63. Alan dan Sarah

4 0 0
                                    

Satu bulan kemudian

Acara graduation kelas 12 di adakan hari ini di lapang outdoor sekolah. Dan nanti malam akan ada acara promnight di sebuah hotel yang tak jauh dari sekolah.

Qiya datang menghadiri acara graduation ini karena paksaan Sarah. Kalau bukan karena dipaksa Qiya akan memilih tidur dirumah seperti Yasir.

Sarah udah terlihat sedih banget sejak datang ke sekolah. Gadis itu akan LDR dengan Alan yang memilih kuliah di Jakarta. Bukan karena tidak sanggup berjauhan, tapi Sarah takut Alan akan kembali menjadi buaya yang mendekati banyak cewek di kampusnya nanti. Apalagi Sarah tidak bisa memantaunya secara langsung.

Tangis Sarah pecah saat Alan menghampirinya seusai pemasangan mendali di panggung. Mereka berpelukan dengan Alan yang terus berusaha menenangkan kekasihnya. Qiya dan yang lain jadi merasa iri dengki melihatnya.

"Selamat yaa udah lulus hiks hiks," ucap Sarah dengan isak tangis yang menghiasi suaranya.

Alan terkekeh mendengar suara Sarah, "iyaa.. jangan nangis atuh."

"Kan sedih.. mau LDR. Nanti kamu ketemu cewek cantik disana terus jiwa buayanya keluar lagi gimana? Aku kan cape-cape buat kamu tobat" kata Sarah.

Qiya dan yang lain sontak tertawa. Tidak percaya mereka kepad Sarah yang kalem kalau udah manja sama Alan bisa juga bertingkah kaya gitu. Ucapan Sarah benar-benar membuat mereka geli. Lihat saja, Alan pun tertawa mendengar ucapan Sarah.

"Gak akan.... siapa sih yang lebih cantik dari pacar gue?" Tanya Alan.

Sekarang, Qiya dan yang lain sudah tidak bisa menahan rasa mualnya. Mereka pura-pura muntah di belakang kedua sejoli itu. Buaya ya buaya, ucapannya pun menjelaskan bahwa Alan masih buaya.

"Ya ada lah! Nanti kamu pasti ketemu yang lebih cantik!"

"Udah Sar udaahh... kalo kak Alan ketemu yang lebih cantik, lo juga ketemu yang lebih cakep lah! Ribet banget, mual nih gue," sahut Imel.

"Diem lo!"

Rena mengusap-usap bahu Imel yang baru saja kena mental dengan jawaban singkat Sarah.

"Gak akan tertarik lagi sama yang lebih cantik.. gue udah sayang banget sama lo. Katanya lo percaya sama gue. Lo harus percaya juga kalo gue udah insaf jadi buaya karena lo, Oke??" Ucap Alan meyakinkan Sarah.

Sarah mengangguk sambil mengusap sisa air matanya. "Sekarang jadi gak nemenin beli sandal buat nanti malem?"

Alan mengangguk singkat, "tunggu sampai acaranya selesai ya?"

Sarah mengangguk lalu kembali bergabung dengan teman-temannya. Ia membiarkan Alan kembali kepada teman-temannya juga untuk menikmati acara siang ini.

"Lo mau pergi jadi partner kak Alan nanti malem?" Tanya Ajeng.

"Iyalah! Gue kan emang pasangannya."

"Waahh wahh!!! Gela sih gelaaa... king and Queen nya sekolah sepasangan, yang punya acara kelas 12 cewek-ceweknya pada minder Sar sama lo! Jangan make up ya nanti malem," saran Ajeng.

"Gila lo! Nanti kak Alan malu bawa gue yang dekil."

"Sebucin itu mah mau bawa lo pake daster juga gak akan malu dia" sahut Rissa yang diangguki mereka semua.

"Pengen dateng ihh, mau liat acaranya" ucap Qiya.

Ajeng mengangguk, "iya Qiy sama gue juga. Tapi acaranya khusus kelas 12 plus partner mereka."

.....

Sarah terlihat sibuk bersiap-siap untuk pergi sebagai partner Alan ke acara promnight. Sekarang ia sedang berada di rumah Qiya dan bersiap-siap dengan dibantu oleh para teman-temannya yang jadi ikut rempong juga.

