48. Mabuk

7 4 0
                                    

Kiwww kiwww double update lagi ya pren.. haha

Dikarenakan ada yang minta secara khusus double update ya monggo lah yaa.. dan maaf sekali aku gak update malam kemarin karena lupa hahaha..

Gini ya gaes😚😚 Untuk temen temen sekolahku yang baca, please woy ini bukan cerita asli banget walau memang beberapa scene ada yang aku ambil dari kejadian yang aku alami.

Aku cuma ambil tokoh tokoh di dunia nyataku dan aku ganti namanya. Sikap dan sifat merekapun aku usahakan sesuai dengan human  aslinya. Jadi ya untuk temen sekolah pasti kenal. TAPI TIDAK DENGAN IRHAM! Dia bukan temen sekolahku, dia cuma temen aku yang muncul lewat haluan wkakakakakka

Oke sekian dan SELAMAT MEMBACA

KUYKUYKUYYYYY..

Salam dari penulis amatir🥀

••••••

Bara masuk ke dalam kamar mandi di kamar Riza. Ia merasa mual karena tadi ia sempat meminum minuman yang tidak pernah ia sentuh sedikit pun. Ia terpaksa, ia berharap bisa sedikit melupakan masalahnya dengan meminum sesuatu yang haram itu.

Dan ternyata tubuhnya tidak mampu menerimanya dengan baik. Toleransi alkoholnya cukup rendah padahal ia hanya meminum sedikit.

Bara bahkan tidak berani pulang kerumahnya, takut jika Bundanya sampai tau dan kecewa dengan kelakuannya. Ada rasa menyesal di lubuk hati terdalamnya karena memilih jalan seperti ini.

Berkali-kali kalimat ceramah terlontar dari mulut teman-temannya yang malam ini ikut berkumpul di rumah Riza. Mereka sedikit kecewa dengan apa yang Bara lakukan. Tapi sebagai seorang remaja mereka juga mengerti posisi Bara.

"Heh!! Ngapain lo Bar di dalem? Lama banget. Coli lo?" Tanya Riza dengan sedikit berteriak.

Bara yang kesadarannya lumayan hilang hanya diam walaupun telinganya masih mendengar teriakan temannya dari luar kamar mandi.

Ia kembali memuntahkan isi perutnya. Rasanya sungguh tidak enak. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan mencoba minuman yang sangat menyiksa tubuhnya lagi.

"Her.. masuk Her, temenin tu bujang. Gue pergi keluar dulu cari kelapa, buat sterilin si Bara," ucap Yasir.

Aji mengerutkan dahinya, "emang bisa pake kelapa?"

Yasir mengedikkan bahunya sambil memakai jaket bersiap untuk pergi. Sebenarnya ia juga tidak tau kelapa bisa membuat lambung Bara steril atau tidak. Ia sama sekali tidak punya pengetahuan tentang permabokan, karena mereka memang tidak pernah melakukannya.

"Pake logika weh aing mah. Pake kelapa asli kayaknya bagus."

"Gue ikut lah. Rek neangan kamana emang tukang kelapa malem-malem gini?" Aji beranjak mengambil jaketnya juga.

"Di deket rumah gue ada yang jual es kelapa sampe malem. Beli yang masih utuh aja bisa kali," saran Heri yang baru saja keluar dari kamar mandi memapah Bara.

"Gue gak akan bikin perjuangan gue sia-sia gitu aja" gumam Bara dengan suara lemah.

"Gandeng sia batu Bara! Tidur sana!!" Heri melempar tubuh Bara ke kasur Riza.

Dengan posisi terlentang, Bara menunjuk-nunjuk langit-langit kamar Riza seolah ada wajah Qiya tergambar disana. "Qiya pasti bakal nerima perasaan gue," gumamnya lagi.

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang