Akhir pekan akhirnya tiba. Gigi, Sita, dan Yudha sudah sampai di pulau Abang dan bersiap melakukan diving. Ketiga pemuda itu tampak bahagia setelah berkutat dengan penelitian yang mengharuskan mereka mengerahkan seluruh pikiran dan tenaganya. Bahkan tak jarang mereka harus merelakan waktu istirahat untuk tetap bekerja kepada instansi.
"Setelah gue dipusingkan sama laporan sial*n itu, akhirnya gue bebas untuk hari ini. Guys kita puas-puasin liburan seharian ini!"
Sita berteriak kegirangan menatap hamparan laut yang begitu menggiurkan matanya. Sementara itu, Gigi berjalan santai sambil membawa alat untuk divingnya.
"Punya pasangan yang usianya terpaut agak jauh itu ternyata susah ya, Gi."
Gigi yang tersenyum tipis menatap Sita yang sudah mendahului mereka, lantas menatap Yudha yang menatap lurus ke depan. Sedari tadi, Yudha tak banyak bicara dan hanya cukup menikmati suasana yang ada.
"Marahan lagi sama pacar lo?"
Yudha tak menjawab. Namun Gigi sudah tahu jawabannya.
"Seharusnya lo paham. Yang lo ajak komitmen itu bukan gadis seumuran lo yang mungkin memiliki pemikiran lebih matang. Tapi bagi gue, umur nggak menjamin kedewasaan seseorang."
Yudha mendengus, lalu tersenyum. "Agak parno kalau gue cerita ke lo. Belum juga gue bilang masalahnya apa, tapi lo nebaknya bener."
Gigi tergelak pelan. Langkah kaki mereka akan sampai di dermaga yang akan mengantarkan ke tengah laut untuk diving.
"Kenapa sama Devina?"
Devina adalah pacar Yudha yang sekarang sedang menempuh jenjang akhir di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Mereka saat ini sedang LDR Bandung-Jakarta.
"Kemarin dia marah karena gue nggak ngehubungi dia sama sekali. Mungkin dia posisi capek ngerjain skripsi. Tapi kata-katanya yang bikin gue nggak mood. Tapi di lain sisi, mungkin benar, gue abai sama hubungan gue."
Mungkin pertemanan mereka baru 6 bulan. Akan tetapi, mereka sudah akrab satu sama lain dan berbagi banyak kisah.
Yudha yang terlanjur curhat ke Gigi pun tak disangka awalnya. Bermula dari Yudha yang keceplosan menceritakan masalahnya pada gadis itu dan hingga berlanjut sampai sekarang. Bagi Yudha, Gigi sering kali bisa memberikan solusi yang tepat. Mungkin saja karena Gigi dan Devina sama-sama perempuan sehingga Gigi memahami perasaan perempuan di situasi tertentu.
"Kayaknya kalian butuh waktu buat me time berdua deh. Mungkin sekarang posisi kalian sedang jauh. Kalian bisa teleponan atau nggak video call walaupun sama-sama sibuk. And then, setelah lo balik ke Jakarta, kalian bisa liburan singkat, tapi bener-bener berkualitas."
Setelah itu Gigi lebih memilih menyusul Sita. Sementara itu, Yudha hanya memandang Gigi dengan tatapan yang sulit diartikan.
*****
"Woyy Mbak Toyib!!"
Gigi sejenak menjauhkan gawainya ketika suara keras terdengar di seberang sana. Sementara orang yang tampak di layar gawai menatap Gigi dengan jahil.
"Astaghfirullah telinga gue!"
Seorang gadis tertawa kecil melihat reaksi Gigi yang kesal dengannya itu.
"Lagi di mana lo, hah?"
"Di laut. Kenapa? Mau bayarin gue pergi ke Hawai?"
"Sial*n! Lo kira gue bos apa?"
"Lo kan pengacara berprestasi. Masuk firma hukum terbaik. And then, lo partner kesayangan Tuan Surya Wiranggana, sang pemilik firma yang terkenal sukses menangani berbagai kasus, termasuk artis cerai. Cuan lo pasti banyak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jaladri
Chick-LitJaladri. Sang Samudra. Samudra itu luas. Tenang dan menghanyutkan. Mempertemukan dua hal yang bertolak belakang layaknya arus Kuroshio dan Oyashio. Namun samudra juga bisa memisahkan, bahkan bisa saja perpisahan itu tak akan pernah ada lagi yang nam...