>>>
"Rasa sakit tidak selalu buruk, kamu akan tahu apa itu sembuh setelah mengalami rasa sakit."
>>>
Setelah berganti baju seragam menjadi baju olahraga, semua murid kelas 11 IPA 1 berkumpul di lapangan termasuk kelas Sindy. Mereka melakukan pemanasan selama beberapa menit, karena jam pelajaran olahraga Sindy sebenarnya setelah istirahat kedua. Secara kasar kelas Sindy menumpang berolahraga dikelas 11 IPA 1. Biasanya jika disatukan seperti ini, guru pengajar akan lebih fokus pada kelas yang di ajarnya yaitu kelas Yena dibanding kelas Sindy. Sehingga otomatis kelas Sindy bebas melakukan apapun kegiatan yang bersangkutan dengan olahraga.
Kebanyakan laki-laki memilih sepak bola, dan yang perempuan memilih bola voli. Sindy dan ketiga sahabatnya memilih memainkan badminton di lapangan kecil. Bebas bukan berarti melakukan apapun yang mereka suka, jika ketahuan bersantai dan bergurau tanpa latihan olahraga tetap saja akan mendapat nilai dibawah rata-rata. Guru yang mengajar kelas Yena memang agak tegas.
Lapangan basket sepenuhnya dikuasai kelas 11 IPA 1, kelas Yena. Mereka sedang melakukan praktik perkelompok. Karena bergantian, beberapa orang yang belum kebagian praktik memisahkan diri dipinggir lapangan.
Sindy mahir bermain badminton, salah satu olahraga yang sangat dia kuasai. Namun, saat mendapat pukulan keras dari Dyra dia tidak dapat menangkisnya, sehingga kok badminton melayang tinggi hingga tersangkut diatas pohon. Sindy mencoba meraihnya dengan raket yang dia pegang, jaraknya tidak terlalu jauh tapi karena Sindy tidak terlalu tinggi dia kesulitan untuk menjangkaunya. Tiba-tiba seseorang berdiri disamping Sindy, mengambil raket yang Sindy pegang dan dengan mudah menyentuh kok itu dengan raketnya. Kok itu akhirnya jatuh kebawah, cowok itu mengambilnya dan langsung memberikannya pada Sindy.
Sindy mengambilnya dan berucap pelan, "Makasih kak."
Cowok itu hanya tersenyum lalu pergi. Sindy kembali ke tempatnya semula dan ternyata dia sedang diperhatikan oleh Dyra.
Sindy yang bingung langsung bertanya, "kenapa?"
Dyra tersenyum jail, "Gak papa. Ayo lanjut main lagi."
Sindy hanya mengabaikan dan bermain dengan tenang, semua murid fokus pada kegiatannya masing-masing. Tanpa sadar matanya menangkap seseorang yang sedang memperhatikannya dari jauh, Devka.
Sejak kapan cowok itu memperhatikannya?
Apa tadi juga Devka melihat ketika Rendy membantu Sindy?
Saat Devka sadar bahwa Sindy juga melihatnya cowok itu langsung mengalihkan pandangan. Tanpa ekspresi. Hal itu membuat Sindy penasaran.
Jika benar bahwa Devka menyukainya kenapa cowok itu terlihat biasa-biasa saja?
Kenapa dia tidak mencoba mendekatinya seperti apa yang Rendy lakukan? Atau dia sudah menyerah? Apa itu artinya Sindy tidak perlu menjawab pernyataan Devka minggu depan?
Atau memang Sindy benar-benar sedang dipermainkan?
Banyak pertanyaan di kepala Sindy saat ini, dan dia makin penasaran dengan sosok Devka. Sosok yang Sindy yakini pernah menolong orangtuanya.
***
Selepas olahraga yang lumayan melelahkan, beberapa murid berganti pakaian dan mulai beristirahat.