Gigi menatap sebuah web penjualan tiket pertandingan bola voli putri yang diselenggarakan di Istora, Senayan, Jakarta Pusat. Pertandingan akan digelar hari minggu pukul 2 siang. Gigi ingin menonton, tetapi ia tak ada teman.
Entah mengapa ia ingin mempunyai teman menonton pertandingan bola voli ini. Walaupun selama ini ia kerap bepergian sendiri kemana pun itu, namun sekarang mendadak ia ingin ditemani. Ia ingin mempunyai teman mengobrol sepanjang menonton pertandingan.
"Gue telepon Alen aja kali, ya?"
Gigi segera menelepon Alen. Namun panggilannya tak kunjung diangkat. Tiga kali panggilan, Alen mengirimi pesan jika gadis itu sedang rapat mengenai kasus yang lumayan besar.
Alen
'Ada apa, Gi?'Gigi
'Nonton pertandingan bola voli putri di Istora, yuk? Besok minggu jam 2 siang.'Alen
'Waduh gue nggak bisa, Gi. Minggu gue full di rumah calon mertua gue. Ada acara di sana.'Gigi melengkungkan bibirnya ke bawah. Alen tidak bisa. Jadi ia segera berpikir cepat siapa yang akan ia ajak.
Gigi
'Ya udah deh nggak apa-apa. Terima kasih ya, Len.'Alen
'Ck. Apaan sih malah bilang terima kasih. 'Kan gue nggak bisa.'Gigi hanya mengirimkan emoticon tertawa. Lalu ia segera menghubungi Sita. Semoga saja gadis itu bisa.
"Assalamu'alaikum, Hallo, Si. Sorry ganggu waktu istirahat lo."
"Wa'alaikumussalam, Hallo, Gi. Iya nggak apa-apa. Ada apa, ya?" sahut Sita di seberang sana.
"Hari minggu lo free apa nggak?"
"Minggu? Minggu besok?"
"Iya, Si," sahut Gigi langsung.
"Yahh, gue balik kampung ke Cirebon, Gi. Ini aja gue lagi di kereta."
Gigi mendesah pelan. Mengapa tiba-tiba teman dekatnya ini pada sibuk semua?
"Oke yaudah, Si. Hati-hati, ya. Salam buat keluarga di Cirebon."
"Oke, Gi. Sorry banget, ya."
"Iya nggak apa-apa kok."
Setelah itu, Gigi memilih keluar dari kamarnya. Gadis itu mencari sosok Gaga di ruang tengah. Namun ia tak menemukan Gaga di sana. Alhasil ia kembali naik ke lantai dua dan menuju ke kamar Gaga.
"Ga, lo ngapain?" tanya Gigi seraya mengetuk pintu kamar Gaga yang tepat berada di samping kamarnya.
"Masuk aja, Mbak."
Gigi kemudian membuka pintu kamar Gaga. Kamar yang didominasi warna abu-abu itu menjadi kamar favorit Gaga. Kamar pria itu sangat rapi. Beberapa miniatur gedung pencakar langit dan otomotif, tampak tersusun rapi di sebuah rak yang dikhususkan untuk menaruh barang kesayangan Gaga.
Gigi menatap Gaga yang sedang fokus di depan laptop. Gadis itu lalu memilih naik ke atas ranjang sang adik dan duduk di atasnya.
"Lagi ngapain?"
"Lagi ngerjain proyek," sahut Gaga singkat yang artinya laki-laki itu tengah sibuk dan serius.
"Ga, nonton pertandingan bola voli putri di Istora, yuk?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jaladri
ChickLitJaladri. Sang Samudra. Samudra itu luas. Tenang dan menghanyutkan. Mempertemukan dua hal yang bertolak belakang layaknya arus Kuroshio dan Oyashio. Namun samudra juga bisa memisahkan, bahkan bisa saja perpisahan itu tak akan pernah ada lagi yang nam...