Rakyan melirik ke arah Gigi yang tampak tenang. Semenjak ia menjemputnya tadi, Gigi tak terlihat khawatir atau lainnya. Padahal mereka hendak bertemu dengan Wiranegara.
Setelah kepulangan Rakyan dari Jogja hampir dua bulan yang lalu, akhirnya Wiranegara turun tangan. Rakyan sudah sangat enggan merespon perjodohan itu. Oleh karena itu, Wiranegara mengambil langkah tegas kali ini.
"Nggak deg-degan, Gi?"
Gigi menoleh ke arah Rakyan, lalu menggeleng pelan. "Nggak, biasa aja. Kenapa?"
Rakyan hanya tersenyum. "Syukurlah. Aku takut kamu tertekan gara-gara akan bertemu dengan ayah."
"Ky, ayah kamu memang suka masakan western, ya?" tanya Gigi yang malah bertanya hal lain.
"Bisa dibilang iya. Dulu pernah kuliah di Eropa soalnya."
Gigi mengangguk paham. Seminggu yang lalu, Rakyan dihubungi oleh sang ayah dan lelaki itu meminta Rakyan datang bersama dengan Gigi pada acara makan malam. Tentunya proses itu tak mudah. Mulai dari perdebatan di telepon hingga Wiranegara akhirnya pergi ke Jakarta dengan urusan pekerjaan sekaligus membuat pertemuan dengan gadis pilihan sang putra. Tanpa disadari, Wiranegara tampak mengalah kali ini.
"Yakin kamu memilih The Dirk Kitchen?"
Dikarenakan sang ayah meminta pertemuan di restoran yang menyediakan menu western, maka Rakyan meminta bantuan kepada Gigi. Dengan cepat pula Gigi merekomendasikan restoran bundanya sendiri.
Gigi mengangguk. "Aku udah bilang ke tante Rita supaya dilayani dengan pelayanan terbaik."
Rakyan seketika kaget. "Kamu nggak perlu mempersiapkan pelayanan layaknya bintang lima, Gi."
"Lagipula beliau calon ayah mertuaku, kan? Jadi nggak masalah, Ky," sahut Gigi tenang.
"Calon ayah mertua?"
Gigi mengangguk langsung. "Seburuk apa pun ayahmu, dia tetap ayahmu, Ky. Aku yakin, suatu saat nanti, beliau akan sadar dan merestui dengan lapang dada hubungan kita ini."
Rakyan di balik kemudinya perlahan tersenyum. Selama ini, Gigi yang sering mengingatkannya. Gadis itu juga banyak memberikan narasi yang membuat Rakyan tenang.
Tak terasa mereka sampai di The Dirk Kitchen. Mereka sengaja datang lebih awal agar tidak menimbulkan masalah yang bisa saja dicari-cari oleh Wiranegara.
Malam ini, Gigi mengenakan outfit berupa Chiffon Dress warna dongker. Namun begitu, Gigi tetap terlihat sangat cantik.
Gigi disambut dengan begitu sopan oleh pegawai di restorannya begitu ia dan Rakyan sampai. Tak lama kemudian, tante Rita selaku manajer restoran, datang menghampiri mereka.
Kedua perempuan itu saling berbasa basi dengan begitu asik sampai melupakan Rakyan.
"Siapa?" tanya tante Rita yang baru menyadari jika Gigi datang bersama dengan seorang pria.
Gigi seketika terkekeh pelan. Ia lupa memperkenalkan Rakyan pada tante Rita. Gigi lalu menatap Rakyan dan lelaki itu langsung menyapa tante Rita dengan begitu ramah dan sopan.
"Pacarnya Gigi, ya?"
Rakyan hanya tersenyum. "Mohon doanya ya, Tan."
Tante Rita tergelak pelan. "Wah, rencana nikah kapan? Kok udah minta doanya?"
Gigi langsung melotot. "Harusnya nggak bilang gitu dulu, Ky."
"Nggak apa-apa. Namanya juga usaha," sahut Rakyan tenang. Sedangkan tante Rita sudah tertawa kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/264994546-288-k569727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaladri
ChickLitJaladri. Sang Samudra. Samudra itu luas. Tenang dan menghanyutkan. Mempertemukan dua hal yang bertolak belakang layaknya arus Kuroshio dan Oyashio. Namun samudra juga bisa memisahkan, bahkan bisa saja perpisahan itu tak akan pernah ada lagi yang nam...