"Mami harus tahu apa keputusan aku kan?"
"Iya, tapi biar aku aja yang ngasih tahu, jangan kamu"
"Kenapa? Aku juga anaknya kan? Lagian Ini juga keputusan aku, Dave"
Dia menghela nafas berat
"Yaudah. Tapi Bicarain secara baik-baik ya Grace"Aku mengangguk setuju.
Siang ini aku putuskan untuk mengunjungi Butik Mami, biar bagaimanapun Mami harus tahu segalanya, aku juga tidak ingin David selalu dicecari untuk segera mempunyai seorang anak, kesalahan ada di pihak ku, bukan David.
"Sudah sampai Nyonya"
"Oh iya benar, terimakasih Pak" aku membayar ongkos Taksi dan segera keluar.
Ternyata keadaan di butik Mami sedang tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pengunjung.
"Hai Vin" sapaku pada salah satu pekerja Mami, namanya Alvin orangnya sangat cekatan dan teliti, salah satu desainer terbaik di butik ini
"Wah Grace, Kamu makin cantik aja" kami bersalaman, dan Alvin membawaku ke ruangan Mami
"Mi lihat, Grace datang"
"Grace!" Mami langsung memelukku erat "Mami kangen kamu sama David" dia melepaskan pelukannya dan membawaku ke Sofa
"Vin suruh Sina buatin Teh hijau ya" ucap Mami pada Alvin. Alvin mengangguk, dan segera pergi
"Kamu suka sesak nafas?" Tanyanya khawatir
Aku menggeleng pelan
"Enggak, Mi"Mami menghela nafas lega
"Mami takut sekali pas David cerita kamu tenggelam di laut, tapi untungnya kamu baik-baik saja"Aku mengangguk setuju.
Kemudian Sina datang membawakan 2 cangkir teh hijau untuk aku dan Mami
"Terimakasih Sina"
Gadis itu tersenyum ramah dan kembali lagi keluar"David bilang ada yang mau kamu bicarakan sama Mami, benar itu?"
"Iya"
Mami menyeruput Teh nya, matanya menyeliksik dalam diriku
"Dia selalu cerita tentang gimana lucunya kelakuan kamu, Manjanya kamu ke dia, Bawelnya kamu kalau dia gak mau makan, atau ekspresi wajah kamu kalau lagi tidur, Mami senang sekali dia hidup bahagia sama Kamu" Mami meletakan kembali tehnya dimeja berganti meraih tanganku, Bibirnya tersenyum, wajahnya cerah.Aku kembali menyakinkan diriku untuk bicara hal ini padanya.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Mami, mungkin yang akan Grace sampaikan ini menyakitkan," aku berhenti sejenak untuk melihat ekspresi wajah MamiMami masih tersenyum, memandangku dengan tatapan teduh khas seorang Ibu.
Aku menelan salivaku, barulah kembali bicara
"2 hari yang lalu aku kedokteran kandungan untuk pasang alat kontrasepsi" aku menundukkan wajahku, enggan melihat raut kekecewaan di wajah MamiAku sudah siap untuk dicaci maki, tapi tidak siap untuk melihat Mami memandangku dengan tatapan kecewa.
"Aku masih butuh waktu, aku tahu hal ini buat Mami dan David kecewa, karena itu aku minta maaf"
Tanpa kusadari air mataku sudah berjatuhan di pipiKurasakan genggaman tangannya semakin erat, aku beranikan diri menatapnya, ternyata dia masih tetap tersenyum
"Mami sudah tahu semuanya, sayang" tanganya mengelus lembut rambutku"David sudah cerita semuanya ke Mami, dia juga minta Mami untuk tidak mendesak kamu, dia memang ingin memiliki seorang anak tapi David ingin kamu memberikannya dengan ikhlas dan tanpa paksaan"
Bukannya senang, tangisan ku malah makin pecah mendengarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know I Luv You
RomancePERHATIAN!!! KONTEN 18++ Ketika yang putih berhasil kau rubah menjadi kelabu, aku hanya ingin kesediaan mu untuk memperbaikinya. Tapi kau tidak begitu... Aku menyerah. Pergi dan mencari Cinta yang lain.