45. Keributan

7 4 0
                                    

Bugh bugh bugh....

"BARA!!!"

Yasir menarik badan Bara menjauhkannya dari Fatur. Mereka semua tidak menyangka Bara akan melakukan sejauh ini. Yang mereka tau, Bara orang paling tenang dan santai menghadapi permasalahan hatinya. Kenapa sekarang Bara jadi emosi?

Fatur memegang sudut bibirnya yang berdarah, ia mulai terpancing emosi karena menjadi sasaran emosi Bara padahal ia tidak merasa salah sama sekali.

Fatur menatap manik Bara dengan tajam. Ia mengabaikan rasa perih di beberapa bagian mukanya karena pukulan telak dari Bara yang begitu tiba-tiba.

"MAKSUD LO APA ANYING!!" Bentaknya dihadapan Bara. Kakinya melangkah mendekati temannya itu.

Tangannya di tahan oleh Riza. "Tenang Tur, si Bara pasti gak sengaja!"

"GUE GAK PEDULI SENGAJA ATAU NGGA!! Dia biasanya gak pernah kaya gini!!" Ucap Fatur kepada Riza.

"APA LO?! GUE EMANG EMOSI DAN SENGAJA SAMA LO BANGSAT!!" Teriak Bara. Ia memberontak minta di lepaskan oleh kukungan Yasir.

Yasir mendengus lalu memukul bahu Bara, "Heh!! Sadar!! Gue ceburin juga lo ke solokan!"

Bara menatap Yasir dengan nyalang, "gue tau Cil, lo juga emosi kan sama si brengsek itu?! Ngaku! Lo kesel kan sama dia?! BIARIN GUE HAJAR DIA LAGI!!!"

"GAK GINI CARANYA MONYET!" Yasir ikut membentak Bara karena merasa suasana makin panas. Ia berharap dengan bentakannya bisa sedikit menyadarkan Bara.

"Apaan sih kalian! Gak laki banget sampe kaya gini" sahut Heri.

"Udah udaaahh!!! Ayo cabut!" Ajak Aji mengalihkan emosi semuanya.

Bara masih menatap Fatur dengan tajam. Begitupun dengan Fatur, ia menatap tajam lawannya. Pikirannya bingung, ia tidak mengerti maksud ucapan Bara kepada Yasir tadi apa? Karena Fani kah? Bukannya Fatur sudah membicarakan hal itu baik-baik?

"GAK! Gue tetep gak ikut pergi ke rumah Yasir. Gue gak sudi pergi sama bajingan kaya dia!!!" Tunjuknya tepat di wajah Fatur.

"Sini kunci motor gue!"

Fatur yang masih emosi melempar kunci motor itu diwajah Bara, hidungnya tergores dan sedikit mengeluarkan darah. Matanya kembali menggelap karena emosinya yang naik lagi.

"BANGSAATT!!!"

Bugh bugh

Fatur yang juga emosi membalas pukulan Bara tak kalah keras.

"MAKSUD LO APA ANYING! GUE SALAH APA?!!!" Tanya Fatur dengan tangan masih melawan memukul Bara.

Bugh bugh bughh..

Mereka saling memukul satu sama lain. Hal itu di biarkan oleh Yasir, Heri dan Aji. Berbeda dengan Riza yang sudah gelisah ingin memisahkan, tapi ia tidak ingin terkena pukulan kalau nekat misahin mereka berdua tanpa bantuan yang lain.

"Pisahin hayu!!! Malah diem aja!"

Riza memegang kedua bahu Heri. Meminta tolong agar mau memisahkan Bara dan Fatur. "Her!!! Lo mau mereka masuk rumah sakit?"

"Mereka gak mungkin sampe saling bunuh Riz, lo tenang aja. Biarin mereka udah dewasa dan laki-laki. Percuma dipisahin," jawab Heri. Ia juga sebenarnya sama seperti Riza yang ingin memisahkan keduanya, tapi rasanya percuma.

Biarkan Bara melepaskan emosinya yang tertahan. Biarkan Fatur yang jadi korbannya karena Heri rasa sudah kepalang.

"QIYA SUKA SAMA LO BANGSAT!!!!!" Teriak Bara yang membuat semua orang sontak diam. Yasir menghela nafas. Akhirnya Bara mengeluarkan emosi yang selama ini dia pendam.

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang