>>>
Ketika kamu menyukai seseorang, orang itu akan selalu ada dalam jangkauan.
>>>
Gaun pendek selutut berwarna abu muda tanpa motif, make up tipis, rambut terurai dengan jepit kecil dikedua sisi rambutnya, tas mungil dan sepatu hak tinggi berwarna senada, Sindy sudah siap berangkat ke acara istimewa temannya.
Sindy berangkat bersama ayahnya, dia diundang oleh Rissa dan kebetulan ayahnya termasuk orang penting di perusahaan. Sindy tidak menyangka bahwa tante Rayna akan menikah dengan atasan ayahnya.
"Sindy kamu sudah datang?" sapa Rissa tersenyum ramah.
"Iya kak, baru saja. Selamat ya kak, acaranya meriah sekali." ucap Sindy memberi selamat. Dia tersenyum dan melihat sekelilingnya.
"Ikut aku yuk, kita makan-makan disana." ajak Risa semangat.
Sindy mengikuti Rissa dari belakang, dia menatap satu persatu tamu yang berdatangan. Acaranya meriah, ada banyak orang disekelilingnya. Namun, tetap saja matanya menangkap sosok yang familiar. Cowok yang sudah lama tidak dia lihat sekarang ada dalam jangkauannya.
Terakhir kali Sindy melihatnya maupun sekarang dia selalu menemukan cowok itu tidak sendiri, Siapa cewek yang sedang berbicara dengannya?
Sindy penasaran, tapi tidak berhak untuk bertanya. Termasuk kepada Rissa yang dia lihat bersama Rendy waktu itu.Mereka lalu duduk disalah satu meja bundar didekat hidangan makanan.
"Sin? Lagi liatin apa?" melihat Sindy yang hanya diam dan menatap arah yang sama Rissa bertanya.
Lalu pandangannya tertuju pada sepasang remaja yang sedang asyik mengobrol. "Oh, Rendy." ucap Rissa paham, "oh iya, aku mau cerita tentang dia sama kamu." lanjutnya.
Sindy berbalik menatap Rissa, semoga saja Rissa memberitahunya lebih dulu.
"Cerita apa kak?" pancingnya.
"Dia teman kamu kan? Yang dulu mampir ke toko aku?"
"Iya."
"Awal ketemu di toko dia keliatan cuek banget, aslinya baik dan ramah ya? Aku gak nyangka loh bakal jadi saudara dia."
"Saudara?" tanya Sindy bingung.
"Dia itu anaknya om Razkan." jawab Rissa antusias.
Sindy terkejut, dia diam beberapa saat. Tidak tahu juga apa yang harus dikatakannya. Sampai akhirnya Rissa kembali bercerita.
"Dia baik banget, malam minggu kemarin aku diantar beli aksesoris buat perayaan hari ini. Gak pernah ngeluh juga padahal aku bawel banget anaknya, haha." tawa Rissa terdengar, Sindy tersenyum melihatnya.
Pertanyaan Sindy terjawab, mungkin Rendy memang baik dan ramah ke semua orang, harusnya Sindy sadar lebih awal kalau dia bukan satu-satunya tapi salah satunya. Sindy kembali melihat keberadaan Rendy, sepasang remaja itu masih mengobrol dan tertawa bersama. Awalnya cewek yang bersama Rendy membelakanginya, tapi ketika cewek itu berbalik Sindy bisa melihatnya dengan jelas. Lalu ingatannya menerawang, Sindy merasa familiar dengan wajah cewek itu. Kafe Moza, hari selasa pukul tiga lebih lima belas menit dengan kejadian cewek itu menabrak dan menumpahkan minumannya saat dia mencoba merekam Yurina. Tidak salah lagi, itu cewek yang sama.
"Kamu gak ada hubungan apa-apa kan sama Rendy?"
Pertanyaan Rissa membuat Sindy menoleh cepat, "hubungan?" tanyanya bingung.
"Kamu lihat cewek yang lagi sama dia kan?" Rissa menunjuk keberadaan Rendy dengan matanya.
Sindy mengangguk.