[V] Teman Lama

109 3 5
                                    

>>>

"Manusia memang anomali.
Kita berusaha keras melupakan yang terus teringat,
Sekaligus berusaha keras mengingat yang terus terlupa."

_FiersaBesari_

>>>

Senin, 10.00 AM
di Perpustakaan

Jam pelajaran kosong setelah istirahat pertama. Sindy menyibukkan dirinya untuk membaca buku di perpustakaan. Dia bersama Acca sekarang. Sedangkan Dyra dan Candy pergi ke kantin untuk membeli camilan ringan.

Jika menyangkut soal rajin, Sindy akan memilih Acca menjadi nomor satu. Acca begitu cerdas dan tekun, tentu saja dia pantas menjadi juara satu di kelas, sesuai dengan kerja kerasnya selama ini. Sindy tidak pernah menganggap Acca sebagai saingan, karena kata sahabat lebih dominan untuk diungkapkan.

Acca Meynika, teman Sindy yang satu ini begitu baik hati dan pemaaf, kadang cuek dan terlalu peka dengan keadaan. Acca juga tidak pernah tersinggung dengan guyonan yang sering Candy lontarkan. Sindy harus belajar banyak dari Acca.

"Sin, lagi baca buku sejarah ya?"
Acca mendekatkan dirinya kepada Sindy. Pertanyaan Acca membuat Sindy tersadar dari lamunannya.
Sindy menjawabnya dengan anggukan pelan.

"By the way, lo ada hubungan apa sama Kak Ren?" bisiknya lagi ke telinga Sindy.

"Gak ada hubungan apa-apa. Kenapa emang?" jawab Sindy dengan santai sekaligus bertanya.

"Tadi gue liat dia liatin lo terus di kantin."

"Dia siapa?

"Kak Rendy Azkany lah."

"Masa?"

"Lo itu peka dikit kek jadi orang." sindir Acca.

"Gue itu peka. Cuma gak mau di bilang geer aja."

Skakmat.
Acca terdiam. Sindy emang pandai mematikan setiap kalimatnya.

Tiba-tiba seseorang memasuki perpustakaan dan melihat interaksi Acca dan Sindy.

"Sindy Arindy, ke kantin yuk?" ajak Acca dengan melembutkan setiap katanya.

"Kenapa emang? Katanya mau belajar."

"Gue mau makan."

"Makan aja di sini." ucap Sindy dengan polosnya.

Acca menarik tangan Sindy dengan paksa. Jarak perpustakaan dengan kantin lumayan jauh. Mereka harus melalui tangga karena perpus berada di lantai dua, dan melalui lapangan sekolah. Dalam perjalanan menuju kantin untuk menyusul Dyra dan Candy, Sindy menghentikan langkahnya dan fokus melihat ke arah lapangan.

"Tunggu dulu!" ujar Sindy kepada Acca yang masih memegangi tangan Sindy.

"Ada apa lagi?" tanya Acca dengan tidak bersemangat.

"Ada yang lagi olahraga."

"Terus?"

"Lo tau kan, gue lagi nyari si nomor tiga."

"Oh, nomor punggung si pahlawan." ucap Acca dengan santai.

"Gue udah sering liatin yang lagi olahraga pas jam pelajaran kosong. Tapi belum nemu tuh si nomor tiga."

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang