>>>
Jangan suka dengerin kata orang, belum tentu itu bener.
>>>
10.55 AM
di Pinggir Lapangan SekolahSeperti biasa, Sindy izin dan bilang ke guru yang sekarang sedang mengajar untuk pergi ke toilet. Tetapi, alih alih ke toilet, disinilah Sindy sekarang, di pinggir lapangan. Mengintai para kakak kelasnya berolahraga.
Sindy menyipitkan matanya karena silauan matahari yang memantul, mencoba melihat dengan jelas semua orang yang berada di lapangan sepak bola itu.
Sindy menemukan seseorang yang dia kenal, seseorang itu duduk di tempat yang teduh, tidak jauh dari tempat Sindy mengintai, itu Yena.Sindy mendekatkan dirinya kesamping Yena, berniat mengagetkan sahabatnya itu. Tetapi, Yena yang seakan tahu ada sesuatu di sampingnya menoleh. "Ngapain Sin disini?"
"Eh, engga. Pengen neduh aja." Sindy mendudukkan dirinya di samping Yena, sepertinya kelas yang sedang berolahraga sekarang adalah kelas Yena.
Baju olahraga yang melekat dibadan Yena, keringat yang keluar dari kening Yena, serta minuman yang ada di samping Yena, membuat itu semakin kentara."Lo gak belajar?"
"Lagi izin, abis ke toilet."
"Kok malah kesini? Belajar yang rajin Sin, jangan kaya di SMP."
"Iya, bawel lo." Sindy memperhatikan Yena yang sekarang sedang meminum airnya yang tinggal setengah, mungkin Yena tahu seseorang dengan nomor punggung tiga. Sindy berniat menanyakan itu sekarang.
"Sindyyy!!!" teriakan melengking itu membuat semua orang menoleh, termasuk Sindy dan Yena yang masih terduduk santai.
"Lo disini? Gue cariin juga. Di toilet gak ada, di kantin gak ada, di atap gak ada, taunya di pinggir lapangan. Kok gue gak liat lo ya tadi?""Berisik Ra, ngapain sih nyariin gue?" Sindy menjawab dengan nada kesal, sahabatnya itu memang terkadang cerewetnya minta ampun.
"Lo dicariin Pak Danial, lama banget ke toilet. Yang belum ngumpulin tugas cuma elo."
"Iya, nanti istirahat kedua gue kumpulin. Udah sana!"
"Loh, kok ngusir? Gak mau ah, gue disini aja nemenin lo, Pak Danial udah ngasih PR terus keluar kelas, jadi kelas free setengah jam. Lo lagi ngapain disini?" Dyra mendudukan dirinya disamping Sindy.
"Kaya lo gak tau aja."
"Oh iya, gue lupa. Udah ketemu belum si nomor tiga?"
"Belum." Sindy mengalihkan pandangannya dari Dyra dan menatap Yena.
"Yen?""Hmm."
"Di kelas lo, ada yang pake baju olahraga dengan nomor punggung tiga gak?"
Yena menoleh kearah Sindy, sempat bingung beberapa detik, namun detik berikutnya Yena menjawab dengan santai.
"Ada, tuh." Yena menunjuk seseorang di tengah lapangan. "Yang lagi main futsal sama Rendy."Sindy melihat seseorang yang di tunjuk Yena, seseorang yang berada di dekat Rendy begitu asing bagi Sindy. Sindy belum pernah bertemu dia sebelumnya.
Sedangkan Dyra, dia mengikuti arah pandang Sindy, dan menemukan seseorang yang familiar menurutnya."Kok gue belum pernah ketemu tuh cowok, Yen?"
"Iya, soalnya dia jarang banget ke lapangan sepak bola. Biasanya dia di lapangan basket belakang sekolah. Dia kan kapten basket."
"Terus kenapa dia disini sekarang?"
"Mana gue tau, lagi taruhan mungkin sama Rendy." Yena menyimpulkan dengan asal, keningnya mulai berkerut, Yena sekarang sedang meneliti raut wajah Sindy yang masih terfokus ke tengah lapangan. "Emang kenapa Sin, lo nyariin dia?"