[II] Pesan Kosong

149 3 0
                                    

>>>

Bahkan jika kita jenius sekalipun, bukan berarti kita bisa melakukan segalanya.

>>>

Jum'at, 08.00 AM
di Aula SMA Kenanga

Semua siswa dan siswi sekarang berada di tempat yang sama. Tidak ada jam pelajaran untuk hari ini. Mereka memfokuskan diri untuk melihat seleksi cerdas cermat di sekolah.

"Baik, ini pertanyaan terakhir. siapa yang bisa menjawabnya akan memenangi lomba ini dan menjadi perwakilan sekolah."

Sindy, Acca dan Candy sedang menyaksikan cerdas cermat di sekolahnya.

Dyra mengikuti cerdas cermat itu dengan semangat. Dia dan dua teman seangkatannya menjadi perwakilan kelas 10 sekarang.

"Apa nama ibu kota Korea Selatan?"

Semua orang saling bertatapan. keadaan menjadi cukup hening, dan beberapa detik kemudian ada seseorang yang menekan tombol.

"Ya. kelas 11 silahkan jawab" ujar juri.

"Seoul."

"Benar. selamat! kelas 11 memenangi lomba dan akan menjadi perwakilan SMA Kenanga minggu depan."

***

"Sial, gue kalah cepat." gerutu Dyra sesampainya di kelas.
"Padahal kan gue tau jawabannya." lanjutnya kemudian.

"Udah gak papa, yang penting kan lo udah usaha." ucap Acca.
Sindy dan Candy mengangguk mengiyakan.

"Bahkan jika kita jenius sekalipun, bukan berarti kita bisa melakukan segalanya." ucap Sindy serius.

"Bener tuh, buktinya lo kalah cepet sama tuh cowok.
Betewe yang tadi jawab siapa ya namanya? oke juga." Candy cengengesan tidak jelas.

"Dia kak Ren, kakak kelas 11 yang jago..."

Triiinggg...
Belum tuntas Dyra menjawab, suara bel pulang sekolah berbunyi nyaring.

"Oke.. ayo pulang, kita lanjutkan di obrolan grup ya?" ujar Acca.

"Kalian duluan aja! Gue mau ke perpus bentar." pinta Sindy sambil membereskan buku-buku nya.

"Oke Sin. dahhh" jawab Acca, Candy, dan Dyra beriringan.

***

08.05 PM
di Rumah Aini

Sindy merebahkan tubuhnya di kasur. Begitu nyaman dan tenang. Dia memandang kosong keatas langit-langit kamar yang di cat biru dengan bintang bintang mainan yang di tempel disana, membuat Sindy seakan ada diantara gugusan bintang. Sungguh menyenangkan.

Tiba-tiba ponsel Sindy bergetar, ada pesan chat masuk disana.
10 chat, tidak. Mungkin ada ratusan chat yang masuk sekarang. Sindy membuka layar ponselnya. Dan benar, itu pesan spam dari grupnya.

Sindy membuka matanya lebih lebar. Dia menemukan sebuah pesan chat kosong diantara ratusan chat yang didapatnya.
"Dia lagi?" ucap Sindy dengan malas.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang