13. Bara vs Irham

7 3 0
                                    

Bara merebahkan tubuhnya di kasur Yasir, merasa ngantuk dan ingin tidur sebentar. Temannya yang lain juga sibuk sendiri walaupun tetap ngobrol dengan topik random.

"Cil adek lo jutek banget, aing cape mikirin cara deketinnya. Di chat juga tara dibales Cil" curhat Bara kepada Yasir.

"Atudaaa ngegas teuing deketinnya maneh mah Bar. Santai napa santai," timpal Riza.

Bara bangun kemudian duduk di tengah kasur Yasir. "Emang gitu?"

"Udah laahh Bar, berenti aja deketin adek gue. Lo bukan tipenya," ucap Yasir.

Bara mendengus, "dukung atuh Cil, dukuunggg !! Soal tipe mah gue terobos aja."

"Eehh Bar, tuh si Qiya baru balik, sama cowok lohhhh" kata Heri sambil memanas-manasi Bara.

Sontak Bara berdiri menghampiri Heri di dekat kaca jendela kamar Yasir. "Ya allaahh... saingan gue dateng tuh kayaknya. Ahh cakepan gue yakan Her?"

Heri tersenyum jail "cakepan dia lah. Lo gada apa apanya di banding yang itu" ucap Heri sambil menunjuk cowok yang nganterin Qiya pulang.

"Siapa sih?" Tanya Yasir yang berjalan mendekat ke arah jendela.

Yasir mengerutkan dahinya, "kok si Irham pake seragam sekolah kita ya??" Tanya Yasir kepada Heri dan Bara.

Heri menggelengkan kepalanya, "kaga tau Cil, gue kaga kenal."

"Anak baru tuh kayaknya, kata si Rendi tadi cerita gue nguping di warung," ujar Bara.

"Oohhh pindah sekolah, mantap balikan lah Qiy sama si Irham" ucap Yasir seenaknya di hadapan Bara.

Bara memukul keras bahu Yasir, membuat Yasir mengaduh kesakitan dan mengusap-usap bahu yang di pukul Bara. "Enak banget yaa maneh Cil.. bilang begitu depan aing," protes Bara.

"Hahahahahhahahah" terdengar gelak tawa dari teman-temannya.

.......

Qiya berangkat sekolah seperti biasa bersama Yasir, ia melangkah santai menuju kelasnya. Waktu menunjukan pukul 7 lewat 10 menit, dan sekolah tentu saja masih sepi.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu kanannya, Qiya menoleh untuk melihat orang itu. Ternyata Irham, "apaa?!" Tanya Qiya jutek.

"Jangan jutek-jutek atuh Qiy," jawab Irham. "Eehh ini kok masih sepi? Libur merennya??"

Qiya menggeleng, "ngga libur, disini emang masih sepi kalo baru jam 7. Nanti jam 8 baru rame," jelas Qiya.

"Lah? Terus gue ngapain dateng pagi begini??" Tanya Irham kepada dirinya sendiri.

Qiya melangkah lebih cepat meninggalkan Irham yang jalannya lama.

Sampai di kelas, Qiya langsung mendudukan dirinya di bangku lalu meraih ponsel di dalam tasnya, ia berniat menonton kpop sambil menunggu bel masuk.

Irham bukannya duduk di bangkunya sendiri malah mengikuti Qiya dan duduk di bangku Rissa. "Ngapain disini?!!" Tanya Qiya galak, ia merasa terganggu dengan Irham yang duduk disampingnya.

"Sok weh nonton mah, duduk doang moal ganggu," kata Irham yang paham dengan Qiya, ia tau kalo Qiya sedang fangirlan gak suka diganggu.

"Aahh sana sana pindaaahh!!" Suruh Qiya, ia mendorong bahu kiri Irham agar pergi dan duduk di bangkunya sendiri.

"QIYAAA!!!" Teriak seseorang dari luar kelas. Irham menoleh menatap kaca jendela kelasnya.

"Siapa tu?" Tanya nya kepo, di luar kelas ada Bara yang mengintip ke dalam kelas Qiya lewat jendela. Qiya mendelik ketika melihat Bara di sana. Pagi-pagi mood nya sudah hancur karena Irham dan Bara. Mau pulang aja rasanya, pikir Qiya.

Irham terus memperhatikan Bara yang kini melangkah masuk ke dalam kelas, lalu ia berdiri di samping Qiya dan menaruh satu kotak susu vanila di meja untuk Qiya.

"Qiya, pulang bareng ya nanti. Udah izin kok sama si Yasir," ajaknya.

Qiya diam tidak menghiraukan ajakan Bara.

"Qiya pulang sama gue," ucap Irham tiba-tiba.

Qiya beranjak, berniat pergi ke kantin, ia meraih susu kotak vanila yang di berikan Bara. Sepertinya di kantin akan lebih nyaman walaupun tidak sehening di kelas, sebelum melangkah Qiya berkata, "gue pulang sama kak Yasir! Kalian berdua aja yang pulang bareng! Searah tuh kayaknya,"

Dengan kompak Bara dan Irham menjawab "ogaaahhh!!!"

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang