>>>
Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
>>>
Sabtu pagi, Sindy menyiapkan sarapan untuk papanya.
Nanti jam delapan papanya berangkat kerja, dan karena hari ini hari sabtu pasti papanya pulang larut karena lembur.
Sindy sudah terbiasa sendiri, dari kecil dia sudah di didik untuk mandiri.
Papa Sindy juga sudah menyewa pembantu rumah tangga yang akan datang siang ini, namanya Bi Rasih.Hingga pada saat sarapan, Sindy meminta ijin untuk pergi dengan Devka. Tanpa diduga papanya mengijinkan Sindy karena memang Devka orang yang telah menyelamatkan papanya waktu itu.
***
"Kak? Mau bawa aku kemana?"
Sindy langsung to the point saat Devka sudah berada didepan rumahnya."Nanti juga lo tau." jawab Devka acuh, lalu memanjangkan lehernya melihat pintu dibelakang Sindy yang sudah tertutup. "Bokap lo ada dirumah?"
"Mau ngapain?"
"Minta ijin, anaknya mau gue bawa pergi."
"Papaku udah berangkat kerja, aku udah minta ijin kok."
"Bagus kalo gitu." Devka mengambil helm-nya lalu dipakaikan kepada Sindy.
"Ayo." Devka menarik tangan Sindy untuk mendekat kearah motornya dan membantunya untuk naik.
"Aku bisa naik sendiri." sanggah Sindy.
"Tangan lo?" tanya Devka dengan tiba-tiba, sambil melihat tangan Sindy yang terdapat beberapa luka.
Sindy menatap tangannya sendiri, lalu menutupinya secara perlahan. "Udah gak papa kok." ucapnya.
"Gak bisa gue biarin." Devka mengeraskan rahangnya, ekspresi cowok itu berubah kesal.
"Ayo naik." sambungnya.Sindy hanya menatap Devka sekilas lalu naik keatas motor cowok itu.
Motor Devka melaju menyusuri jalanan Komplek hingga keluar ke jalan raya. Cukup lama Sindy diatas motor Devka, namun motornya belum diberhentikan.
Sebenarnya mau dibawa kemana Sindy?Tidak ada percakapan diantara mereka, mungkin sibuk dengan pikiran masing-masing.
Devka pun tidak mau bersuara dan fokus ke jalanan. Sehingga Sindy mulai ingin membuka percakapan."Kakak mau bawa aku kemana sih?"
"Ketemu Yurina."
"Apa?"
Sindy terkejut, untuk apa dia menemui Yurina. Jika masalahnya makin panjang bagaimana?
"Mau ngapain? Kakak mau aku digangguin lagi?"
"Malah sebaliknya."
"Hah?"
"Berhenti ngoceh."
Devka menancapkan gasnya agar Sindy tidak bicara lagi, motornya malah semakin kencang dibuatnya.Motor Devka berhenti di tempat parkir sebuah kafe sederhana bernama Mozza.
Sindy langsung turun dari motor tanpa disuruh karena tidak ingin dibentak lagi seperti kemarin.