"Udah! Selesai make up nya. Cantik bangeet hasil karya tangan guee..." puji Qiya.

"Buseettt ini lipstiknya gak ada yang tenang dikit warnanya?" Tanya Rena.

Sarah menoleh ke arah kaca untuk melihat kondisi wajahnya yang tadi di make up oleh Qiya. "Yang lainnya sih oke, tapi lipstiknya kaya tante-tante!"

"Apaan sih! Itu bagus cantik, cocok buat acara malam kaya gini."

"Qiyaaa.. please lah!! Gue mau acara sekolah bukan mau ke club! Bibir gue kaya minta di cipok tau gak?!" Kesal Sarah.

Qiya mendengus lalu mencari lipmate berwarna nude dan satu liptint yang warnanya cantik untuk di buat ombre.

"Awas lo kalo gak bener lagi!!" Peringat Sarah ketika Qiya akan mulai mengoleskan pewarna bibir itu.

"Lo mending jadi cuek kaya biasanya deh! Kalo bawel gue pusing!" Jawab Qiya.

Selesai mengoleskan pewarna bibir yang cantik itu ke bibir Sarah Qiya tersenyum lebih lebar dari sebelumnya. Kali ini hasilnya lebih dari kata cantik. Sarah benar-benar seperti dewa. Alan pasti berterima kasih kepada Qiya dan teman-temannya yang telah membantu Sarah bersiap untuk menemaninya.

"Dah rambut lo juga selesai gue tata!" Ucap Ajeng yang di susul oleh decakan kagum dari Rena yang tadi membantu Ajeng dan Qiya. Tema make up dan tatanan rambut itu semua ide Rena.

"Nih sekarang pake heelsnya" suruh Imel.

Rissa mengambil parfum dengan wangi elegan milik Qiya. "Bentar-bentaarr!! Gak kumplit kalo gak wangi."

"Astagaaa!! Asal ambil aja lo Ca! Parfum favorite gue!!!! Jangan banyak-banyak!!!"

"Pelit banget li Qiy!" Kata Rissa.

Selesai menyemprotkan parfum ke tubuh Sarah, mereka semua tersenyum bangga melihat hasil kerja keras mereka sejak sore tadi.

"Ini malu gak sih? Gue cuma nemenin bukan anak kelas 12nya" ucap Sarah yang merasa ragu. Ia rasa ini terlalu berlebihan.

"Ih udaahh!! Cantik! Gak papa, daripada lo biasa-biasa aja nemenin raja kaya kak Alan, nanti lo minder!" Jawab Ajeng menyemangati.

Dering ponsel Sarah memberhentikan obrolan mereka. Semuanya melirik penelepon. Nama Alan tertulis indah di layar ponsel itu, dengan cepat Sarah mengangkatnya lalu mengambil tas dan bersiap pergi.

"Makasih banget yaaa kaliaann!! Doain gue biar gak malu-maluin kak Alan!"

Sarah keluar dari rumah Qiya menghampiri Alan yang sudah datang menjemputnya. Qiya dan yang lain hanya melihat di teras rumah.

"Cantik bangeett!! Pake MUA mana?" Tanya Alan.

"Gak pake MUA, di make up-in mereka," tunjuk Sarah kepada Qiya dan yang lainnya.

"Oohh tapi bagus, memang lo nya aja ya yang cantik" puji Alan.

"Udah deh! Nanti aku makin malu kalo dipuji terus" jawab Sarah tersipu malu.

Alan terkekeh lalu membukakan pintu, "lo emang cantik, make up natural gitu aja udah bikin lo jadi yang paling cantik malam ini. Gue yakin!"

Sarah mengulum bibirnya menahan senyum. Alan memang buaya yang sudah terlatih. Kata-katanya mampu membuat semua cewek luluh. Dan sekarang, sikap buayanya hanya milik Sarah seorang.

Setelah kepergian Sarah dan Alan, Qiya dan yang lain mendesah berat. "Kapaaann gue di perlakuin kaya Sarah sama doinya! Mana kak Alan cakep banget lagi" gumam Rissa.

"Tutorial jadi Sarah dong please!!" Sahut Qiya.

"Kudu minta amalan gak sih ke si Sarah?" Tanya Rena.

Setelah itu mereka memilih masuk ke rumah Qiya. Dan karena hari yang sudah malam. Meraka pamit pulang.

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang