Hal yang Gigi rindukan selama berkuliah adalah berbicara di depan banyak orang dengan narasi yang telah ia buat. Berdiri di depan sembari melakukan presentasi adalah hal yang Gigi sukai. Dulu sewaktu kuliah, ia sering mengikuti berbagai seminar dan diskusi terbuka dengan melibatkan mahasiswa, instansi, dan lain-lain.
Berbicara di depan banyak orang itu tak mudah. Sekali pun orang yang sangat mengusai panggung. Sebelum dititik bisa percaya diri dan terbiasa berbicara di depan kelas atau pun banyak orang, awalnya juga tak percaya diri, takut, dan tentunya banyak hambatan lainnya. Namun karena dilatih dan ada kemauan kuat, jadilah semakin hari, skill berbicara di depan banyak orang itu bertambah.
Selain berbicara di depan banyak orang dengan keilmuan yang dimilikinya, Gigi juga suka bertemu dengan orang baru yang bisa memberikan dirinya pengetahuan baru. Berdiskusi dengan para intelektual dan akademisi adalah hal yang menyenangkan. Apalagi jika ia bertemu dengan sosok yang satu frekuensi dengan dirinya, bisa-bisa waktu sehari tak akan cukup untuk membicarakan satu topik.
"Mbak Gigi nggak tertarik menjadi dosen? Penjelasan Mbak Gigi juga enak. Apa mau mengambil PhD dulu, nih?" celetuk salah satu di antara mereka.
Sementara itu, Gigi hanya bisa tersenyum. "Bisa saya pikir-pikir dulu, Prof."
"Kalau bisa langsung aja, Mbak. Kalau iya, silahkan apply. Jurusan kami masih membutuhkan tenaga ahli di bidang pengelolaan ruang laut," sahut salah satu dari mereka seraya terkekeh pelan.
Gigi kembali terkekeh pelan. Disaat mencari pekerjaan sekarang itu susah, ia malah mendapatkan lowongan kerja langsung dari pimpinan mereka dengan jalur bebas hambatan. Bahkan mereka terkesan amat membujuk Gigi yang sudah nyaman di zonanya. Rasanya seperti antara bersyukur dan sedikit miris dengan sistem yang ada.
Lantas mereka kembali membahas hal lain. Seminar memang sudah selesai, namun Gigi masih stay sebentar di sini karena salah satu di antara mereka adalah teman Gigi sewaktu kuliah sehingga mereka berbincang bersama dengan para akademisi. Mereka lebih banyak membahas isu yang tengah hangat dibicarakan. Sesekali mereka juga membahas kebijakan yang menjadi masukan Gigi untuk ia tampung dan bisa ia sampaikan ke pimpinannya. Ruang diskusi semacam inilah yang baginya itu penting. Baginya, mahasiswa sekarang perlu disediakan ruang diskusi selebar-lebarnya. Selain mengasah pengetahuan, mereka juga diasah public speaking dalam menyampaikan pendapat. Selain itu, diskusi terbuka juga menambah pengetahuan, relasi, dan menghasilkan bibit kritis serta berintelektual.
Bukannya membandingkan, namun pengajaran antara di Indonesia dengan tempat Gigi sewaktu kuliah dulu itu cukup berbeda. Dulu Gigi lebih banyak terjun langsung dengan membentuk kelompok diskusi. Pengajaran teori di dalam kelas juga lebih banyak ke arah seminar dan presentasi. Selain itu, mereka lebih banyak diterjunkan langsung ke tempat yang terkait.
Bahkan ketika awal masuk kuliah, Gigi tak pernah merasakan orientasi yang mengharuskan mencari barang-barang yang tak ada kaitannya dengan jurusan yang ia ambil. Justru Gigi malah sibuk membuat ulasan mengenai kemaritiman yang ada di Indonesia dan melakukan presentasi di depan para mahasiswa dari berbagai negara. Orientasi semacam itulah yang lebih penting dan akan menciptakan ruang diskusi yang lebar.
Selanjutnya, Gigi baru pulang dari acaranya sekitar pukul 15.00 WIB. Gadis itu langsung saja pulang ke Magelang, tempat di mana aunty Ghania tinggal. Gadis itu memilih menginap di Magelang ketimbang stay di Yogyakarta. Selain karena dekat, Gigi juga sudah lama tak bertemu dengan para sepupunya.
Saat masuk ke dalam rumah aunty Ghania, Gigi disambut oleh keponakan kecilnya, Qais, atau anak dari Biya. Bocah itu tampak aktif berlarian.
"Mbak Gigi," sapa Biya. Walaupun secara umur lebih tua Biya, namun Biya memanggil Gigi dengan sebutan mbak karena hubungan saudara yang mana Gandhi adalah pakdhenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaladri
ChickLitJaladri. Sang Samudra. Samudra itu luas. Tenang dan menghanyutkan. Mempertemukan dua hal yang bertolak belakang layaknya arus Kuroshio dan Oyashio. Namun samudra juga bisa memisahkan, bahkan bisa saja perpisahan itu tak akan pernah ada lagi yang nam...