[XXXV] Kepingan Memori

44 2 0
                                    

>>>

Mengingat hal baik dan melupakan hal buruk adalah sesuatu yang harusnya saling berkaitan, tapi yang terjadi selalu sebaliknya.

>>>

Satu minggu telah berlalu, ada sesuatu yang membuat Sindy dilema saat ini. Seseorang yang membuat hari-hari Sindy menjadi sedikit lebih berwarna. Seseorang yang selalu bisa membuat Sindy tersenyum setiap saat. Seseorang yang memperhatikan dan peduli padanya dengan tulus. Seseorang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Rendy.
Sehingga Sindy menjadi lebih menyukainya daripada sebelumnya. Tapi? Apakah kebaikan Rendy hanya dia berikan pada Sindy? Atau sebenarnya dia baik pada semua orang? Mengingat bahwa Sindy tau status Rendy sekarang adalah calon tunangan orang lain. Sindy hanya masih berpikir kalau Rendy memang menganggapnya sebagai seorang adik, tidak lebih. Seperti adik yang di jaga baik oleh kakaknya.

Selama satu minggu ini, Rendy selalu berada dekat dengan Sindy. Entah itu pesan spam, atau kegiatan yang Sindy lakukan disitu pasti ada sosok Rendy yang selalu siap mengulurkan tangannya untuk Sindy. Sehingga Sindy mulai terbiasa dengan sosok cowok itu.

Seperti saat ini, Rendy sedang sibuk mengerjakan tugas matematika milik Sindy, cewek itu sudah berulang kali memberitahunya kalau dia bisa menyelesaikan tugas itu sendiri, tapi Rendy selalu mempunyai alasan agar dia yang mengerjakannya. Mungkin juga alasan agar cowok itu selalu dekat dengan Sindy.
Mereka berdua duduk dibangku taman yang banyak dilalui siswa. Benar! Mereka hanya berdua dan itu menjadi pemandangan yang wajar bagi sebagian siswa disana. Setelah seminggu ini Rendy secara terang-terangan mendekati Sindy, semua siswa jadi terbiasa melihat kedekatan mereka berdua. Sindy menatap Rendy yang sedang fokus mengerjakan soal. Bayangannya menerawang tentang apa saja yang sudah Rendy perbuat untuknya.

Satu minggu yang lalu...

Setiap hari, beberapa kali Rendy selalu menyempatkan ke kelas Sindy hanya untuk mengucapkan selamat pagi

"Selamat pagi." ucapnya tersenyum tipis kala itu.

"Iya, pagi." jawab Sindy sekenanya.

Walau bagaimanapun Sindy tahu betul Rendy akan bertunangan dengan orang lain. Dia senang Rendy datang dan selalu dekat dengannya, tapi dia juga harus berhati-hati dengan sikapnya. Sindy tidak ingin menjadi perusak hubungan orang lain. Biarlah Rendy dekat dengannya. Akan Sindy anggap baiknya Rendy sebagai sikap yang wajar dilakukan kakak kepada adiknya.

Jangan berharap dan jangan memberi harapan pada siapapun!

itu yang sedang Sindy lakukan pada dirinya sendiri.

"Kamu selalu datang lebih awal ya?" tanyanya kala itu.

"Engga, sekarang emang kebagian piket aja." jawab Sindy sambil membereskan kursi dan meja.

"Sini aku bantu."

Rendy membantu menaikan kursi dan menghapus tulisan di papan tulis.
Didalam kelas sepi dan tidak ada siapapun kecuali mereka berdua. Sesekali Rendy bertanya tentang apa yang Sindy sukai atau benci, kegiatannya diwaktu luang dan apa yang Sindy rasakan atau pikirkan saat ini.

Entah kenapa Sindy menjadi lebih terbuka pada Rendy. Karena cowok itu bukan hanya sekedar bertanya, melainkan mendengarkan dengan baik apa yang Sindy sampaikan sehingga Sindy juga mulai merasa nyaman berbincang dengannya.

"Terimakasih, padahal aku bisa ngelakuinnya sendiri."

"Gak papa. Kalau butuh bantuan bilang aja. Kamu bisa telpon, aku pasti langsung datang." ucapnya sambil tersenyum.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang