[XXXVII] Kejadian Sebenarnya

25 1 0
                                    

>>>

Ketika kamu hanya melihat satu sudut pandang saja, kamu akan berpikir bahwa kamu benar.

>>>

Flashback

Pesan Chat ^

Rendy

Maaf, kamu duluan aja ke kelas. Aku ada keperluan. Maaf ya.

Rendy mengirim pesan kepada Sindy bahwa dia ada keperluan, tapi yang sebenarnya terjadi adalah cowok itu sedang menyusun rencana untuk menyatakan perasaannya. Rendy tidak bisa tinggal diam setelah dia melihat Sindy berduaan dengan Devka tadi siang.

Pelajaran masih berlangsung, Rendy mengirim pesan pada Yena yang berada dibelakangnya.

Rendy

Gue udah lama deket sama dia, ternyata masih ada cowok yang coba deket juga. Lo harus bantu gue buat nembak Sindy malam ini.

Rendy tidak bisa berbicara banyak pada Yena. Sehingga dia hanya bisa mengirim pesan diam-diam. Yena merasakan ponselnya bergetar, dia memeriksa dan langsung melihat Rendy yang berada didepannya.

Yena

Lo mau gue ngelakuin apa?

Balasan terkirim, Yena bingung dengan cowok didepannya. Memang harusnya dari dulu cowok itu menyatakan perasaannya, Yena menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, ingin sekali dia jitak kepala Rendy yang ada didepannya saat ini juga.

Bel pulang berbunyi, Rendy mengirim pesan lagi pada Sindy untuk mengajaknya pulang bersama sebagai tanda permintaan maaf. Rendy benar-benar ingin menyiapkan semuanya dan tidak ingin membuat Sindy kecewa. Setelah pesan terkirim cowok itu bergegas memasukkan buku-bukunya lalu melihat Yena yang berada dibelakang.

"Apa?" tanya Yena yang merasa sedang diperhatikan.

"Lo gak perlu ngelakuin apapun, cukup kasih tau barang atau hal-hal yang dia sukai. Semacam bunga, cokelat, boneka, atau yang lainnya. Dia lebih suka apa?"

Yena menghela nafas pelan, "Gue rasa dia cuma butuh lo jujur dan berani ungkapin perasaan lo." ucapnya penuh penekanan.

"Gue gak mungkin nembak dia dengan tangan kosong, seenggaknya ada sesuatu yang bisa jadi bukti kalo gue serius suka sama dia."

"Keseriusan itu gak perlu dinilai dari barang yang lo bawa. Gue tau lo belum pernah pacaran, selama jadi sahabat lo juga gue gak pernah liat lo secinta ini sama cewek."

"Jadi gue harus gimana?" tanya Rendy putus asa.

"Ungkapin perasaan lo dengan berani, jujur sama dia, bilang kalo lo serius suka dan gak akan nyakitin dia. Tentu aja selain dengan kata-kata, lo juga harus buktiin dengan perbuatan lo sama dia."

"Gue takut dia akan menjauh kalo gue jujur dan bilang suka sama dia."

"Tapi justru kalo lo gak ungkapin perasaan lo, lo akan kehilangan dia."

Dan Rendy hanya diam mencerna ucapan Yena.

"Dia lebih suka bunga atau cokelat, gak terlalu suka boneka. Gue cuma ngasih tau aja sih, karena itu sebenarnya gak terlalu penting. Yang penting itu hati dan keberanian lo buat bilang suka sama dia. Karena cewek itu butuh kepastian."

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang