>>>
Ketika satu harapan menghilang seiring berjalannya waktu, harapan lain akan muncul tanpa pernah kamu tahu.
>>>
Maaf, nomor yang anda tuju sedang berada di panggilan lain. Cobalah beberapa saat lagi.
Sudah beberapa kali Sindy menghubungi nomor Rendy, tapi jawabannya tetap sama. Tidak biasanya Rendy sulit dihubungi seperti ini. Sindy berniat menunggu Rendy lebih lama diatas motor cowok itu.
Sekitar sepuluh menitan Sindy menunggu diparkiran dia melihat sosok yang tak asing berada diseberang jalan, Sindy berdiri untuk melihat lebih jelas kemudian melangkah pelan mendekati sosok tersebut.
Tidak salah lagi, itu Rendy.
Cowok itu berada disamping sebuah mobil mewah berwarna putih, terlihat sedang berbicara dengan si pemilik mobil putih itu.Sindy mencoba memanggil sambil melambaikan tangannya, tapi Rendy dengan cepat masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi samping pengemudi. Kaca mobil itu ditutup dan sangat gelap, Sindy tidak bisa melihat siapa yang sedang bersama Rendy saat ini. Mungkinkah itu orang tuanya yang akan menjemput Rendy? Tapi kenapa cowok itu tidak memberitahunya jika dia tidak bisa mengantar Sindy pulang. Jika tahu seperti itu Sindy bisa pulang bersama Dyra tadi. Memang harusnya Sindy bawa motor sendiri lain kali. Ini juga salahnya karena terlalu bergantung pada orang lain.
Jika sudah seperti ini biasanya motor Rendy akan dibawa pulang oleh orang kepercayaan orang tuanya. Sindy kebingungan, dia ingin memesan ojek online seperti orang lain tapi belum pernah menggunakannya.
Mobil yang Rendy tumpangi belum juga bergerak, perlahan kaca mobil terbuka. Sindy bisa melihat dengan jelas seseorang didalam sana.
Seorang perempuan yang berada didalam mobil putih itu ternyata adalah Iren, perempuan yang Sindy tahu sebagai calon tunangan Rendy.
Belum jelas Sindy melihat percakapan diantara keduanya, mobil itu berlalu pergi dari pandangan Sindy.
Pesan yang Sindy terima kemarin dan pemandangan yang Sindy lihat hari ini membuat dia sedikit yakin, bahwa harusnya Sindy tidak membiarkan cowok itu masuk kedalam hatinya terlalu dalam.
Sindy melangkah pelan keluar dari pekarangan sekolah, dia duduk di halte bus bersama dengan siswa yang sedang menunggu jemputan.
Sebuah motor berhenti tepat didepan Sindy, "Ayo, biar gue yang antar pulang."
Sindy menatap Devka cukup lama, dia ingin menolak tapi tidak punya alasan kuat. Apalagi melihat kepedulian cowok itu padanya, matanya terhipnotis membuat Sindy mengangguk mengiyakan. Lalu Sindy naik ke atas motor dan diantar pulang oleh Devka.
***
Setelah sampai didepan rumah Sindy, Devka juga turun mengikuti. Biasanya cowok itu akan berteriak menyuruh Sindy turun sendiri seperti dulu saat cowok itu mengantarnya. Tapi sekarang, Devka malah membantunya turun dari atas motor karena tau Sindy akan kesulitan.
"Nanti malam lo ada acara?"
"Kenapa?"
"Kalo lo ada waktu, nanti malam antar gue beli hadiah. Itu juga kalo lo gak keberatan."
Tumben sekali seorang Devka menanyakan pendapatnya, cowok didepannya ini memang susah ditebak. Biasanya dia akan memaksa tanpa ada penolakan, tapi kenapa sekarang dia menjadi sosok pria yang lembut. Sindy juga menjadi sungkan untuk menolak, karena memang tidak ada acara apapun apa salahnya mengatakan iya.