>>>
Layaknya damai setelah badai,
kamu juga akan mendapat kebahagian setelah penderitaan.>>>
"Lo nelpon siapa?"
"Iren."
"Iren udah pulang?" tanya Yena.
"Udah, dari satu minggu yang lalu. Dia gak ngasih kabar sama lo?"
Yena menggelengkan kepalanya pelan. Sudah lama sekali dia tidak berkomunikasi dengan Iren.
"Gue pikir dia menghindar dari kita." ucap Rendy berasumsi.
"Iren gak mungkin kaya gitu." bela Yena.
"Hm, gue tahu. Gue cuma khawatir pikiran gue benar."
Yena hanya terus memandangi Rendy, cowok itu terlihat sangat gelisah. Jika Rendy sekhawatir itu dengan Iren, apa mungkin dia memang pernah menyukainya?
Yena tidak pernah bertanya langsung mengenai hal itu, sekarang dia benar-benar penasaran. Namun, sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk menanyakannya.
"Kemarin lo gak bisa dihubungi. Kenapa?" tanya Yena.
"Gak papa."
"Ponsel lo disita lagi sama bokap?"
"Bukan urusan lo."
Cowok itu sangat fokus dengan ponselnya, menekan tombol panggilan berulang-ulang. Walaupun dia tau itu percuma, dia tetap melakukannya.
"Lo khawatir Iren liat video itu?"
Rendy berbalik menatap Yena, "Lo tau siapa yang nyebarin?" tanyanya.
Yena mengangguk.
"Itu alasannya lo tadi marah sama dia?"
Yena mengangguk lagi.
Semua orang memang sudah tau jika Devka yang menyebarkannya. Setelah video itu tersebar, beberapa orang disekolah jadi mempunyai keberanian untuk mengungkap hal yang mereka tahu. Karena orang yang dibuli geng RYM bukan hanya satu atau dua, mereka sekarang bersatu mengumpulkan bukti perbuatan buruk Yurina dan teman-temannya.
"Gue tau lo kesal, tapi marah sama dia itu bukan pilihan yang tepat."
Yena mengerutkan keningnya, "Lo ngebela dia?"
"Gue cuma bilang lo harus hati-hati sama dia."
Saat Yena mencoba berbicara lagi deringan ponsel berbunyi dari dalam tasnya. Dia langsung menjawab panggilan itu, Rendy hanya terus memperhatikan Yena dari tempatnya.
"Ada apa?" ucap Yena to the point setelah menempelkan ponselnya ke telinga.
"Lo dimana?" tanya seseorang dari seberang telepon.
"Kenapa?"
"Malam ini gue ada acara, jadi gak bisa nemenin lo. Gak papa kan?"
"Iya, gak papa. Santai aja."
"Oke, makasih atas pengertiannya, hehe." ucap orang itu sebelum mengakhiri panggilan.