"Kamu nggak ngerasa mual-mual?"
Rakyan kembali bertanya untuk kesekian kalinya mengenai keadaan sang istri. Sedangkan Gigi kini mulai jengah dengan sikap Rakyan yang berlebihan. Bahkan dirinya dilarang memegang pekerjaan rumah terlebih dahulu.
"Nggak, Mas. Pengen banget ya aku mual-mual? Mual-mual ibu hamil itu nggak enak, loh. Alen yang udah ngerasain sampe nangis-nangis. Aku sih no kalau bisa."
Rakyan hanya tersenyum sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Hari ini mereka akan ke rumah ibu untuk memberitahu berita baik ini.
Grahita dan Gandhi sudah mengetahui tadi pagi setelah Gigi video call. Hal ini karena Gandhi dan Grahita sudah berangkat ke Belanda. Bahkan Grahita ingin cepat-cepat bertemu dengan sang putri karena ia bahagia akan segera menjadi oma cantik. Begitu katanya.
"Tapi kalau kamu pengen sesuatu, bilang aja. Jangan dipendem sendiri."
"Iya Mas Suami. Udah kelima kalinya kamu ngomong gini. Dan kamu tambah cerewet semenjak tahu aku hamil."
Rakyan langsung mengusap kepala sang istri dengan tangan kirinya. "Tapi kamu suka, kan? Kalau aku diem, kamu pasti protes."
"Hmm, iya sih. Nggak jadi ngomong sama tembok yang cuma ham hem ham hem doang."
"Apa karena aku hamil kamu jadi begini? Masa aku harus hamil tiap tahun biar kamu banyak perhatian ke aku, sih?"
"Nggak apa-apa. Nggak masalah kamu hamil tiap tahun," sahut Rakyan dengan entengnya.
Gigi langsung mendesis. "Kamu aja yang hamil. Ini satu aja belum lahir udah minta tiap tahun hamil!" sungut Gigi kesal. Sedangkan Rakyan seketika tertawa renyah.
"Bercanda Sayang. Aku nggak sekejam itu. Terserah kamu mau punya anak berapa, aku terima."
"Misal satu doang?"
"Nggak masalah. Yang hamil 'kan kamu, aku cuma dukung aja. Jadi ibu itu nggak mudah, makanya aku serahin masalah anak ke kamu. Aku udah bersyukur kamu jadi istri mas, apalagi ini kamu hamil, syukurnya tambah-tambah."
Gigi terdiam sejenak. Suaminya sekali berkata memang mampu membuatnya tersipu. Rakyan ini tambah manis semenjak menikah. Tiap hari pasti ada lontaran kata spontan yang membuat Gigi tersipu malu.
"Kalau ngantuk tidur aja nggak apa-apa. Nanti kalau udah sampai aku bangunin," ucap Rakyan kemudian setelah mereka cukup lama terdiam.
Gigi lalu memilih mengambil bantal leher. Saat ini ia tiba-tiba merasa mengantuk.
Tak butuh waktu lama, Gigi langsung tertidur. Rakyan tersenyum tipis melihat sang istri yang begitu pulas dalam tidurnya.
Sekitar 30 menit kemudian, mereka akhirnya sampai. Sempat terkena macet karena akhir pekan, namun berhasil sampai di rumah ibu Erni dengan selamat.
"Gi, Yang, Sayang, bangun. Kita udah sampai."
Rakyan membangunkan Gigi dengan lembut. Tak lama kemudian, Gigi langsung membuka matanya.
"Kayaknya aku baru merem kok udah sampai," sahut Gigi pelan sambil mencoba memfokuskan pandangannya sehabis bangun.
"Udah hampir 30 menit kamu tidur. Ayo kita turun."
Lalu Gigi dan Rakyan segera turun dari mobil. Mereka langsung disambut dengan senyuman lebar bu Erni.
"Eh mantu ibu. Habis bangun ya, Nduk?"
Gigi tersenyum lalu mengangguk. Tampaknya wajah bantalnya begitu terlihat.
Mereka lalu masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaladri
ChickLitJaladri. Sang Samudra. Samudra itu luas. Tenang dan menghanyutkan. Mempertemukan dua hal yang bertolak belakang layaknya arus Kuroshio dan Oyashio. Namun samudra juga bisa memisahkan, bahkan bisa saja perpisahan itu tak akan pernah ada lagi yang nam...