Litoral

7.7K 1.1K 59
                                    

"Mbak, Magelang adem ya kalau mendung. Nggak kayak Jakarta, rasanya kek dikekep," celetuk Gaga saat mereka sedang menunggu salah satu sepupunya di kawasan yang berada di sekitar lembah Tidar.

Gigi hanya bergumam. Gadis itu sibuk dengan ipad-nya. Inilah resiko ketika dirinya membawa pekerjaan saat ada acara keluarga di Magelang.

"Lagi ngurus apa sih, Mbak?"

Gaga yang kepo pun melongok melihat pekerjaan yang sedang diurusi oleh Gigi.

"Pramonoadmodjo Foundation? Mbak mau buat apa sama yayasan?"

Tak biasanya Gigi mengurusi yayasan milik keluarga Pramonoadmodjo. Gadis itu sudah berkali-kali ditawari untuk terlibat di sana, namun Gigi memilih jalannya sendiri. Dan sekarang gadis itu tiba-tiba berhubungan dengan yayasan tersebut. Bukankah aneh? Begitu batin Gaga.

"Mbak mau mengajukan program desa binaan nelayan. 'Kan selama ini yayasan hanya bergerak di bidang pendidikan, belum ke kesejahteraan masyarakatnya."

"Bukannya nelayan udah dicover sama kementerian ya, Mbak?"

Gigi menggeleng. "Belum semuanya, Ga. Nggak semudah itu."

Obrolan mereka terhenti saat gerombolan pemuda dengan seragam cokelat yang membawa tas khas pesiar keluar dari gerbang Ksatrian. Mereka berjalan dengan tertib menuju tempat tujuan masing-masing.

"Mbak lo yang keluar, gih. Si Fatih pasti nggak tahu karena kita pake mobil yang lain."

"Lo aja lah! Gue sibuk, Ga," ujar Gigi dengan mata yang fokus ke pekerjaan.

"Ayolah, Mbak. Gue mager."

Gigi langsung menatap Gaga tajam. Gadis itu mendengus dan akhirnya yang turun. Memang Gaga suka sekali membuat dirinya kesal. Daripada ia debat tak berujung, akhirnya Gigi yang mengalah.

Gigi lalu turun dan mencari-cari sosok Fatih yang mendapatkan pesiar kali ini. Walaupun waktunya singkat, namun amat berharga baginya.

Gigi lalu melambaikan tangannya pada Fatih yang melihatnya juga. Fatih langsung mendekat dengan tiga temannya yang lain.

"Mbak Gi!" panggil Fatih.

"Mbak Gi apa kabar?" tanya Fatih pada Gigi yang tersenyum tipis.

"Alhamdulillah baik. Gimana kabarmu?"

"Alhamdulillah baik juga, Mbak."

"Mbak Gigi tambah cantik. Andai Mbak bukan sepupu udah tak gebet."

Gigi seketika mendengus. "Gombal terus!"

Fatih seketika tergelak. Sedangkan tiga teman di belakangnya hanya diam mengamati.

"Oh iya Mbak, ini teman-temanku," ujar Fatih memperkenalkan teman-temannya yang ikut bergabung dengan pesiarnya.

Lalu Gigi menjabat tangan mereka semua. Mereka memperkenalkan diri, begitu pula dengan Gigi.

"Eh Mbak, mobilnya masih muat, kan?"

Gigi langsung mengangguk. "Masih kok. Ayok masuk. Di dalam udah ada Gaga."

"Loh mas Gaga ikut? Aku kira nggak ikut."

Lalu mereka kembali ke mobil yang terparkir tak jauh dari mereka berdiri. Mereka segera masuk ke dalam mobil tersebut.

"Mas Gaga gimana kabarnya?" tanya Fatih ketika sudsh masuk ke dalam mobil. Mereka lalu bersalaman dengan Gaga yang menengok ke belakang tempat Fatih duduk.

"Baik, Tih. Lo baik juga, kan? Kelihatan cerah berseri."

"Ya ampun, Mas. Aku pulang muka masam nanti ditegur sama yang lain."

JaladriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang