[XLI] Menjadi Asing

33 2 0
                                    

>>>

Disaat orang yang sebelumnya selalu ada menemanimu dalam kesendirian, tiba-tiba menjadi asing dan menghilang.
Apa yang akan kamu lakukan?

>>>

Sindy bangun dari tidurnya, meregangkan tubuhnya dan segera bangkit dari kasur. Cewek itu melihat benda pipih diatas nakas.

Hening.

Untuk beberapa saat dia melamun, melihat lagi ponselnya yang masih diam tanpa suara. Sindy tersenyum sendu, dia merasakan perasaan yang berbeda.

Biasanya ada notifikasi dari Rendy yang membuat paginya terasa berisik. Tapi, mungkin ini lebih baik agar Sindy tidak terlalu bergantung pada cowok itu.

Lagi pula dia telah memilih Devka, cowok yang menyukainya. Seseorang yang akan selalu ada untuknya.

Sindy membereskan tempat tidurnya dan bersiap pergi ke sekolah.

Akhir-akhir ini Sindy juga jarang bertemu dengan papanya. Saat pagi papanya sudah berangkat kerja lebih dulu dan saat pulang papanya akan datang larut malam. Untungnya ada bi Rasih yang selalu menemaninya dirumah.

Sindy menyalakan mesin motornya dan bersiap pergi, sebelum tiba-tiba ponselnya berdering.

"Halo." Sapa Sindy.

"Udah berangkat?"

"Belum, baru mau jalan."

"Hm, hati-hati ya. Jangan lupa bawa payung."

"Payung? Untuk apa?"

"Hujan, payung itu untuk hujan Sindy."

Sindy tersenyum mendengarnya.

"Tapi sekarang terang." elak Sindy.

"Nanti sore hujan, jadi jangan lupa dibawa."

"Iya."

"Bagus, anak pintar. Aku juga berangkat dulu. Sampai ketemu disekolah."

Lalu sambungan terputus. Sindy memasukan ponselnya lagi kedalam tas. Sindy tersenyum tipis. Karena belum terbiasa, aneh rasanya melihat sisi Devka yang seperti itu.

***

Saat diparkiran Sindy melihat Rendy turun dari motornya, ketika sudah dekat dengan posisi Sindy, cowok itu melewatinya begitu saja. Sindy hanya bisa melihat kepergian Rendy yang mulai menghilang karena berbelok.

"Lagi liatin siapa?"

Sindy sedikit terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu tapi segera mengatur ekspresinya setelah tau itu Devka.

"Bukan siapa-siapa."

Devka hanya tersenyum, "Dibawa, kan?"

"Apa?"

"Payung."

"Oh, bawa kok."

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang