"Grace, Makan ya" bujuk Harris,
Wanita itu menggeleng lemah lagi lagi menolak untuk pergi meninggalkan anaknya walau hanya beberapa menit.Tangannya masih menggenggam erat tangan Juna sambil merapal doa meminta Tuhan mengabulkan permintaannya untuk menghapuskan rasa sakit di tubuh buah hatinya.
Tadi malam Dia di kagetkan oleh tangisan kencang dari Juna, anak itu terus mengigau dan meracau tak karuan. Suhu tubuhnya panas, rengekannya terdengar sangat pilu di tambah karna batuk dan Flu.
"Grace sebentar saja " bujuk harris sekali lagi "ada dokter dan suster disini, kamu belum tidur dari tadi malam dan sampai saat ini belum makan"
Grace menoleh, menatap lemah Harris
"Nanti dia nangis kalau pas dia bangun akunya gak ada, Harr" terangnya, "ini salah aku, kemarin terlambat jemput dia"Harris mengusap pelan bahu Grace, suara pintu ruangan dibuka menampilkan wajah Edmund yang kental akan kekhawatiran. Dengan cepat dia menghampiri Grace, untuk sekepersekian detik Edmund menatapi Grace yang sedang rapuh, grace menunduk lesu sampai isakan pelan terdengar darinya
"Gracia..." wanita itu ambruk di hadapannya, tangisannya pecah. Edmund membimbing tubuh Grace kedekapnnya
"jangan khawatir, semuanya akan baik baik saja" bisik Edmund, pelukannya semakin Erat
Dia, Edmund. Rasa menyesal menjalar dalam dirinya, akhir akhir ini dia jarang sekali pulang kerumah untuk sekedar menanyakan kondisi anak-anak mereka, bahkan di saat Grace kebingungan dengan kondisi Juna dia tidak ada disana.
"maafkan aku..." bisiknya, "maafkan aku karena tidak ada disampingmu di saat saat kamu membutuhkan aku"
***
"ngapain dia disini!" bentak edmund
Harris mendekat membimbing edmund agar kembali tenang, "Jangan bikin ribut, Ed. Coba lihat Grace dia lagi pusing banget"
Edmund mengalihkan pandangan ke Grace yang masih setia memaku di samping ranjang Djuna, mengabaikan suara ribut ribut di luar sana
"kita bicara di luar!" ucap edmund ketus, dia memberi kode agar Harris tetap bersama Grace sedangkan dia dan David berbicara empat mata
Setelah mereka berdua pergi Harris kembali mendekati Grace, mengusap pelan bahu wanita itu
"aku serasa kembali hidup saat mendengar suara tangisannya untuk pertama kali, luka, duka dan nelangsa yang waktu itu ku tanggung serasa lenyap saat tangan mungilnya meraba permukaan kulitku. Aku butuh anakku untuk tetap hidup, Harr"
"Juna butuh Kamu dengan jiwa dan fisik yang kuat untuk menjaganya,Grace"
Harris membimbing wajah grace kedalam dekapannya,
"Jangan menangis lagi sayangku"
***
Grace POV
Akhirnya aku putuskan mengunjungi kantin rumah sakit untuk membeli beberapa makanan, aku memilih untuk tidak di temani siapapun.
Aku memesan secangkir kopi di tambah seporsi sandwich, sambil menunggu pesanan aku mengistirahatkan tubuhku di salah satu kursi duduk manis sambil menggeletakan kepala di meja
Jujur tubuhku sangat lemas, mataku kian berat memandang, Dokter bilang kepadaku bahwa Juna terkena anemia, aku sebenarnya tidak terlalu terkejut saat Juna di vonis terkena anemia karna akupun pengidap anemia akut, tapi daya tahan tubuh kami berbeda, Juna masih berumur 3 tahun tubuhnya masih dalam proses pertumbuhan terkena anemia tidaklah baik untuk kesehatannya.
Aku dapat merasakan jika ada seseorang yang berjalan menuju ke arah kursiku namun aku mengabaikannya, memilih terus menelungkupkan kepala ke meja
Sampai akhirnya aku merasakan yang mengusap lembut kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know I Luv You
RomansPERHATIAN!!! KONTEN 18++ Ketika yang putih berhasil kau rubah menjadi kelabu, aku hanya ingin kesediaan mu untuk memperbaikinya. Tapi kau tidak begitu... Aku menyerah. Pergi dan mencari Cinta yang lain.