Tidal Waves

7.3K 1.1K 81
                                    

Gigi
'Kamu di mana, Ky?'

Gigi kembali mengedarkan pandangannya di sekitar stasiun Tugu, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dirinya baru turun dari kereta sekitar lima menit yang lalu. Kini Gigi harus mencari Rakyan di antara puluhan manusia bahkan ratusan manusia yang memadati stasiun. Pesannya pun kini tak kunjung dibaca oleh Rakyan.

Saat Gigi hendak berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba gawai Gigi berdering dan langsung saja gadis itu mengangkatnya.

"Coba kamu lihat ke arah jam 11."

Langsung saja Gigi mengedarkan pandangannya ke arah jam 11 yang diminta oleh Rakyan. Di sana tampak lelaki itu tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Gigi. Gigi pun langsung menutup panggilan dan menghampiri Rakyan.

"Kok lama?" tanya Gigi kemudian.

Rakyan justru tersenyum. "Udah dari tadi kok. Sengaja aku diam karena pengen lihat kamu yang kebingungan di sana. Kamu masih cantik walaupun lagi bingung."

Gigi menyipit. "Jangan coba merayuku, ya!"

"Kenapa?"

"Nggak kenapa-napa. Ayok kita balik," jawab gadis itu cepat dengan berjalan lebih dulu sembari menyeret koper mininya.

Rakyan hanya menggelengkan kepalanya pelan. Setelah itu, ia memilih mengejar Gigi yang sudah agak jauh darinya.

"Kamu mau kemana?" tanya Rakyan pada Gigi yang justru berjalan terus. Gigi yang mendengar itu langsung berhenti dan berbalik.

"Ke parkiran, kan?"

Rakyan langsung saja tersenyum. "Saya bawa motor, Nyonya."

"Hah? Beneran?"

"Kenapa? Nggak mau naik motor?"

"Nggak. Nggak biasanya aja."

"Ya udah ayo. Di mana kamu parkirin motornya?" lanjut Gigi.

Sementara itu, Rakyan justru bergeming. Laki-laki itu menatap Gigi sejenak.

"Kenapa?" tanya Gigi yang malah merasa aneh dengan tatapan Rakyan. Laki-laki itu seperti menelisiknya dan memastikan sesuatu darinya.

"Kamu beneran nggak marah 'kan aku pakai motor?"

"Marah? Kenapa? Nggak ada alasannya aku marah. Apa aku naik ojek online aja?"

"Biasanya aku bawa mobil dan sekarang bawa motor. Mungkin aja kamu merasa badmood."

Gigi langsung saja mengembuskan napasnya panjang. "Kenapa aku harus badmood? Aku juga kayak lainnya. Selain naik mobil, aku juga naik motor, pernah naik becak, pernah naik truk, pernah naik pickup bak terbuka, dan pernah naik traktor pengangkut rumput."

"Ya udah ayok," sahut Rakyan langsung dan justru meninggalkan Gigi sendirian.

"Eh satu laki itu kenapa? Kesambet? Salah makan menyan kayaknya," gumam Gigi sembari menatap punggung Rakyan yang terus berjalan meninggalkan dirinya.

"Baiklah, karena punya laki yang kadang-kadang, mari kita seret kopernya sampai di rumah. Semangat Gigi! Mungkin benar, dia lagi kesambet," ujarnya sembari berjalan menyusul Rakyan. Gadis itu berjalan cepat untuk bisa menyamai langkah Rakyan yang mirip langkah seribu bayangan.

"Ky, kamu potong rambut?" tanya Gigi kemudian saat ia berhasil menyamakan langkah pria itu. Gadis itu melihat jika rambut Rakyan lebih rapi dan lebih tipis di sekitar atas telinga.

JaladriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang