[XV] Terjebak Kegelapan

71 3 0
                                    

>>>

Sebenarnya tidak ada orang jahat, mereka baik dengan caranya masing-masing.

>>>

Jum'at, 06.00 AM
di Rumah Devka

"Kemarin malam kamu kemana? Jangan dibiasakan pulang malam, kasian Dek---."

Belum selesai mamanya mengomel, ucapannya terpotong karena Devka langsung bergegas meninggalkan meja makan.

Kemarin setelah mengantarkan Sindy pulang, Devka tidak langsung pulang kerumahnya. Dia lebih memilih ke basecamp tempat dia berkumpul dengan teman-temannya, dan selalu pulang tengah malam.
Devka masih tidak bisa melupakan kesalahan yang telah mamanya perbuat, jika dulu mamanya tidak selingkuh, mungkin papanya tidak akan kecelakaan dan meninggal. Walaupun mamanya menyesal dan tidak jadi menikah dengan selingkuhannya, tapi Devka tetap membenci keluarganya.

"Devka!!! Mama belum selesai bicara sama kamu." Teriak Devika  -mama Devka-

"Udah ma, nanti biar aku yang bicara sama dia." ucap seorang cowok tinggi kepada mamanya.

"Kamu hati-hati sekolahnya, jangan ngebut!"

"Iya ma, aku berangkat dulu ya. Dah mama." Setelah mencium punggung tangan mamanya, cowok tersebut bergegas menyusul Devka keluar rumah.

Sudah lama Devika tidak bekerja di rumah sakit lagi, karena dia lebih memilih membuka praktek dokter di rumahnya. Itu membuatnya lebih mudah mengurus kedua anaknya.

"Kapan lo mau berubah Dev?" ucap cowok itu setelah berhasil menghadang Devka dengan motornya.

"Jangan so baik. Lo bisa cari muka didepan orang lain, tapi gue gak akan ketipu." ucap Devka tegas.

Deka -yang berstatus sebagai kembaran Devka- hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka berdua hanya berbeda beberapa menit, namun mamanya lebih menyayangi Deka -sang adik-.
Deka dan Devka disekolahkan disekolah yang berbeda, karena itu permintaan Devka yang tidak mau bersekolah disekolah yang sama dengan Deka.
Deka yang sifatnya memang penurut tidak keberatan, selagi tidak mengganggu aktivitasnya dalam dunia renang.

Niat Deka memang tulus membantu orang, tetapi kembarannya itu selalu menganggap Deka berpura-pura. Deka tidak membenci siapapun, apapun yang terjadi memang sudah kehendak Tuhan. Tetapi Deka juga kesal kepada dirinya sendiri, dia tidak bisa menolong papanya waktu itu. Dan itu membuat Deka, menjadi sering menolong orang lain tanpa pamrih, Deka tidak ingin mereka merasakan apa yang dia rasakan saat papanya meninggal. Karena dulu, saat papanya kecelakaan, tidak ada siapapun yang menolongnya.

Berbanding terbalik dengan pemikiran Deka. Devka yang saat itu kesal hanya bisa melampiaskan semuanya kepada mamanya. Mamanya berselingkuh dengan pria lain dan mengakibatkan papanya kecelakaan. Devka tidak akan pernah melupakan itu.
Tidak akan pernah.

"Minggir atau gue tabrak!!!"

Deka yang saat itu melihat kemarahan Devka hanya bisa menurut pasrah. Dia membiarkan Devka melajukan motornya.

Jarak antara rumah Devka dan Sindy tidak terlalu jauh, malah bisa dibilang dekat. Butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai di depan rumah Sindy.
Devka mematikan mesin motornya dan langsung melihat Sindy yang sudah siap di depan gerbang rumahnya.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang