Tanda darimu

14.5K 471 39
                                    

Aku terperanjat ketika membuka mata, tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhku yang ada hanya rengkuhan posesif dari lengan David.

Dia masih terlelap sambil memelukku erat, ku pandangi setiap inchi permukaan wajahnya, mata, hidung, bibir dan semuanya

Rasa sesak kembali membanjiri nuraniku, setahun sudah wajah ini tidak menghiasi hariku,

jemariku menyusuri bibirnya, setahun sudah bibir hangat ini tidak mendarat di bibirku.

Cupp! Ku kecup singkat bibirnya

Usai, semuanya sudah usai. aku ingin mengakhirinya sekarang juga

"Dave..." ku tepuk wajahnya pelan

Dia menggeliat, "Hmmm... " matanya mengerjap

"waktunya Untuk kamu pulang, Dave" ucapku, ku paksakan tersenyum

Dia hanya menjawabnya dengan kekehan sinis dan langsung beranjak dari ranjang, memakai kembali pakaiannya

"aku gak bisa nganter kamu ke bandara, aku ada pekerjaan" kataku, sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhku

Hening

Merasa tidak ada jawaban darinya aku beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tidak ada gunanya berbicara pada David.

***

"Jangan pernah membawaku kembali lagi kemari, Dav" David berseru sinis pada Davin

Davin menatap ku penuh penyesalan, ternyata kedatangan David kemari adalah ide darinya bukan inisiatif dari David sendiri.

David melenggang pergi meninggalkan aku dan Davin tanpa mengucapkan selamat tinggal, yang lebih parahnya lagi dia pergi tanpa melihat ku

Ikhlaskan Grace...

"ingatkan dia untuk mencukur jenggotnya, Dav" kataku memecah canggung diantara kami

Davin terkekeh, "apa tadi malam kamu yang membersihkannya?" davin menaikan alisnya

Aku mengangguk malu, aku memang agak risih saat melihatnya tidak karuan seperti itu jadi tadi malam aku putuskan untuk membantunya menyukur jenggot. David tidak menolaknya, dia hanya diam sambil terus memperhatikan aku.

"bagaimana pengobatanmu?" tanyanya

"baik, hanya saja... "

"hanya saja... " Davin mengulang kalimatku

Aku tersenyum masam, "aku lelah," jawabku pelan

Davin mendehem keras, entah apa maksudnya
"hei omong omong apa hadiah yang kamu beri untuk anakku, Grace?"

"anak?" tanyaku heran, jujur aku tidak mengerti maksudnya

"anak ku bersama Tifanny"

Oh, kini aku ingat.

Aku mengangguk paham, "Pangeran?" tanyaku

Davin menggeleng, "seorang putri" jawabnya sambil merekahkan senyum

"Adisti Georima Bourne" tuturnya lamat lamat

"nama yang indah, Dav"

Davin tersenyum, "jangan pernah putus harapan grace, kamu pasti sembuh"

"pasti!"

***

Giorga terus bergelayut manja di kakiku, ini menjadi salah satu trik andalannya untuk meminta sesuatu dariku ataupun dari Ayahnya-Harris,

"angel!" serunya manja

"Daddy sibuk sayang" kataku sambil mengusap rambutnya berharap dia mau mengerti

"tapi aku ingin seafood" rengeknya lagi

"angel bisa buatkan untuk kamu,"

Dia menggeleng keras, "aku ingin makan di pinggir pantai, tolong angel bujuk Daddy" suaranya mulai memelan tatapannya berubah sendu.

Astaga anak kecil ini terlalu hebat dalam menggugah rasaku.

"baiklah... " jawabku pasrah, Harris pasti akan memarahi aku lagi karena kembali mengganggu waktu kerjanya.

Poor you Gracia

...

"aku gak bisa, grace!" tolaknya langsung, padahal baru beberapa kata dariku seolah Harris tau arah pembicaraan ku

"aku bisa pesan semua jenis seafood biar diantar kemari, jangan khawatir" katanya

"giorga mau-"

"giorga akan mengerti, Grace" potongnya, "Proyek ini penting untukku, Aku tidak mau ada gangguan"

Oke, baiklah aku menyerah.
Harris memang sedang sangat sibuk akhir akhir ini, jadi maklum saja kalau dia menjadi agak keras.

Aku berdiri, "Maaf mengganggu kamu, Harr"
Dan pergi meninggalkan ruang kerja Harris,

"bagaimana angel?" tanya Giorga antusias begitu aku baru saja keluar dari ruang kerja Harris

Aku menggeleng pelan, "Daddy sibuk, sayang"

Giorga tertunduk lesu, sungguh tidak sanggup aku melihatnya begitu.
Aku berjongkok mensejajarkan tinggiku dengannya, "Pergi dengan Angel saja ya?" tawarku

Giorga berpikir sejenak, "baiklah"

Satu ciuman mendarat di pipiku, "terima kasih, angel"

"sama sama sayang..."

***

"Nanti kalau sempat aku menyusul mu, Grace" Harris tiba tiba saja sudah ada di pintu kamarku

"tidak perlu" jawabku

Harris menghela nafas kasar, "kamu marah?" dia masuk menghampiriku

Aku menggeleng, Harris mengacak rambutnya dengan frustasi, "aku minta maaf, grace" dia menepuk bahuku pelan

Aku langsung mendorongnya menjauh, "Harris..."

Dia terkejut lebih tepatnya ingin marah aku bisa melihatitu dari ekspresi wajahnya, "Harris jangan mendekat, please!" mohonku

Aku tidak kuat menciun aroma tubuhnya, kepalaku pusing dan perutku mual

"Grace kamu kenapa?" dengan cepat dia mendekati ku

"Mmmmmhhh" aku tidak sempat menjawab pertanyaan Harris, aku langsung berlari ke toilet

Mengeluarkan apa yang ingin ku keluarkan,

"jangan mendekati ku, Harr" cegahku ketika dia sampai di depan pintu toilet, aku malu jika harris melihatku seperti ini sangat menjijikkan

"Grace!"

Aku limbung, semuanya terlihat seperti bercak bercak hitam yang menutupi objek penglihatan ku,

"Harr aku. . ."

"aku bantu kamu istirahat" suara langkah kaki Harris mendekat kearahku masih bisa kudengar, tapi penglihatan ku semakin gelap

"Harr... "

Semakin gelap dan lenyap



I Know I Luv YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang