang bisa menciptakan ribuan kupu kupu di perutku hanya dengan kata katanya.

"besok jam sepuluh di taman komplek rumah ku, jangan terlambat!"

Sepertinya percakapan ini harus segera di selesaikan sebelum lebih jauh lagi.

Tbc




I Know I Luv YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang