Berguling-guling di kasur tetap saja tidak membuatku mengantuk, terlebih tidak ada David di sampingku dia masih di ruang kerjanya berkutat dengan laporan laporan yang menyebalkan itu, padahal sekarang sudah pukul 00:21 tapi tetap saja David enggan untuk berhenti bekerja mungkin karena besok dia libur.
Astaga, aku sudah tidak tahan lagi. Aku harus menemuinya sekarang juga lalu menyeretnya ke kamar.
Aku beranjak dari ranjang tapi tidak langsung menuju ke ruang kerjanya, melainkan menuju meja rias menyemprotkan parfum kesukaannya pada area area tertentu di tubuhku, mengacak rambutku agar terlihat menggairahkan, dan kubuka dua kancing teratas piyamaku.
Dengan perlahan ku buka pintu ruang kerjanya, David masih disana duduk di lingkup dengan meja yang banyak kertas. Tapi ada yang aneh dengannya, dia memakai kacamata baca, terlihat lebih dewasa dan tampan.
Damn! He is so Hot.
Ku dekati dia dengan cepat, aku tau David pasti sudah tau bahwa aku datang tapi dia tetap saja pura pura fokus, ku tarik kursi yang ada di hadapannya dan duduk disana kami dibatasi meja.Tapi tetap saja dia tidak terganggu dengan kedatanganku, David masih fokus dengan kertas busuk itu. Aku bangkit kembali memutari meja dan langsung menuju bangkunya duduk di pangkuannya menghalangi pandangannya dari kertas kertas itu.
Dia agak terkesiap, mungkin karena gesekan yang kulakukan pada kepunyaannya, ku buka satu persatu kancing kemejanya dia tidak memprotes aksi ku ini, ku usap bagian dadanya yang mulus halus tanpa ada embel-embel bulu bulu manja, sudah pernah ku bilang kan bahwa tubuh David itu putih bersih dan lembut seperti porselen China, yang berwarna dari bagian tubuhnya hanyalah bibir, alis, rambut dan kejantanannya.
Dan satu lagi, Tatto di bagian punggungnya yang bertuliskan Namaku, dulu aku sudah sempat melarangnya untuk membuat tatto malah dia ingin membuatnya di dada, setelah kami tawar menawar akhirnya aku setuju asalkan Tatto itu dibuat di punggungnya.
Ku gesekan hidungku dengan hidungnya, "ada wanita cantik yang dari tadi nungguin kamu di kamar" kataku
"Mau diapain?" Jari jarinya membelai bibirku dengan sensual, aku menggigitnya gemas
"Mau di giniin..." Ku tangkup kedua pipinya dan mengecup bibirnya sekilas, aku tau dia ingin dapatkan lebih dari itu
Tanganku bergerak membuka celana kerjanya, menyusup masuk untuk mengusapnya secara langsung.
David mengerang pelan, tangganya mulai melingkari pinggangku aku bisa merasakan tubuhnya naik turun,
"Kamu ganteng deh, Dave" David tersenyum kecil seperti salah tingkah
Astaga dia semakin terlihat tampan saat wajahnya memerah seperti itu, di tambah kaca matanya.
"Karena kaca matanya?" Aku mengangguk, "kalau begitu gak akan aku lepas biar aku selalu jadi laki-laki yang paling ganteng Untuk Kamu" katanya, hidungnya bersentuhan dengan hidungku, hangat nafas segarnya menyapu permukaan wajahku
"Jangan rusak piyamaku" sergahku saat tangannya baru akan merobek paksa bajuku, ini sudah terjadi lebih dari 10 kali aku tidak bisa mengalokasikan dana hanya untuk membeli piyama setiap bulan.
Aku sudah sengaja memilih piyama dengan model kemeja selutut yang memudahkannya untuk dibuka, tapi David memang terlalu brutal dia lebih suka merobeknya,
"Aku ganti sepuluh..."
Sudah kuduga dia akan berkata begitu.
------
"Sidang perdana hari Senin,"
"Secepat itu?"
Harris bergumam pelan, "kamu belum siap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know I Luv You
RomantikPERHATIAN!!! KONTEN 18++ Ketika yang putih berhasil kau rubah menjadi kelabu, aku hanya ingin kesediaan mu untuk memperbaikinya. Tapi kau tidak begitu... Aku menyerah. Pergi dan mencari Cinta yang lain.