4 Bulan kemudian
"angel..." panggil giorga, anak itu terus mengikuti kemanapun langkah Grace
"ada apa?" jawab Grace tanpa mengalihkan pandangannya dari bebungaan yang tengah mekar
Mereka berdua, atau lebih tepatnya hanya Grace memang sedang memanen bunga di halaman rumah, bunga yang ditanam mereka sejak lebih dari sebulan lalu.
"angel ayo bangun..." Giorga menarik narik lengan Grace, "Papa kan tadi meminta Kita datang ke kantornya"
Grace tau itu, namun rasa malas menjalar di tubuhnya. Saat ini rasanya malas sekali untuk keluar rumah.
"sore saja, Angel lelah,Gi" dia memasang wajah lemah sambil mengelap peluh di dahi
"tadi sudah kubilang jangan bekerja, angel" nada suara anak itu meninggi,
"I'm Sorry honey" Grace mengusap sayang pipi Giorga
"sekarang kita masuk, dan beristirahat nanti biar aku yang menelepon Papa"
Grace terkekeh geli, Giorga seperti teman baginya. Teman yang seumuran.
"oke baiklah... "
***
Gracia POV
Aku terkesiap karena ada sesuatu yang mengusap lembut rambutku, mengintrupsi tidur siangku
"kamu sudah bangun, hihihi"
Aku harus mengumpulkan kesadaran ku terlebih dahulu untuk dapat melihat siapa 'Dia'
"Astaga!" mataku membulat sempurna, aku terkejut dan langsung mengambil posisi duduk
"Edmund... " ku peluk lelaki itu erat, aku merindukannya. Sangat.
Edmund adalah sosok yang aku harapkan tidak akan pernah pergi dari kehidupanku.
"kamu semakin cantik" dia memandangiku sambil tersenyum lebar membuat bulu di tubuhku meremang
"woww lihat jagoan kita" kini tatapannya beralih ke perutku, tanganya mengusapi permukaan yang tengah membuncit itu.
"kamu membuat Mommy mu semakin Sexy" Edmund melirik jahil kearahku sambil tersenyum
Aku tertawa.
"Revanno akan menyukai ini" kini pandangan Edmund kembali menatap ke arahku
"dimana dia?" aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan
"seperti biasa, Berkemah" jawab Edmund lesu, "aku takut jika sudah besar dia menjadi penjelajah"
Astaga apa pemikiran seorang ayah se sensitif ini?
Aku kira hanya seorang ibu yang posesif pada anaknya tapi justru seorang ayahlah yang jarang berkata tapi langsung bertindak."dia ingin mengeksplor alam dan seisinya, Ed" kataku, sambil mengusap punggung tangannya
"akhir akhir ini dia menjadi sering marah padaku"
"ada yang salah?" selidikku
Edmund mengerdikan bahu, "entahlah, mungkin saja ada tapi aku tidak tau"
"ajak dia kemari aku rindu revan, Ed" aku menggelayut di lengan kiri edmund
Edmund terkekeh, dia mengusap lembut puncak kepalaku,
"aku rindu kamu, Ed" kupeluk lagi dia, kali ini lebih erat.
"aku lebih Gracia" balasnya, cepat cepat ku alihkan pandanganku darinya karena merasa ada makna di balik tatapannya
Edmund terkekeh canggung, mungkin dia sadar akan perilaku ku,
"revan akan menyusul kemari bersama Thelma" ungkapnya
"dia bilang ada yang mau dia adukan padamu""tentang apa?"
"aku tidak tau"
****
3 tahun kemudian....
Nafasku tersenggal senggal, air mataku jatuh tak terbendung. Aku takut, sangat sangat takut.
Edmund memelukku erat
"Ed, aku mau anakku" rengekku, bahkan kemeja Edmund pun sudah basah dengan air matakuDia langsung datang, mengabaikan meeting pentingnya begitu aku telepon.
Hari ini aku berniat mengajak Juna putraku untuk membeli beberapa pakaian di Mall, aku hanya kembali ketoilet sebentar untuk mengambil sapu tangannya yang tertinggal tapi setelah aku keluar Juna tidak ada.
"Tenang Sayang, Customer service sudah mulai menginformasikan kepada para pengunjung Mall ini" Edmund menggiringku ke kursi dan mendudukanku disana
Djuna Arsia Clinton, itu adalah nama anakku dia baru berumur 2 tahun 5 bulan.
Di Mall yang seluas ini apa yang mungkin putraku lakukan? Bersama siapa dia dan sedang apa aku tidak tau.
Aku menyesal karena menolak saran edmund untuk pembawa perawat,"Siang Pak," tegur petugas Mall
Edmund melepas pelukannya dariku, dia berdiri "Siang, sudah ada kabar?" tanyanya
"ada yang menemukan anak Bapak, mereka ada di Ruangan Management"
Cepat cepat ku hapus air mataku, raut wajah lega terpancar di wajahnya "saya kesana sekarang" jawab Edmund tegas, dia menggandeng tanganku erat
"Juna pasti baik baik saja, sayang" bisiknya sambil mengecup pelipisanku
----
Dari kejauhan aku sudah bisa mendengar suara Tawa Juna, Astaga hatiku langsung berbunga setidaknya aku tau Juna bersama orang Baik,
"itu suaranya" lirihku
"aku dengar" jawab Edmund
Begitu sampai di ruangan Management ada sekitar 4 orang disana, mereka duduk membelakangiku
Dua orang laki laki dan satu orang perempuan yang sepertinya sedang memangku anak kecil, sedangkan salah satu dari laki laki itu sedang memangku anak ku, aku tau itu. Aku bisa melihat dari sepatunya
"Juna..." panggilku riang
Dan serempak mereka berempat menoleh ke arahku,
"Jun-...." ucapanku terpotong
----
David?
Mami?
dan Davin?
Tbc....
Dony forget to comment
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know I Luv You
RomancePERHATIAN!!! KONTEN 18++ Ketika yang putih berhasil kau rubah menjadi kelabu, aku hanya ingin kesediaan mu untuk memperbaikinya. Tapi kau tidak begitu... Aku menyerah. Pergi dan mencari Cinta yang lain.