Muram

10.8K 386 32
                                    

Duniaku terasa berhenti, aku tak mampu berkata kata lagi tanpa sadar air mata mengalir dari sudut sudut mataku.
Mami pernah begitu baik padaku, tatatapan teduhnya dan usapan hangat tangannya masih jelas terasa.

David berdiri di samping peti Jenazah wanita terkasihnya, wanita yang menjaganya hingga dia sedewasa ini. suara tangisnya kian pilu membuat dadaku di penuhi sesak yang tak berakhir, aku tak mampu jika harus melihatnya hancur begini.

Ada Davin, Tifanny, tante Debby dan para keponakan David.
Kalau boleh Jujur aku tidak mempu jika harus melihat Tifanny disini, melihatnya sama seperti membongkar luka lama yang menyakitkan, meski bukan karena Dia, David dan aku bercerai tapi mengingat David pernah mati matian melindungi dan menjaga Tifanny membuatku harus kehilangan buah hati pertamaku rasanya menyakitkan sekali. Harusnya aku bisa  mengesampingkan rasa sakit hatiku diwaktu begini,

"Gracia!"

Seruan lantang dari Davin membuat semua orang melihat ke arahku, termasuk David.

Aku terkesiap, David menatapku dengan wajah pucat dan mata memerah, dia bangkit dari persimpuhannya dan berjalan tertatih ke arahku.

Hingga tepat berada di hadapanku,
Kami saling bertatapan, hingga akhirnya dia menariku kedalam dekapannya lalu menangis sejadi jadinya. Badannya ikut bergemetar saat tangisannya pecah, melihat David seperti ini seperti aku melihat Juna yang sedang Terisak, yang butuh pelukan hangat dan usapan lembut untuk menenangkannya.

"Grace, ku mohon jangan tinggalkan aku lagi " katanya, "aku tak akan mampu lagi, aku tak mampu untuk kehilangan apapun lagi"

"aku disini, Dave. Aku tidak akan kemanapun" kudekap makin erat tubuhnya, mengusap punggungnya perlahan.

Isakannya perlahan melemah,  dia mengurai pelukannya sambil tetap menatapiku wajah, air matanya masih berlinangan hidung dan pipinya memerah, David begitu hancur, dan rapuh sekali lagi dia kembali terisak Ku usap permukaan wajahnya menghapus tetesan air mata yang terus dia keluarkan,

"Mami sudah tidak merasakan sakit lagi, Dave. Tuhan sangat menyayanginya, mami tau bahwa anak anaknya tegar, kuat dan penyabar. Kalianlah kebahagiaannya"

"terima kasih, kamu telah memberikan kesempatan untuk Mami mengenal Juna dan itulah saat terbahagianya setelah sekian lama di rundung pilu,"

"Juna berasal darimu, sekalipun aku terus menyangkalnya dia tetap anakmu, dan Cucunya Mami" kini giliranku yang terisak, masih terasa menyakitkan jika aku harus mengenang rasa pahit itu, "percayalah Juna juga menyayangi kalian"

David kembali mendekapku, "aku tau, kamu berhasil mendidiknya jadi jagoan yang baik"

Setelah itu, untuk pertama kalinya lagi aku bertemu keluarga besar David, terasa sedikit canggung dan kaku namun keberadaan David membuatnya lebih baik.

Selama aku mengenal David dan keluarganya sosok Mami dikenal sebagai wanita kuat, tangguh dan penyabar. Mami berpisah dengan Papi sejak David berumur 6 tahun, Mami mengurus David dan berbagai bisnisnya sendiri, hingga David dewasa dan berhasil menjadi lakilaki yang bernilai.

Cinta seorang ibu akan mengalahkan segalanya, seorang ibu akan seperti malaikat dan bisa berubah menjadi apapun agar anaknya bahagia dan tidak kekurangan apapun, setelah memiliki Juna aku mengerti dengan sikap yang Mami ambil terhadapku 3 tahun lalu, aku yang salah karena tidak menjelaskan penyakit rahimku dari awal, aku yang dulu putus asa hingga tak yakin akan bisa memberikan David keturunan lagi, aku mengerti mengapa Mami menyuruhku menyerah, andaikan Juna memiliki hewan peliharaan, sekalipun dia dan aku menyayangi hewan itu tapi kalau dia sudah sakit atau terkena virus, maka aku akan menjauhkan Juna dari hewan itu lalu mencari penggantinya lagi.

I Know I Luv YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang