Spilling

8.2K 1.1K 52
                                    

Setelah berganti pakaian, mandi, dan shalat, kini Gigi tengah duduk di sofa kamar dengan memejamkan matanya. Rasanya kakinya begitu pegal setelah aktivitas padat hari ini. 

Sembari menunggu rambutnya kering, Gigi memilih menselonjoran kakinya. Ia sebegitu malasnya mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer sehingga memilih langsung menselojorkan kakinya di atas sofa kamar.

Gigi masih memejamkan matanya ketika suara pintu kamar mandi dibuka. Ia merasa sangat lelah dan ingin hibernasi hingga besok, namun ia ingat jika besok masih ada resepsi. 

"Kalau ngantuk tidur aja nggak apa-apa," ucap Rakyan pada Gigi. 

Gigi lantas membuka matanya. 

"Rambut belum kering. Nggak enak tidur dengan rambut basah. Lagian aku belum makan malam."

"Mau makan sekarang?" tawar Rakyan langsung. 

"Nanti aku minta suruh bawain ke sini aja biar nggak keluar-keluar," sambung laki-laki itu.

Gigi memilih membetulkan cara duduknya. Ia menegapkan badannya. 

"Nanti aja."

Rakyan tak menjawab dan memilih berjalan menuju sofa. Ia langsung duduk di samping Gigi. Laki-laki itu lalu menatap Gigi yang berbeda dari biasanya. 

"Nggak pernah lihat kamu kayak gini, rasanya beda," celetuk pria itu. 

"Bedanya gimana? Paling antara nggak pakai hijab sama pakai hijab. Apa aku kelihatan aneh pake baju tidur?"

Rakyan menatap sang istri dengan seksama. Cukup lama Gigi menunggu sang suami menjawab, sampai aslinya bertaut karena Rakyan yang menatapnya dengan begitu intens. 

"Kenapa?" tanya Gigi kemudian. 

"Kamu tetap cantik pakai baju apapun itu," puji Rakyan langsung. 

"Oh iya? Kamu belum lihat aku pakai daster, sih, makanya sok-sokan muji," cibir Gigi segera. 

Rakyan justru tertawa. "Nggak jauh beda sama sekarang pasti."

"Ck. Udah jangan gombal mulu deh," sahut Gigi langsung. 

"Nggak gombal, tapi kenyataan. Gengsinya itu loh diturunin biar nggak ketinggian."

Gigi justru memilih bangkit dari duduknya. Ia memilih melepas handuk yang ada di rambutnya karena merasa sudah kering. Setelah itu, ia langsung menyisir rambutnya. Semua kegiatan yang dilakukan oleh Gigi, tak lepas dari pandangan mata Rakyan. 

Setelah menyisir rambutnya, Gigi memilih kembali duduk di sofa. Ia menoleh ke arah sang suami. 

"Kenapa?"

Rakyan tak menjawab, laki-laki itu justru langsung merebahkan kepalanya di atas paha Gigi. Gigi seketika kaget. Beruntung Rakyan tak terjungkal ke bawah. 

"Ngapain ih kayak gini. Berat banget kepalamu, Ky."

"Mas," sahut Rakyan yang tak memperdulikan protesan Gigi. Sedangkan Gigi langsung terdiam. 

"Wajib, ya?"

Rakyan hanya bergumam dengan kepala masih berada di atas paha sang istri. 

"Kayak gimana gitu, tapi aku usahain, deh."

Mata Gigi lalu menunduk menatap sang suami yang sama menatapnya. 

"Kalau mau tidur di kasur aja, ini berat banget."

Rakyan justru tersenyum. "Mumpung udah sah. Apa kamu nggak mau romantis-romantisan sama suami? Lagipula ini 'kan first night."

Gigi langsung meringis ketika disinggung mengenai romantis dan malam pertama.

JaladriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang