Upwelling

7.3K 1.1K 50
                                    

Hari libur dan tak ada kegiatan, memang paling pas untuk me time di rumah. Begitu pun dengan beberapa kegiatan yang sudah terencana baik di otak Gigi untuk ia eksekusi hari ini. Setelah shalat subuh dan membereskan kamar yang sedikit berantakan, Gigi bersiap untuk jogging sebentar, lalu istirahat sejenak, dan dilanjut berenang di kolam renang. Sebuah kegiatan produktif di awal pagi. Begitu rencananya.

Saat dirinya turun dan menuju dapur, Gigi tak melihat satu orang pun di sana. Biasanya bunda atau pun mbaknya sudah sibuk menyiapkan sarapan. Terkadang walaupun bundanya tak masak, Grahita tetap berada di dapur atau pun di samping dapur yang kebetulan langsung berhadapan dengan kolam renang. Namun pagi ini, mereka tidak ada di dapur atau pun di samping kolam renang. Dapur benar-benar sepi.

Daripada pusing memikirkan hal tersebut, Gigi memilih mengambil air putih dan langsung meminumnya. Setelah itu, ia bersiap jogging santai di kawasan perumahannya.

Namun saat hendak keluar rumah, tiba-tiba Gaga menghadang dirinya dengan cepat.

"Ikut gue bentar yuk, benerin kalkulasi gue yang salah," ucap Gaga tanpa basa-basi.

"Emang apaan yang salah?"

"Udah ikut aja. Urgent, kalau nggak perusahaan rugi 500 milyar."

Gigi seketika meringis pelan. Gadis itu segera mengikuti Gaga. Entahlah, sedikit aneh rasanya. Namun Gigi tetap mengikuti langkah sang adik.

Bukannya ke kamar laki-laki itu, justru Gaga mengajaknya ke belakang rumah di mana terdapat kebun kecil yang banyak ditanami bunga.
Belum sempat memprotes, Gigi sudah kaget dengan kejutan yang ada di depannya. Sang bunda tengah memegang kue ulang tahun dan di sampingnya sang ayah bersorak memberikan ucapan selamat ulang tahun. Di sana ada pula mbak Ut yang tersenyum lebar ke arahnya.

"Selamat ulang tahun Mbak Gigi. Sehat selalu dan diberkahi keselamatan. Sukses selalu juga. Bunda nggak bisa sebutin satu-satu doa bunda," ucap Grahita dengan senyum yang mengembang.

"Selamat ulang tahun Sayangnya ayah. Semoga diberi kesehatan dan kesuksesan selalu. Tambah dewasa, tambah pinter, dan tambah bijaksana," ujar Gandhi kemudian.

Gaga lalu mengusap kepala Gigi. "Selamat ulang tahun, Mbak Gi. Doa-doanya udah terwakilkan dari ayah dan bunda," ucap Gaga dengan cengiran miliknya.

"Selamat ulang tahun Mbak Gigi. Sehat selalu dan sukses pokoknya," ujar mbak Ut kemudian.

"Terima kasih semuanya. Jujur Gigi nggak nyangka kalian bakal kasih surprise kayak gini."

Gigi menatap mereka semua dengan terharu. Melihat hal ini, Grahita langsung menyerahkan kue ulang tahun untuk dipegang Gaga. Setelah itu, Grahita langsung memeluk sang putri.

Di dalam pelukan sang bunda, Gigi menangis bahagia. Sungguh ia tak berharap ada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun atau pun memberinya kejutan, termasuk dari keluarganya sendiri. Karena bagi Gigi, tanpa ulang tahun pun, ia sadar bahwa waktu terus berjalan. Ia selalu bersyukur karena telah diberi umur yang lebih dan diberikan kesehatan oleh Sang Maha Pencipta. Dan kejutan ini sangat di luar espektasinya.

"Sayangnya bunda udah besar. Sebentar lagi mau menikah, ah cepat sekali waktu berlalu. Padahal dulu bunda baru ngajarin kamu jalan. Doa-doa baik bunda selalu terucap untuk Mbak Gigi. Bunda sayang kamu, Mbak. Bahagia selalu," gumam perempuan itu di dalam pelukan sang putri.

Mendengar hal itu, justru membuat Gigi tambah menangis terharu. Air matanya tak terasa terus menetes. Semua rasa beradu menjadi satu antara bahagia, terharu, dan sedih.

Merasa cukup untuk saling memeluk serta menumpahkan rasa haru, mereka akhirnya melepaskannya. Grahita lalu mencium kedua pipi putrinya itu.

Lantas Gigi kini beralih ke sang ayah. Gandhi langsung memeluk putrinya itu dengan sayang.

JaladriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang