[XLIV] Bermain Peran

37 2 0
                                    

>>>

Kamu akan menunjukkan sikap asli dirimu sendiri hanya pada satu orang yang kamu percayai.

>>>

Lima jam yang lalu ...

Devka akan mengakhiri hubungannya dengan Ayla, dia sudah memikirkannya sejak kemarin. Berhubung Ayla satu sekolah dengannya, dia khawatir Sindy akan tahu suatu saat nanti . Tidak masalah jika itu wanita dari sekolah lain. Tapi ini Ayla.

Awalnya Devka tidak pernah menerima seseorang yang satu sekolah dengannya, karena itu merepotkan. Itulah kenapa Devka meminjam ponsel Arga hanya untuk bertukar pesan dengan Ayla. Ayla selalu mengejarnya tanpa sepengetahuan Yurina, sehingga Devka penasaran pada Ayla saat awal. Sekarang dia sudah tidak penasaran lagi, lagipula dia tidak pernah menyukai Ayla sejak awal.

Devka bertahan satu minggu karena Ayla tidak pernah berhenti mengusiknya. Sekarang dia mempunyai rencana agar cewek itu menyerah dengan sendirinya.

"Jadi gimana? Lo beneran mau udahan sama Ayla?"

"Iya."

"Lagian kenapa lo selingkuhi Sindy sih?" tanya Raffa, tidak habis pikir.

"Kebalik, yang ada Sindy jadi selingkuhan." ralat Arga

"Ribet banget emang percintaan lo Dev." komentar Raffa.

"Berisik kalian. Lagian gue gak pernah serius sama mereka. Pacar gue satu-satunya cuma Sindy sekarang."

"Jadi cuma Ayla yang menganggap kalian pacaran?"

"Ya itu terserah dia."

"Jahat banget emang lo Dev." Komentar Raffa.

"Gue begini karena siapa? Lo pikir perempuan itu makhluk paling setia? Nyatanya mereka yang paling jahat, mereka cuma pintar bersembunyi aja."

"Lo masih marah sama nyokap lo ya?" tebak Arga.

"Nyokap lo kan udah minta maaf, lagian dia gak nikah sama selingkuhannya. Kenapa lo masih marah?" tanya Raffa.

"Itu bukan urusan kalian." tegas Devka.

"Berarti lo benci sama semua cewek yang lo temui kan? Itulah kenapa lo mempermainkan mereka? Terus kenapa lo bersikeras gak mau nyakitin Sindy?"

"Dia beda."

"Kalau ternyata sama?"

Devka diam, tidak tahu harus menjawab apa. Sudah lama Devka memperhatikan Sindy dari jauh, melihat sikap cewek itu membuat Devka berpikir bahwa Sindy itu berbeda dengan cewek-cewek yang pernah dia temui. Dia menjadi sangat kesal jika Sindy dekat dengan cowok lain, terutama Rendy. Perasaan suka yang dia rasakan pada Sindy itu berbeda dengan kebanyakan cewek yang pernah dia temui.

Devka berpikir bahwa sepertinya dia harus menjalin hubungan yang serius untuk sekarang, dan dia memilih Sindy.

"Udahlah, jadi gimana? Sesuai rencana awal?" tanya Arga tidak sabar.

"Iya."

***

Devka melihat sekelilingnya, sekarang dia sudah berada disebuah kafe bersama seseorang. Dia beralih melihat ponselnya, ternyata ada pesan yang belum dia balas dari Sindy. Tidak mungkin Devka jujur kalau kemarin dia semalaman bersama Ayla, jadi dia beralasan ketiduran agar Sindy tidak curiga.

"Aku ke toilet sebentar ya."

"Iya."

Setelah Bella pergi, Devka menghubungi Arga.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang