Hari ini adalah hari yang berat untuk Gigi maupun teman-temannya yang berada di divisinya. Sedari tadi, Sita menatap sedih Gigi yang sedang membereskan meja kerjanya.
"Kenapa nggak tambah kontrak aja sih, Gi? Atau nggak lu ikut tes CPNS gih biar stay di sini terus."
Gigi hanya tersenyum menanggapi rayuan Sita. "Nanti malam kita makan-makan ya di rumah gue. Kalian semua harus ikut," ujarnya pada semua orang yang ada di divisinya itu.
"Gi, gue bener-bener nggak rela lo keluar, deh. Tapi gue juga nggak bisa maksa lo."
Gigi lantas mendekat ke arah Sita. "Kapan pun lo butuh gue, gue siap kok. Termasuk perkara kerjaan yang lo biasa aduin ke gue."
"Ah lo mah. Nggak enak gue mengusik lo sementara lo udah nggak kerja di sini."
"Udah, kalau kangen lo bisa ke rumah atau kalian bisa ketemuan." Yudha tiba-tiba langsung nimbrung.
"Yud lo mah nggak ngerti perasaan gue."
Gigi lantas memilih memeluk Sita. "Bakal kangen bacotan atau nggak keluhan lo, Si. Baek-baek ya di sini. Semangat membangun Dinasti PNS bersama Yudha."
Sita yang awalnya terharu dan hendak menangis, seketika melebarkan matanya ketika Gigi mengucapkan kalimat terakhir itu. Gigi memang kerap meledeknya dengan kalimat khasnya itu.
Pelukan mereka lantas terlepas. Gigi kembali tersenyum menatap Sita yang tak rela itu. Lalu Gigi memilih pamit ke orang-orang di divisinya satu persatu. Ia juga mengingatkan mereka semua untuk hadir di acara makan malam nanti. Hitung-hitung sebagai acara perpisahan dari dirinya.
"Gi, semoga sukses selalu, ya. Terima kasih udah jadi bagian dari kita. Terima kasih juga buat bantuan-bantuannya selama ini. Kami berharap sih sama kayak Sita, kamu tetep stay. Tapi kami paham dan menghargai keputusanmu itu. Oh iya, jangan lupa undang kami ke nikahanmu loh, ya."
Gigi lantas tertawa kecil ketika mendengar kata-kata dari kepala divisinya itu.
"Kayaknya Yudha sama Sita dulu yang nikah deh, Pak," sahut Gigi kemudian.
"Oh iya, Yudha sama Sita 'kan tinggal sekitar 5 bulan lagi."
"Tapi Gigi lebih dulu tunangannya."
"Eh jangan gitu, kasihan Gigi nanti sedih inget tunangannya," sahut Fara, si anggota divisi paling melow. Bagaimana tidak, gadis itu akan langsung sedih ketika mendengar cerita yang mengharukan.
"Lo belum tahu sih Mbak Far kalau Mbak Gigi ditinggal setahun mah tetep kuat tuh Mbak Gigi," sahut Caca, si anggota paling junior yang suka sekali berbicara.
"Ck kalian. Besok-besok lo mau gue cariin jodoh tentara gimana, Ca?"
Caca langsung tersenyum. "Hehe, nggak deh Mbak. Takut ditinggal tugas kayak Mbak Gigi. LDR Jakarta Bekasi aja ribet padahal weekend sering ketemu. Nggak deh terima kasih. Eh tapi kalau tentaranya mirip Hyun Bin atau Song Jong Ki Caca pertimbangin deh."
"Heleh, dasar mabok drama lo, Ca," cibir Sita langsung dan membuat gadis muda itu menyengir.
"Oke, nanti malam, ya. Gue tunggu di rumah."
"Siap, Gi. Makasih banyak loh. Harusnya kita-kita yang ngasih kamu kenang-kenangan, tapi lo yang malah repot-repot buat acara."
"Gigi mau buat acara 7 hari 7 malam pun bisa, Bang. Sekalian gue request nanti ada guest star-nya ya, Gi," sahut Fara langsung. Gigi hanya tertawa menanggapi lelucon dari Fara itu.
Selanjutnya, Gigi kembali melanjutkan beres-beres barangnya yang sempat tertunda itu. Ia dibantu dengan karyawan di sana. Ia beruntung mendapatkan rekan yang baik dan tidak saling menjatuhkan seperti kebanyakan orang yang keluhkan. Bahkan mungkin divisinya ini adalah divisi paling kompak dan asik sehingga sudah seperti keluarga sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jaladri
ChickLitJaladri. Sang Samudra. Samudra itu luas. Tenang dan menghanyutkan. Mempertemukan dua hal yang bertolak belakang layaknya arus Kuroshio dan Oyashio. Namun samudra juga bisa memisahkan, bahkan bisa saja perpisahan itu tak akan pernah ada lagi yang nam...