[LII] Mudah Terhasut

53 2 0
                                    

>>>

Ketika ucapan orang lain terdengar benar,
kamu akan bingung dan ragu dengan keyakinanmu sendiri.

>>>

"Lo beneran datang ternyata." ucap Arga setelah melihat Devka duduk di kursi sebelahnya.

Mereka bertiga sedang berada disebuah club malam dipusat kota. Devka sebelumnya berencana tidak datang karena ingin menonton film bersama Sindy, tapi ternyata cewek itu tidak bisa pergi dengannya.

Devka meneguk minuman dihadapannya dengan kesal, padahal dia sudah menunggu dari satu minggu yang lalu untuk menonton film itu bersama Sindy.

"Lo gak jadi nonton?" Raffa bertanya.

"Udah tahu Sindy itu pinter, jelaslah dia lebih milih belajar daripada main-main gak jelas." ucap Arga.

"Gak jelas? Jadi maksud lo pergi nonton bareng gue itu gak jelas?"

"Buktinya dia lebih milih belajar, padahal gue yakin tuh cewek tanpa belajar pun pasti tetap dapet nilai besar. Dia emang gak mau aja jalan sama lo." Arga mengompori.

"Jangan sembarangan ngomong, lo gak tau apa-apa." bela Devka.

"Ya, siapa tau aja kan?" Arga melirik Raffa agar sependapat dengannya.

Raffa hanya mengangguk pelan, "Kenapa lo gak ajak Zara aja?" usulnya.

"Zara siapa?" Devka bertanya selagi mengingat nama yang terdengar familiar itu.

"Zara. Cewek yang waktu itu lo tolongin. Lo gak ingat?"

Devka masih diam.

"Cewek yang lo antar pulang setelah lo nolong dia pas dia di dipukul sama pacarnya di kafe waktu itu, terus lo bilang juga tas nya pernah ketinggalan di mobil lo. Beneran gak ingat?" Arga menjelaskan panjang lebar.

"Oh yang itu." Devka mengingatnya sekarang, dia hanya tahu nama cewek itu dan alamat rumahnya karena pernah mengantar cewek itu pulang. "Lo nyuruh gue nonton sama dia?" tanyanya.

"Iya, kenapa engga? Lo punya nomornya kan?"

"Mana bisa gue jalan sama cewek lain disaat gue udah punya Sindy." ucap Devka tak terlalu peduli dengan saran temannya itu.

"Lo hapus juga nomornya? Jadi bener lo hapus semua nomor cewek dikontak lo itu kecuali Sindy?" Raffa bertanya penasaran.

Devka mengangguk.

Arga tersenyum miring, "Lo beneran udah berubah cuma gara-gara satu cewek itu ya sekarang. Ya, walaupun gue gak tau akan bertahan berapa lama."

Devka mengabaikan ucapan Arga lalu meneguk minumannya sampai habis. "Gue ke toilet sebentar."

***

Sindy memasuki ruangan ujian, cewek itu duduk dan mengambil alat tulis di laci mejanya. Tangannya meraih sesuatu yang tidak asing, dia mengambilnya dan menemukan ada satu bungkus macaron yang dia sukai. Apa ini pemberian dari Devka?
Sindy tersenyum tipis dan menyimpannya, lalu memulai ujian dengan tenang.

Setelah keluar dari ruang ujian, Sindy mengambil ponselnya yang dikumpulkan sebelum ujian. Cewek itu mengirim pesan singkat pada Devka.

Pesan Chat^

Sindy
Makasih macaron nya :)

Dev
Macaron?

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang