[XLV] Takdir Tertulis

49 2 0
                                    

>>>

Semua yang terjadi,
memang seharusnya terjadi.
Kamu tidak bisa menyangkalnya dengan dalih 'seandainya'.

>>>

Mengingat kejadian kemarin Sindy memikirkan banyak hal. Kalimat yang belum terucap oleh Rendy membuat Sindy penasaran. Belum lagi sikap Devka yang tiba-tiba menjadi pemarah. Sampai detik ini pun, Sindy belum membalas pesan Devka walaupun cowok itu mengirim puluhan pesan.

Sindy merasa sangat disukai, wajar jika Devka marah ketika melihatnya berdua dengan cowok lain tapi entah kenapa cara Devka menyukainya terlihat salah. Sindy tidak pernah sedikitpun berbohong apalagi akan mengkhianati Devka. Jika Sindy sudah memilihnya, itu artinya Sindy akan dengan tulus menyukainya juga.

"Sindy?" panggil seseorang, sehingga Sindy berbalik menoleh ke belakang.

Cowok itu mengatur nafasnya perlahan karena berlari mengejar Sindy.

"Kamu masih marah? Maaf, kemarin aku terbawa emosi. Aku gak maksud buat bentak kamu. Aku merenungi kesalahan aku semalaman. Aku cuma gak suka kamu dekat sama cowok lain, apalagi dia. Kamu ngerti kan? Aku kaya gini karena gak mau kehilangan kamu." jelas Devka panjang lebar saat posisinya sudah berada tepat didepan Sindy, cowok itu menggenggam tangannya erat.

"Aku ngerti, aku gak marah kok."

"Terus kenapa kamu gak balas pesan dan angkat telepon aku?"

Sindy diam, perkataan terakhir cowok itu membuat Sindy khawatir. Ketika Devka bilang bahwa Sindy akan menyesal jika membantah perintahnya, hal itu membuat Sindy cemas. Karena cowok didepannya saat ini tidak bisa ditebak. Entah apa yang akan dia lakukan nantinya.

"Sindy, aku lagi bicara sama kamu." ucap Devka.

"Ah, iya. Maaf. Aku lagi banyak pikiran."

"Aku gak suka kamu dekat dia."

"Aku gak dekat kok sama kak Ren."

"Aku juga gak suka kamu ketemu dan ngobrol sama dia."

"Kemaren cuma kebetulan ketemu aja, gak lebih."

"Tapi kamu suka kan sama dia?"

"Aku udah jadi pacar kamu, kenapa harus suka sama cowok lain? Beberapa kali kamu tanya, aku udah jawab engga. Aku gak suka sama kak Rendy. Kenapa kamu gak percaya?" Ucap Sindy panjang lebar, entah kenapa semua itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Aku akan percaya kalau kamu blokir nomornya."

Sindy menghela nafas pelan, mencoba mengalah  "iya, nanti aku blokir."

Devka tersenyum tipis, "janji ya?" Ucapnya lalu mengelus pelan rambut Sindy.
Sindy pun hanya mengangguk.

Pernyataan Sindy barusan memang ditujukan untuk Devka, tapi dibalik itu Rendy mendengarnya.

***

Ketika Sindy berjalan masuk kedalam kelas, dia langsung dihampiri oleh Acca dan Candy.

"Lo beneran jadian sama Kak Devka?"

Sindy menatap bingung, darimana Acca tau itu?

"Gosip nya udah tersebar dari tadi pagi, lo beneran jadian sama Kak Dev?" sekarang Candy yang bertanya.

"Kata siapa?" Sindy bertanya memastikan.

"Untuk pertama kalinya Kak Dev post foto di instagramnya, itu cuma foto bayangan cewek tapi kita tau kalo itu lo." jelas Candy.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang