Qiya memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Disebelahnya terdapat Irham yang menatap wajah damai Qiya dengan sedikit senyum manis di bibirnya.
Mereka sedang bolos kelas ke rooftop sekolah, tepatnya Irham yang mengajak Qiya kesana. Di rooftop ada beberapa bangku tidak terpakai yang tertumpuk disana serta dua meja yang masih bagus.
Banyak sisa rokok di sudut-sudut rooftop dan satu tempat sampah yang isinya cuma botol dan kaleng minuman. Kentara sekali jika yang mengunjungi rooftop kebanyakan cowok bandel mungkin juga Yasir dan teman-temannya sering kesini.
"Awas ketiduran gue tinggal lo!" Ucap Irham.
Qiya membuka matanya menatap lurus ke depan, "enak banget adem, beneran jadi ngantuk."
"Si Fatur sering pacaran disini."
Qiya menoleh mendengar nama yang sekarang jarang ia pikirkan. Qiya kira hatinya move on dari Fatur, ternyata ketika mendengar lagi tentang cowok itu hatinya masih terasa hangat dan jantungnya berdetak kencang. Info yang ia dengar kali ini lumayan menyakitkan.
"Sok tau lo!" Jawab Qiya berusaha terlihat biasa aja.
Irham terkekeh entah karena apa. Qiya rasa tidak ada yang lucu. "Masih ada rasa ya?"
Qiya menoleh, "ha? Nggaa. Sok tau banget serius."
"Kalau gue beneran tau?"
"Apasih!"
"Jujur aja, nanti gue berusaha lebih keras lagi biar hati lo buat gue sepenuhnya."
Qiya diam tak menjawab, entahlah. Qiya juga bingung dengan perasaannya sekarang. Fatur, Bara atau Irham. Ketiganya memenuhi pikiran Qiya, tapi Qiya malah tidak tau siapa yang menempati hati Qiya sebenarnya.
"Eeh gue lupa, saingan terberat gue bukan lagi Fatur tapi si Bara. Iya kan?"
Qiya mendengus kesal, "gue gak suka bahas kaya ginian."
"Lo juga tau, gue perlu bahas ini sesering mungkin. Gue juga perlu tau perkembangan hati lo buat gue."
Sekarang Irham malah beneran serius menatap Qiya. Dan Qiya masih belum mampu menjelaskan perasaannya.
"Gue emang belum lelah, tapi gue gak pernah mau perjuangan gue sia-sia."
"Iyaa.." lirih Qiya. Ia tidak tega, Qiya juga ingin mencintai Irham sepenuhnya.
"Kalau sekiranya lo ragu hati lo bisa gue milikin bilang dari sekarang agar gue berhenti."
Qiya menoleh kaget, ia tidak menyangka bahasannya akan sejauh itu.
"Maksud lo berhenti?"
"Semuanya. Perjuangan gue dan hubungan kita berhenti, kan percuma kalau tetep sia-sia."
Qiya tau Irham tidak ingin mengucapkan kalimat itu, ia hanya butuh penjelasan atas perjuangan dan perasaannya. Begitupun dengan Qiya, ia merasa tidak ingin mendengar kalimat itu keluar dari mulut Irham.
"Apa yang gue lakuin belum cukup? Gue belum cukup nunjukin perasaan gue ke lo? Apa gue terlalu terlihat main-main?"
"Irham gue gak suka lo ngomong gitu!"
"Ngomong apa?"
Qiya berdiri dan menatap tajam kearah Irham yang masih duduk, "gue gak suka lo ngomong kita berhenti!!"
Irham tersenyum tipis, "berarti lo cinta sama gue?"
"Eum..." Qiya bingung mau jawab apa, rasanya Qiya belum sepenuhnya cinta kepada Irham. Hatinya masih bercabang.
Terkadang ia nyaman dengan Bara, kadang juga merasa masih berdebar dan senang mendengar dan melihat Fatur, tapi Qiya juga tidak ingin berpisah dengan Irham.
"Jujur aja."
"Gue ngerasa gak mau selesai sama lo."
Qiya berjalan ke sisi rooftop yang di pageri tembok setinggi perut. Ia ingin menangis karena merasa bersalah kepada Irham, bersalah karena tidak bisa menghargai pacarnya sendiri. Merasa bersalah karena egois dan tidak memikirkan perasaan Irham.
"Kalau gitu, gue boleh minta satu hal?"
"Apa?" Tanya Qiya tanpa menoleh.
"Tolong jangan pernah respond Bara sedikit pun, gue gak rela Qiyaaa..."
"Gue cuma anggap dia kakak kelas dan teman kak Yasir."
"Kalau gitu, gue juga boleh kan respond Arumi dengan alibi cuma anggap temen satu angkatan?"
Setelah mengucapkan itu Irham turun dari rooftop menuju kelas, bel pulang terdengar sekitar 1 menit yang lalu.
Qiya tau Irham meninggalkannya, tapi ia kesal karena ucapan Irham yang terakhir.
"Kenapa jadi bales dendam kesannya!" Gerutu Qiya.
"Apaan banget. Dasar Arumi jelek! Muka siang leher malem!"
Setelah itu Qiya menyusul Irham untuk pulang.
......
Sampai di kelas, terlihat Irham yang duduk di bangku Qiya sambil memainkan ponselnya, rupanya cowok itu masih menunggunya untuk pulang bersama. Qiya tersenyum kecil lalu mengambil tasnya yang tersimpan di atas meja.
"Ciee nungguin" goda Qiya.
"Buru lah berisik banget lo!" Kata Irham sambil beranjak pergi meninggalkan kelas.
Qiya terkekeh lalu mengejar Irham dan mensejajarkan langkahnya. Tapi Qiya sedikit kesusahan karena langkah lebar cowok itu sangat panjang. Qiya mendengus lalu menarik tas Irham dari belakang.
"Pelan-pelan kenapa sih jalannya!!" Protes Qiya dengan nada kesalnya.
"Lo aja yang lelet, buruan makanya keburu ujan" ucap Irham lalu menarik tangan Qiya agar berdiri di sampingnya.
"Lo tau kaki gue pendek malah cepet-cepet jalannya."
"Ngomel mulu lo" kata Irham lalu menarik tangan baju Qiya agar jalan sejajar dengannya.
"Ish apaan sih sobeeekkk!!!!" Kesal Qiya sambil memukul tangan Irham.
Irham diam saja dengan terus menarik tangan baju Qiya. Lama kelamaan Qiya pasrah juga sampai ke motor Irham. Lalu mereka pergi pulang.
●●●●●
Halooo🤗🤗🤗
Masih ada gak yang nungguin cerita ini?
Semoga masih ada yaa wkwkwkkw🤭🤭
Maaf lohhhh ditinggal lama eheeJadi, sekarang insya allah ya ges yaaa.. cerita ini bakal aku terusin posting sampai bab endingnya nanti..
Ekhem.. enak nih tinggal post post aja babnya, SOALNYA UDAH SELESAI KUTULIS SAMPAI BAB AKHIR 😂😂
Enaknya setiap hari atau dua hari sekali? Atau sesempetnya aku aja? Ah gimana maunya lah yaa.. dan gimana keadaan kuota wkwkwkkw
Oh yaa... kalo misal nih yee misal... ada yang pengin baca maraton sampai selesai cek aja akun GoodNovel aku.. bisa melipir ke instagram ku dulu @almahkrt (anjai sambil promosi ig gini) nanti di bio ada linknya koo gais oke😉
Disana udah lengkap babnya, udah selesai sampai ending.. kalo di wattpad, walaupun aku dah bilang akan selesaiin sampe ending tapi gatau kapan bakal selesainya.. ingetin terus makanya KOMEN YANG BANYAK!!
Dahla cape juga nih ngetik, pokonya gitu ya.. atas perhatiannya terima kaseeehh
Salam cinta penulis amatir🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Teen FictionGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...