Yasir menghampiri Qiya yang sedang memasak nasi goreng di dapur, pagi sekali, kedua orangtuanya sudah pergi ke pasar, entah mau membeli apa. Mereka ditinggal tanpa makanan untuk sarapan. Jadinya ya terpaksa Qiya harus membuat sarapannya sendiri.
"Tambahin dong porsinya, gak inget punya kakak ya lo! Masak cuma buat sendiri," omel Yasir ketika melihat nasi goreng yang baru setengah matang itu.
"Bacot! Buruan ambil lagi nasinya" suruh Qiya.
Yasir menyerahkan sepiring nasi putih untuk ditambahkan ke nasi goreng yang sedang Qiya buat. Setelah itu Yasir Membuka kulkas untuk mengambil susu, "eehh, mau ikut gak lo? Gue mau ke jembatan panjang"
Tanpa menoleh Qiya menjawab, "kapan?"
"Ya sekarang bego!"
"Anjay! Toxic amat punya kaka" gumam Qiya yang masih bisa di dengar Yasir.
"Ikut gak?" Tanya Yasir lagi.
"Ajak teh Berbie aja sih, jomblo amat bawa adek" ledek Qiya.
Yasir mendengus, memangnya Qiya tidak tau kalo Fani sudah jadian dengan cowok lain, pikir Yasir.
"Sama siapa sih? Ikut ahh gabut dirumah" ucap Qiya. Gadis itu membawa sepiring nasi goreng ke meja makan, lalu mulai menyantap hasil kerjanya.
Qiya tidak menyajikan satu piring nasi goreng lagi untuk Yasir, sudah biasa ia hanya memasaknya saja biar Yasir sendiri yang memindahkan nasi gorengnya dari wajan ke piring. Segitupun sebaliknya, jika Yasir yang masak juga begitu. Jangan salah yaa.. Yasir memang cowok bandel seperti kebanyakan anak SMA seumurnya. Tapi ia jago kalo soal masak, makanan apapun bisa ia buat, kadang jika Mama sedang sakit yang masak buat makan bukan Qiya tapi Yasir, karena memang, lebih jago Yasir daripada Qiya kalo soal memasak. Biasanya Qiya hanya tau makan aja.
"Sama si Fatur," mendengar itu Qiya tersedak dan langsung buru-buru menuang segelas air untuk diminum. Dirasa tenggorokannya sudah terselamatkan, Qiya menatap Yasir dengan tajam.
"Gila kali lo! Ngajak gue padahal tau gue suka tremor kalo ada kak Fatur,"
"Ya gak papa.. hayu weh.. kapan lagi bisa jalan-jalan sama si Fatur? Hayoo" goda Yasir. Sebenarnya Yasir juga gak mau ajak Qiya, terlebih ia pergi dengan teman-temannya. Tapi daripada jok penumpangnya kosong, ia gak mau kalo membonceng angin, nanti sakit, canda. Lagipula kasian adiknya ini, selama libur semester dirumah doang.
"Oke!"
.....
Kata Yasir mereka janjian di depan pintu gerbang jembatan panjang. Sekitar 10 menit yang lalu Qiya dan Yasir sudah sampai, ternyata yang lain belum ada yang datang mungkin masih di jalan.
Tak lama kemudian, Riza dan Aji datang. Mereka berdua berangkat menggunakan motor Riza, biasa jomblo gak punya gandengan jadinya gitu kaya homo, canda.
"Aing kira lo mau ngejomblo aja Cil, ternyata bawa adek juga. Kesenengan si Bara Qiy kalo lo ngikut," ucap Riza.
"Gue gak ngebayang bakal ramean loh kak!" Bisik Qiya kepada Yasir.
"Sorry! Ada si Bara ikut. Tapi dia gak tau kalo gue ajak lo," jawab Yasir.
Qiya cemberut karena merasa ditipu. Moodnya hampir hancur karena hal itu, tapi ya Qiya pikir apa salahnya, gak suka dan gak punya perasaan bukan berarti harus membenci. Cuek aja.
"Si Fatur sama Bara ngaret, kena macet katanya," ucap Heri yang baru datang bersama pacarnya, Putri.
Qiya bersalaman dengan Putri sebagai bentuk perkenalan. Mereka tidak satu sekolah, makanya baru ketemu. Menurut Qiya, Putri itu cantik, baik dan ramah pula, padahal mereka baru bertemu, Qiya suka. Kayaknya yang bawa pasangan cuma Heri. Yang Qiya tau, diantara mereka yang punya pacar itu cuma Heri, yang lainnya jomblo. Eh, Fatur otw ya sama Qiya, doakan teman-teman. Haha
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Teen FictionGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...