Collapsing

8.5K 1.1K 63
                                    

Rakyan kembali melirik Gravrill yang tampak antusias. Pagi menjelang siang ini, Rakyan membawa pemuda itu ke tempat di mana KRI Bima Suci bersandar. Padahal nanti sore Rakyan dan Gigi sudah harus perjalanan menuju Yogyakarta karena besok lusa adalah acara ngunduh mantu mereka. 

Mereka hanya berdua. Gigi sudah diajak, tetapi memilih beristirahat karena kurang enak badan. Alhasil hanya Rakyan dan Gravrill saja. 

Beruntung Gravrill bisa berbahasa Indonesia dengan sedikit dicampur bahasa Inggris. Mungkin jika full Rusia, ia harus membawa Gigi kemana pun untuk bisa berkomunikasi dengan sepupunya itu. 

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Segera mereka turun. Sepanjang mereka berjalan, Rakyan banyak disapa dan beberapa mengucapkan selamat untuknya. 

Rakyan lalu mengajak Gravrill untuk melihat kapal. Rancangan teknis kapal layar tiang tinggi ini memiliki ukuran panjang 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas. Kapal kelas Bark tiga tiang itu memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3,352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Keistimewaan KRI Bima Suci terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih, instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar hingga alat komunikasi dan data digitalnya.

Pemuda itu tampak antusias ketika menjelajahi kapal tersebut. Sering kali bertanya dan bertanya perihal kapal pengganti Dewa Ruci itu. 

"Puas nggak?" tanya Rakyan kemudian. 

Pemuda itu mengangguk. "Puas. Thanks my Bro. Aku sangat berharap suatu saat nanti bisa bertemu Bima Suci di Rusia dan aku sudah menjadi taruna di sana."

Rakyan terkekeh pelan. "Aamiin. Tampaknya kamu sangat serius dengan cita-citamu itu."

"Setelah pulang dari Indonesia, aku langsung mengurus administrasi untuk masuk angkatan laut. Do'akan semoga lulus."

Rakyan langsung menepuk bahu sang sepupu. "Pasti. Tekadmu sangat kuat dan keyakinan sebagai prajurit sudah terpupuk. Tinggal kerja keras dan doa."

"I'll do my best," jawab Gravrill dengan yakin.

*****

Setelah acara ngunduh mantu dan acara lain di Yogyakarta, kini Rakyan dan Gigi sudah terbang ke wilayah Sumba untuk menikmati bulan madu. 

Dua anak manusia itu telah sampai di Sumba. Mereka akan berlibur selama dua hari karena keterbatasan cuti Rakyan. Namun Gigi tetap bersyukur, setidaknya mereka bisa melakukan agenda yang disebut sebagai honeymoon itu.

Pantai Ratenggaro adalah destinasi yang sudah Gigi idam-idamkan sejak lama. Sembari berwisata di pinggir laut, mereka juga akan berbaur dengan masyarakat adat sekitar. Selain itu, mereka akan menjelajahi berbagai wisata lain di sana yang masih satu pulau yaitu pulau Sumba. 

"Mas, akhir tahun nanti kita bisa liburan nggak?" tanya Gigi di sela-sela mereka menuju penginapan. 

"Semoga aja bisa. Aku nggak bisa mastiin. Kenapa memangnya?"

"Pengen ke Belanda."

Rakyan seketika tersenyum. "Iya nanti kalau bisa kita ke sana."

"Pengen winter di sana seminggu, ke Groningen sama The Hague."

"Iya. Semoga bisa. Nanti ke sana," jawab pria itu lagi.  

Gigi langsung tersenyum lebar. "Oke."

"Kenapa ke Belanda?"

"Kayaknya aunty Hazal sama keluarga Rusia mau liburan di sana. Sekalian bunda pun sinyal-sinyalnya bakal ke Belanda sama ayah. Makanya aku tanya dulu kamu ada cuti nggak."

JaladriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang