>>>
Kesalahpahaman terjadi karena salah satu dari mereka tidak mau mencoba untuk mengerti.
>>>
Sindy terus berjalan menuju kelasnya, dia berbelok dari koridor dan terkejut melihat seseorang yang sedang berdiri menyandar tembok, seperti sedang menunggunya.
Sindy mengatur ekspresinya, karena cowok didepannya hanya diam, Sindy mencoba bertanya, "Ada apa kak?"
Rendy diam cukup lama, dia mendekat menyisakan jarak yang lumayan dekat dengan Sindy.
"Teman kamu itu benar. Maaf, aku gak sengaja dengar percakapan kalian. Kamu harus lebih hati-hati, apalagi sama Renata." ucap Rendy to the point.
Rendy sangat serius mengucapkan itu, sehingga Sindy tidak bisa mengatakan apapun. Ketika Sindy hanya diam dengan detakan jantungnya yang tidak beraturan, Rendy melangkahkan kakinya menjauh.
***
Bel istirahat berbunyi, orang-orang sibuk pergi menuju kantin. Sindy masih duduk dikursinya, dia menumpukkan buku pelajaran di sudut meja dan merapihkan beberapa peralatan tulis.
"Ayo, Sindy. Mau ke kantin gak?" tanya Acca.
"Kalian duluan aja, gue harus kerjain tugas yang belum selesai."
"Kalo lo butuh bantuan bilang aja ya."
Sindy mengangguk. Karena skorsing yang diterimanya, Sindy mendapat lebih banyak tugas yang harus dikumpulkan karena keterlambatannya mengikuti pelajaran. Tentu saja Sindy bisa menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan baik karena dia termasuk murid pintar, tapi ternyata waktu yang dibutuhkan tidak cukup untuk bisa menyelesaikan semuanya.
Hanya ada Sindy dikelas saat ini, ketika dia sibuk menulis dan fokus pada tugasnya, seseorang memasuki kelas yang sepi itu lalu duduk dihadapan Sindy dengan pelan.
"Kenapa gak ke kantin?"
Sindy terlonjak kaget, dia menatap Rendy dan sekelilingnya. Suasana yang hening membuat pertanyaan Rendy terdengar jelas, tapi Sindy masih tidak menjawab.
"Emang gak lapar?" tanya Rendy lagi.
"Kak Ren kenapa kesini?" Sindy balik bertanya.
"Gak boleh ya?"
"Eh, maksud aku, kak Ren ada perlu apa?"
"Harus ada keperluan dulu ya kalau mau ketemu kamu?"
"Kamu? Ternyata kak Rendy masih merasa bersalah ya?"
Setidaknya itu yang Sindy pikirkan.
"Kenapa diam?"
"Aku lagi ngerjain tugas." ucap Sindy.
Semenjak Sindy tahu bahwa Rendy akan bertunangan, dia jadi lebih sering melihat cowok itu. Seperti saat ini, entah kebetulan atau memang Rendy sedang mencoba mendekatinya. Hal itu membuat Sindy bingung.
"Tugas apa? Butuh bantuan?"
"Engga usah, makasih." tolak Sindy, setidaknya Sindy mencoba untuk menjaga jarak dengan tunangan orang lain. Walaupun sangat sulit, karena sebenarnya Sindy masih menyukai cowok didepannya saat ini.