[XLVI] Benci Kamu

47 1 0
                                    

>>>

Jika kamu menyukai seseorang,
jangan ragu untuk menyatakannya saat itu juga.
Saat waktu tidak berpihak padamu,
kamu yang akan menyesalinya.

>>>

Mading sudah penuh dikerumuni siswa-siswi yang penasaran tentang ruangan mana yang akan mereka masuki nantinya.

Senin depan ujian, tradisi sekolah SMA Kenanga yaitu mengacak kelas 10 dan 11 didalam satu ruangan. Kelas 10 IPA 1 disatukan dengan kelas 11 IPA 1 dari abjad A sampai M diruang 1 dan abjad M sampai Z diruang 2. Begitupun seterusnya.

Acca, Candy, dan Dyra sudah dipastikan berada di ruang 1 terpisah dengan Sindy yang berada di ruang 2.

"Kenapa sih harus disatuin sama kakak kelas? Canggung banget pasti nantinya." keluh Acca.

"Lo udah liat sebangku sama siapa?" tanya Candy.

"Belum sempet, mading masih rame."

"Gue udah liat."

"Serius? Gue sama siapa duduknya?" tanya Acca.

"Lo sama kak Arga kalo gak salah." jawab Candy.

Acca tersenyum senang, "emang kalo jodoh tuh gak kemana ya."

"Huuh, bucin."

"Lo gak penasaran duduk bareng siapa, Sin?" tanya Dyra.

"Gue gak terlalu peduli mau siapa aja."

"Gue prediksi kayanya lo duduk sama kak Rendy deh." tebak Acca.

"Kok bisa gitu?"

"Kan huruf R sama S deketan. Gue aja
sama kak Arga."

"Ya lo kan sama-sama A. Gue berarti sama yang hurufnya S juga." sanggah Sindy.

"Se'gak mau itu lo duduk sama kak Rendy sekarang?" Candy memojokkan.

"Ya iyalah, nanti doi nya marah. Lo gak tau aja kak Devka kalo lagi marah seremnya kaya gimana." ucap Acca.

Sudah satu minggu berlalu. Setelah berita itu tersebar, beberapa orang menggosipkan Sindy sampai saat ini. Mereka terkejut mengetahui fakta bahwa Sindy sekarang berpacaran dengan Devka, karena mereka tahu sebelumnya Sindy sangat dekat dengan Rendy.

Banyak dari mereka menyumpahi Sindy dengan kata-kata kasar, karena mereka pikir Sindy mempermainkan Rendy dan hanya memanfaatkannya saja. Walaupun sebenarnya ada beberapa orang yang tidak terlalu peduli dengan apa yang sebenarnya terjadi, tetap saja Sindy akan dipandang sebelah mata.

Tetapi Sindy ingat kata-kata Devka, bahwa kita tidak seharusnya mendengarkan perkataan orang lain jika itu akan menyakiti perasaan kita. Devka menjadi sosok yang selalu menyemangati Sindy akhir-akhir ini.

Walaupun beberapa hari kemarin sempat ada kejadian yang tidak diinginkan.

Saat itu Devka marah pada Jino. Sindy pikir Jino sudah melupakannya dan akan berteman baik dengannya. Tapi ternyata Jino masih memperhatikan Sindy dari jauh, dan hal itu tanpa sengaja diketahui oleh Devka. Cowok itu menarik Jino dan memperingatinya dengan tegas. Entah dari mana Devka tahu, kalau sejak awal cowok bernama Jino memang pernah menyukai Sindy.

Sekarang tidak akan ada cowok yang berani mendekati Sindy, jika ada yang berani mendekat berarti orang itu siap berhadapan dengan Devka.

"Sindy lo dipanggil ke ruang guru sama pak Daniel." ucap salah satu teman sekelas Sindy.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang