[LV] Kesempatan Kedua

34 2 0
                                    

>>>

Terkadang manusia tidak bisa menyadari betapa dia telah diberi kesempatan baik beberapa kali.

>>>

"Kenapa kamu egois?"

Ketika Sindy pergi meninggalkan Devka keluar bioskop, cowok itu mengejarnya dan membawanya ke parkiran yang sepi. Menarik tangan Sindy lalu melontarkan pertanyaan yang membuat Sindy mengernyit bingung.

"Egois?"

"Iya, aku udah berusaha jujur sama kamu. Aku ajak dia juga kan gara-gara kamu gak bisa pergi. Kenapa kamu egois dan hanya mikirin diri sendiri?"

"Jadi, salah aku kalau kamu pergi sama cewek lain?" Sindy tidak habis pikir, kenapa malah dia yang disalahkan?

Devka menghela nafas pelan, mencoba menetralisir emosinya, "engga, aku yang salah. Maaf ya, aku sama dia gak ada hubungan apa-apa kok, cuma satu kali jalan dan gak akan aku ulangi lagi." Devka mencoba berkata halus, beralih mengelus pelan puncak kepala Sindy.

"Maaf, aku minta maaf. Aku yang salah." Devka menunduk, berharap Sindy menerima permintaan maafnya.

Sindy hanya bisa diam. Devka sudah jujur, Sindy menghargai kejujurannya saat ini. Tapi, entah kenapa dia tidak bisa memaklumi nya. Mungkin, di dalam hati Sindy yang paling dalam, tanpa alasan apapun dia ingin mengakhiri hubungannya saat ini juga.

"Aku mau putus."

Setelah mengatakan itu, Sindy bisa melihat ekspresi Devka yang berubah. Cowok itu terkejut dengan apa yang Sindy ucapkan.

"Aku gak mau." tegasnya.

"Terserah, aku gak minta pendapat kamu."

"Aku udah bilang, aku gak mau."

"Itu berarti, kamu yang egois."

Sindy berbalik, berniat meninggalkan cowok itu yang masih saja keras kepala. Tapi kemudian tangannya ditarik secara kasar, Devka memojokkan Sindy pada dinding dan menguncinya dengan kedua tanganya. Menatap mata Sindy penuh dengan amarah.

"Lo pikir bisa dengan mudah putusin gue?"

Mata Sindy membelalak. Ah, benar juga. Ini adalah sifat asli Devka. Apa selama ini cowok itu menahannya?

Ketika Sindy hanya menatapnya dengan raut tidak percaya, Devka melonggarkan genggaman tangannya yang kuat. Cowok itu bisa melihat pergelangan Sindy memerah karena ulahnya. Devka tersadar akan perbuatannya, sorot matanya pun berubah menjadi lebih khawatir dari sebelumnya.

"Maaf, aku gak sengaja." Devka mundur beberapa langkah. "Aku cuma gak mau putus sama kamu, aku gak bisa hidup tanpa kamu." sambungnya.

Devka mengacak rambutnya dengan frustasi, hal itu membuat Sindy diam seribu bahasa. Kalau dipikir-pikir kembali, mungkin dia memang salah karena tidak punya waktu untuk cowok itu. Apa dia memang harus memberi kesempatan kedua?

Devka berusaha untuk jujur.
Devka berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka.
Devka juga terlihat meminta maaf dengan tulus.

Sindy memang selalu menjadi bodoh jika berurusan dengan percintaan.

"Aku akan kasih kamu kesempatan, kalau kamu terbukti ngelakuin hal yang paling aku benci. Aku harap hubungan kita berakhir, bahkan tanpa kata putus dari aku."

Devka mendekat, menyisakan jarak yang lumayan dekat dengan Sindy. Memeluk cewek itu dengan erat, tanpa pernah berniat untuk melepasnya. Dia sangat senang mendengar hal itu, senyum manis terukir di wajahnya. Devka sangat menyukai Sindy. Namun, kalimat yang lebih tepat mungkin dia sudah terobsesi pada cewek itu.

SINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang