Hari pertama classmeeting ini Qiya datang bersama Yasir jam 9. Qiya pikir acaranya sudah mulai, ternyata belum. Teman kelas Qiya sebagian tidak datang ke sekolah, padahal Qiya rasa acara ini akan rame sampai beberapa hari kedepan. Semoga ekspetasi Qiya tentang classmeeting ini benar, semoga tidak membosankan.
Hari ini lomba cerdas cermat, pidato dan lomba futsal, yang bermain hari ini di lomba futsal hanya dua grup. Grup kelas 10 ips2 dan 11 ipa1 . Qiya hanya berniat menonton lomba cerdas cermat untuk mendukung Rissa dan Rena. Ia duduk di dalam aula baris paling depan bagian menonton.
Rissa, Rena dan Ferra sudah siap di tempat peserta lomba. 5 menit lagi lomba dimulai. Ternyata duduk dan menonton cerdas cermat cukup membosankan, jika bukan karena Rissa dan Rena, rasanya Qiya ingin pulang saja.
Qiya bertepuk tangan sambil tertawa karena melihat Rissa yang berhasil menjawab satu pertanyaan dari guru.
"Ada juga yang dijawab si Rissa.. gak sia-sia tu anak belajar buat lomba hahahahha" ucap Qiya.
Sarah, Imel dan Ajeng mengangguk ikut merasa bangga kepada Rissa seperti Qiya. Kalo Rena jangan di bahas lagi, otaknya memang cerdas banget, jadi gak aneh kalo dia berhasil menjawab banyak pertanyaan yang membuat kelompok kelas mereka memenangkan lomba itu. Padahal di final nanti mereka berebut juara dengan kakak kelas 3. Pede saja, kalo rezekinya menang, pasti menang. Setidaknya mereka sudah dipastikan masuk 3 besar lomba cerdas cermat.
Finalnya langsung di laksanakan hari ini juga, setelah sholat dzuhur. Sekarang Qiya dan yang lain sedang santai-santai di kantin, tidak untuk Rissa. Disaat yang lain ngobrol asik dan tertawa bersama, dia sibuk dengan buku, katanya sih gamau kalah walaupun lawannya nanti sama kakak kelas.
"Nonton futsal yuk! Kayaknya masih main. Tadi mulainya sekitar jam setengah 11 soalnya" ajak Ajeng, gadis itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Jam berapa Sar?" Tanya Ajeng yang membuat Sarah mendengua kesal.
"Bukannya lo barusan liat jam? Ngapain masih nanya?" Kesal Sarah.
"Biasalah Sar, itu mah paling jam mati dia pake," timpal Imel.
Qiya tertawa setelah memeriksa jam yang di pakai Ajeng. Ternyata benar, ada-ada saja Ajeng, jam mati pun masih dia pakai.
"Ya kan gaya doang gimana sih," jawab Ajeng dengan pedenya. Ya memang sih, gak akan ada yang perhatiin jam yang di pakai Ajeng, tapi ngakak aja. Mereka salut dengan tingkat kepedean teman mereka yang satu ini.
"Jam 11 kurang 15 menit," jawab Sarah. Itu berarti lomba futsal memang masih di laksanakan. Tadi memang mulainya siang banget, panitia bidang olahraga kabarnya dateng telat. Yaa karena bablas tidur. Yasir saja kalau bukan Qiya yang bangunin mana bisa bangun pagi. Mereka gak sadar apa kalo ini belum libur semester, tapi udah leha-leha sampai bangun sesiang itu. Dasar cowok.
"Yaudah yuk!" Ajak Ajeng dengan semangat. Qiya tau Ajeng pasti mau modus sama kak Riza. Padahal Ajeng sudah punya pacar yang baiknya keterlaluan sampai-sampai jiwa pelakor di diri mereka menggebu-gebu ingin pelakorin pacar Ajeng. Tapi masih saja gadis itu caper ke cowok lain, bisa-bisanya.
"Males ah, ada kak Bara nanti," ucap Qiya dengan wajar ditekuk. Ia ingin ke lapangan untuk liat lomba futsal, tapi jika ada Bara jadi males.
"Kita jagain!! Kak Bara juga sibuk kali ngurusin futsal" rayu Ajeng.
Qiya beranjak, ia ingin melihat Fatur jadi yasudah tidak masalah jika harus bertemu dengan Bara juga, asal bisa lihat Fatur. "Hayuk atuh."
Mereka semua beranjak untuk pergi ke lapangan menonton futsal. Saat melewati ruang kelas yang sedang dipake lomba pidato Rena melihat Maharani yang sedang berdiri di depan kelas itu, akhirnya mereka memutuskan untuk mengintip dari jendela melihat penampilan Maharani. Di ruang kelas itu terlihat padat sekali dengan beberapa peserta dan juga penonton yang masuk. Pintu kelasnya juga terbuka. Tidak sedikit juga yang menonton dari jendela seperti Qiya dan teman-temannya saat ini.
"Udah ah!! Pidato mah garing. Mending ke lapang yuk! Liat yang seger-seger," ucap Ajeng. Maksud Ajeng yang seger-seger tuh cogan yang main futsal sama kak Riza. Padahal yang paling ganteng kak Fatur, kalo menurut Qiya.
"Iya yuk!! Mau liat kak Fatur!!!"
"Nanti ketemunya malah kak Bara, badmood lo jadinya," ucap Rissa.
"Berisik lo! Baca buku aja sono! Nanti kalah nangiisss!!!" Balas Qiya yang berhasil membuat Rissa sedikit kesal. Walaupun begitu, setiap candaan yang mereka lontarkan, tidak pernah ada yang benar-benar mereka masukan ke hati. Mereka semua sama-sama paham bahwa itu hanya untuk candaan dan bentuk keakraban mereka.
.....
"Aduuhh liat tuh Mel, kak Fahri ternyata main di grup kelas 11," ucap Rena kepada Imel. Mereka mengagumi cowok yang sama, tapi tidak sampai berantem hanya karena memperebutkan Fahri. Wajar juga kalo Fahri di perebutkan, wajahnya manis, tubuhnya tinggi dengan berat badan yang terlihat pas. Otaknya juga pintar, wajar saja cewek rajin dan pintar kaya Imel dan Rena terpesona sama Fahri.
"Genit banget punya temen!!" Sindir Qiya yang tidak tahu malu. Padahal dirinya sendiri sama genitnya, nonton futsal karena ingin melihat Fatur di antara para Panitia bidang olahraga.
"Tuh kak Fatur tuh, siap-siap panas dingin lo liatnya" balas Rena.
Qiya menoleh menatap meja panitia, disana ada Aji dan Fatur yang sedang duduk menikmati permainan futsal.
"Sialaan! Gak main game makin cakep aja tu cowok!" Puji Qiya dengan sedikit kasar.
"Biasa aja gak usah pucet!" Kata Ajeng.
Qiya tidak peduli di ledek oleh teman-temannya. Ia memperhatikan Fatur dalam diam, mengagumi sosok itu dengan penuh perasaannya. Qiya sungguh menyukai Fatur dari segi manapun. Segala hal tentang Fatur selalu membuatnya jatuh cinta berulang kali.
"Biasa aja kali liatinnya!!! Cinta banget kayaknya sampe gamau ngedip" ucap seseorang yang duduk di belakang Qiya.
Qiya mengenal suara itu. Menyebalkan sekali, ketahuan memperhatikan Fatur oleh orang ini.
Btw Rena baca cerita ini gaes wkwkwk, pembaca setia malah. Author jadi malu sebenernya, hahaaa... Terima Kasih ya supportnya buat Rena, Imel dan teman-temankuuuu mwaahhh.. lup lup pokonya, buseeettt geli bet wkkwkw.
*itu nama wpnya yaa.. aku gamau ketik nama asli pemeran inspirasiku disini. HAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Teen FictionGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...