Bara jalan ke arah kelas sambil meminum minumam yang baru di belinya dari kantin. Kelasnya sedang tidak ada guru karena pelajaran pertama gurunya sakit dan hanya di kasih tugas. Sudah jelas, Bara dan teman-temannya tidak akan mau mengerjakan.
"Bar, doi di hukum tuh" kata Riza dengan mata yang menatap Qiya di tengah lapang.
"Duh kasian amat kekasih hati gue."
Baru saja Bara akan melangkah mendekati Qiya, kerah bajunya di tahan dari belakang oleh Riza karena Bara tidak melihat situasi.
"Tunggu bestie! Liat tu pawangnya ngawasin! Maen samperin aja lu."
Bara melihat ke arah yang di tunjuk Riza. Ada Irham yang berdiri di depan kelasnya seperti sedang menjalani hukuman juga.
"Niat gue kan baik, udah diem aja lu!"
Bara tetap keukeuh menghampiri Qiya. Lalu memberikan air dingin yang sebenarnya titipan Heri. Riza menggelengkan kepalanya, "bucin emang susah dibilangin!" Gumamnya.
......
Qiya menatap Bara dengan tatapan waspada, berani-beraninya Bara menghampiri Qiya sedangkan ada Irham yang mengawasinya. Bisa bahaya kalau begini.
"Ngapain sih kak?!"
Bara menyodorkan botol minum "mau ngasih ini aja."
Qiya mengambilnya, "makasih yaa.. yaudah sanaa" usir Qiya dengan mata yang mengkode Bara kalau ada Irham di sekitar mereka.
"Gue tau ada si Irham.. dia lagi di hukum juga tuh. Gue kan cuma mau ngasih minum, baik dong?"
Qiya menghembuskan nafasnya lelah, mengapa Bara bodoh sekali? Jujur Qiya gemes banget pengen mutilasi cowok ini.
Tiba-tiba air yang ada di genggaman Qiya dirampas oleh seseorang yang sebenarnya sudah Bara lihat kehadirannya.
"Eh? Ngapain lu?" Tanya Qiya kaget.
"Minum lah" Irham meneguk habis air itu sampai tetes terakhir, lalu meremas botolnya dan di lempar tepat ke arah tong sampah.
"Thanks" ucapnya dengan tenang kepada Bara.
"Sama-sama," jawab Bara lalu menyodorkan lagi minuman miliknya yang sisa setengah.
"Ohh gue udah gak haus kok, makasih" tolak Irham sambil mendorong tangan Bara agar menjauhkan minumannya.
"Tau kok Ham.. tapi Qiya belum minum," kata Bara.
Irham mulai terpancing, ia menatap Bara dengan nyalang lalu melangkah sedikit mendekat ke hadapan Bara. Qiya langsung menahan pergelangan tangan Irham tapi percuma, Irham tidak peduli dengan sentuhannya.
"Haamm... diem ih jangan ribut" desis Qiya yang mulai khawatir karena aura permusuhan sudah terasa sekali.
"Kalo deketin Qiya di belakang gue, gue masih bisa tahan! Kalo deketin langsung di depan mata gue jangan berharap lo baik-baik aja!" Ancam Irham dengan suara tegas.
"Gue cuma kasih minum, gak niat apa-apa. Kasian Qiya, panas loh" jawab Bara tetap tenang.
"Bodo amat apa alasannya!"
"Irhaaammm..." panggil Qiya yang tetap di hiraukan oleh cowok itu.
"Terserah lo deh, gue gak ada maksud lain."
"Semua orang tau lo suka sama cewek gue! Dan setiap lo deketin cewek gue, semua orang pasti paham itu bentuk pendekatan lo!" Marah Irham dengan menekan kalimat 'cewe gue'
"Iyaaa.. gue suka sama Qiya. Ya ampunn buset dah, gue seriusan ini cuma ngasih minum. Yaudah sorry deh kalo gue salah. Gue balik kelas aja!" Putus Bara karena tidak ingin ribut di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Teen FictionGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...