[VI] Masa Lalu

114 2 0
                                    

>>>

Bukan sahabat namanya, jika tidak menyukai cowok yang sama.

>>>

#Flashback on

"SMP Jingga"

Jumat, 10.30 AM
di Kelas Sindy (8-B)

Pesan Chat ^

Sindy Arindy
Yena, nanti istirahat ke dua gue ke kelas lo lagi ya? seperti biasa.

Yenara
Oke Sin, pulang bareng juga kan?

Sindy Arindy
Iya.

Read

___

Sindy memasukan ponselnya dan memandang ke depan, melanjutkan kegiatannya menyalin tulisan dipapan tulis. Untung saja Pak Sandi -guru bahasa inggrisnya- itu tidak melihat Sindy memainkan ponselnya saat jam pelajaran berlangsung, jika sampai ketahuan, Sindy pasti akan di omeli Pak Sandi dengan bahasa inggrisnya yang fasih.

Triiinggg...
Bel istirahat kedua pun berbunyi.

Sindy langsung merapikan buku-bukunya, dan bergegas keluar kelas sambil membawa bekal makan siangnya yang sudah setengah untuk dimakan di kelas Yena. Tetapi saat Sindy berdiri dari kursinya, Pak Sandi memanggil Sindy keruang guru.

Cukup lama Sindy di dalam kantor, Sindy menghabiskan 20 menit dengan mengobrol tentang lomba puisi Bahasa Inggris yang akan diikutinya. Tinggal 10 menit lagi bel masuk berbunyi, dia segera menuju ke kelas 9-A.
Kelas Yena -sahabatnya- dan Dio.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan yaitu ingin melihat cinta pertamanya yang masih dalam harapan, Dio.

Saat beberapa langkah lagi sampai ke kelas Yena, Sindy mendengar kegaduhan di dalam kelas itu.

"Gue suka sama lo Yenara."
ucap seorang pria tinggi didepan kelasnya.

Setelah cukup jelas melihat siapa yang berbicara, Sindy menghentikan langkahnya. Dio, cinta pertamanya itu menyatakan perasaan pada sahabatnya sendiri.

Apa Sindy tidak salah lihat? Apa benar yang di dengarnya tadi itu nama Yena?
Sindy menyangkal semua yang terjadi saat ini.
Matanya mulai berkaca-kaca. Hilang sudah harapannya.

"Lo lagi ngapain sih? Bikin malu tau gak?" bentak Yena yang masih duduk di tempatnya.

Suasana kelas menjadi ramai.
Ada yang tertarik dan ada juga yang acuh dengan keadaan di depannya.

"Ini udah ke 5 kalinya lo nolak gue. Lo kapan mau nerima gue? Gue udah relain rasa malu gue buat berdiri di depan kelas kaya gini."

"Lo mau rusak persahabatan gue sama Sindy. Gue gak suka sama lo."

Sindy yang melihat kejadian itu dari balik jendela mulai tidak tahan. Yena tidak mungkin menerimanya kan? Tapi kenapa Sindy merasa sakit melihat kenyataan pahit ini.

Sindy lebih memilih ke kelasnya lagi dengan perasaan campur aduk. Dia menunggu bel pulang berteriak nyaring, Sindy ingin menenggelamkan wajahnya di tempat tidur. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan bila menangis di kelasnya.

"Lo bohong. Gue tau lo juga suka sama gue." ucap seseorang bernama Dio itu.

Seseorang mendekatkan dirinya dan duduk disamping Yena.
"Yen, terima aja. Kasian tau, lo udah nolak dia 5 kali dalam satu bulan ini. Sahabat lo pasti ngerti kok." bisik seorang cewek berambut panjang itu kepada Yena.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang