Surging

7.9K 1.1K 69
                                    

"Mas, nanti aku pulang sekitar jam 2 siang. Kalau mau makan siang, delivery aja atau nggak kamu bisa masak sendiri. Di dapur ada catatan kecil tentang resep simple yang aku taruh di dekat kulkas."

Rakyan hanya bergumam pelan. Sedangkan Gigi kini tengah sibuk merapikan bajunya. Hari ini ia ada kegiatan di Jalasenastri. 

"Kamu nggak ke mana-mana 'kan hari ini?" Kembali Gigi bertanya. Pasalnya Rakyan beberapa kali pergi ketika weekend tiba bersama dengan teman-temannya walau hanya sekedar main tenis ataupun olah raga lainnya. 

"Nggak ada."

"Beneran? Nggak masalah kalau mau keluar asalkan nanti menjelang sore udah pulang. Jangan lupa nanti malam kita ke rumah ibu."

"Iya. Nggak ada apa-apa. Aku di rumah."

Gigi lalu berbalik dan menatap sang suami yang duduk di atas ranjang. 

"Kalau gitu bisa dong bantu aku."

"Bantu apa?"

Gigi langsung tersenyum penuh arti. 

"Galon kita abis. Pak Amir yang biasa nganter galon lagi tamasya ke Bogor jadi nggak bisa nganter. Aku masih ada laundry-an di tempat biasa. Hari ini udah bisa diambil kalau kamu mau ambil. Terus di belakang ada cucian yang masih dikeringkan. Nanti angkatin juga terus taruh keranjang baju bersih. Di belakang rumah agak kotor gara-gara aku belum selesai nanem mawar sama melati. Terus di belakang ada satu kantong besar sampah. Tolong angkatin ke depan biar diambil kebersihan. Terus aku pulang jam 2, kayaknya nggak sempet nyapu. Kalau kamu mau nyapu sama ngepel nggak apa-apa. Terus kalau kamu mau masak, jangan lupa alat-alatnya dicuci yang bersih terus ditaruh di tempatnya. Oh iya, jendela rumah dibuka biar udaranya masuk. Satu lagi, ikan cupangnya jangan lupa dikasih makan. Cukup beberapa butir aja tiap botolnya. Kalau bisa sekalian airnya diganti sama yang baru."

Rakyan seketika terdiam dengan wajah cengo. Mengapa istrinya itu sangat detail untuk urusan rumah? Namun yang pasti, Gigi adalah orang yang disiplin. Dibalik sibuknya dia bekerja di rumah, tetapi semua pekerjaan di rumah Gigi selesaikan bersama dengan bu Tun, asisten rumah tangga yang datang setiap hari senin sampai jumat saja. 

"Gimana? Kamu keberatan?"

Rakyan terdiam sejenak. Lalu berdiri dan menghampiri sang istri dengan senyum yang terlihat aneh. 

"Nggak kok. Dijamin ketika Nyonya pulang, rumah bersih seperti baru."

Gigi langsung tersenyum lebar. "Pinternya Mas Bojoku. Terima kasih ya, Sayang."

"Kalau ada maunya dipanggil sayang-sayang," gumam Rakyan amat pelan dengan senyum paksa yang ia berikan pada sang istri. Niat hati hendak tidur di hari sabtu ini, eh malah mendapatkan tugas mulia yang amat banyak. 

Sejujurnya Rakyan juga membantu pekerjaan rumah. Tapi mendengar semua permintaan Gigi, Rakyan sedikit berpikir. Pekerjaan sang istri begitu banyak sehingga ia harus lebih sadar untuk sedia setiap saat dalam membantu sang istri. 

"Kalau gitu aku pamit ya, Mas."

Gigi langsung mencium punggung tangan kanan Rakyan. Lalu mengambil tas dan segera pergi karena sudah ditunggu oleh ibu-ibu lainnya. 

Sementara itu, Rakyan langsung keluar kamar. Keadaan rumah mereka masih rapi karena memang Gigi yang begitu menyukai kerapian. Lalu ia bergerak membuka jendela rumah dan langsung ke belakang. Pertama-tama ia membersihkan halaman belakang, lalu mengangkat sampah ke depan. Setelah itu, ia menyapu dan mengepel lantai. Setelah selesai, Rakyan mengambil pakaian yang berada di mesin cuci. Lalu dilanjutkan memberi makan untuk anak mereka alias ikan cupang. Sehabis menikah pun, Gigi membawa ikan kesayangannya itu ke tempat tinggal sekarang. 

JaladriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang