>>>
Kebohongan paling umum yang diucapkan manusia adalah ketika mereka bilang "Tidak apa-apa".
-My Lovely Liar-
>>>
Dimalam yang sama, ulang tahun Iren dirayakan secara sederhana, hanya keluarga besar mereka yang hadir. Kue dan hadiah ulang tahun sudah cukup membuat Iren bahagia terlebih lagi kehadiran keluarga lengkap yang sangat menyayangi dirinya.
Sesuai janjinya, Iren membiarkan Rendy pergi tepat pukul sembilan malam. Iren hanya bisa tersenyum samar, dia harus mengikhlaskan sesuatu yang memang bukan miliknya.
Mobil Rendy berhenti didekat perumahan Sindy. Bisa Rendy pastikan bahwa cewek itu belum pulang. Rendy mencoba menelepon Sindy kembali, mengirim puluhan pesan agar cewek itu membalas.
Setelah satu jam cowok itu menunggu, dia mendengar sebuah kendaraan berhenti dibelakang mobilnya. Rendy melihat kaca spion dan langsung melihat Sindy yang sedang turun dari motor Devka.
Cukup lama mereka disana, entah apa yang mereka bicarakan Rendy tidak dapat mendengarnya. Setelah motor Devka melaju melewati mobilnya, Rendy turun dan segera menemui Sindy. Cewek itu sadar bahwa ada yang memperhatikan dari jauh sejak tadi, tapi tidak menyangka kalau itu adalah Rendy.
Ponsel Sindy bergetar, ada satu pesan masuk sebuah foto yang memperlihatkan Rendy sedang duduk dengan ponsel ditangannya, seperti tidak sadar bahwa seseorang didepannya sedang memfotonya secara diam-diam.
Pesan yang muncul setelah itu juga makin membuat Sindy yakin.
Anonim : Dia lebih milih jalan sama gue daripada ketemu sama lo. Jauhi Rendy atau gue gak akan tinggal diam!
Nomor itu pula yang kemarin menerornya dengan mengatakan Sindy merusak hubungan orang lain, Sindy hanya bisa menerka bahwa mungkin saja itu calon tunangan Rendy yang bernama Iren.
Sindy mengurungkan niatnya membuka gerbang setelah tau Rendy mencoba mendekat dengan terburu-buru.
"Maaf." kata pertama yang Rendy ucapkan pada Sindy, sekarang mereka berdua saling berhadapan dengan jarak yang lumayan dekat.
Sindy tetap diam memandang Rendy dengan ekspresi tanpa arti.
"Maaf, untuk semua yang terjadi hari ini. Aku minta maaf."
"Iya." jawab Sindy singkat dan langsung membuka gerbang mengabaikan Rendy yang terus menatap dirinya.
Ketika Sindy melangkah masuk tangannya diraih sehingga mereka saling berhadapan lagi.
"Kamu marah?" tanya Rendy hati-hati.
"Engga." jawab Sindy mengalihkan pandangan, jawaban dan sikapnya tidak selaras.
"Sindy?"
Ketika nama itu dipanggil pelan, Sindy langsung menatap Rendy dengan perasaan tidak karuan.
Bisa Sindy lihat bahwa cowok itu sangat tulus meminta maaf padanya, dan entah kenapa ada rasa kesedihan dimanik mata itu.Sindy merasa tidak melakukan kesalahan apapun, tapi entah kenapa dia merasa bersalah karena jalan berdua dengan Devka tanpa sepengetahuan Rendy. Padahal diantara mereka tidak ada hubungan apapun. Mulutnya ingin sekali menjelaskan kenapa dia bisa bersama Devka sampai larut malam. Namun, Sindy memilih untuk diam.
Bukan saatnya memikirkan perasaan orang lain, Sindy juga manusia biasa. Saat ini perasaannya sakit oleh ekspektasinya sendiri. Melihat foto itu dan mengetahui fakta bahwa Rendy lebih memilih wanita lain daripada dirinya membuat hatinya sakit. Padahal harusnya tidak sesakit ini. Karena dari awal Sindy menjaga hatinya agar tidak menyukai cowok didepannya saat ini terlalu dalam. Tapi ternyata tidak semudah itu.