50. Pelajaran Pak Hamdi

4 3 0
                                    

Hari ini jadwalnya pak Hamdi mengajar di kelas Qiya. Tepat saat bel masuk berbunyi guru itu pun langsung muncul di pintu kelas. Entah mengapa, kata telat di kamus pak Hamdi tidak pernah ada. Beliau selalu tepat waktu dalam segala hal.

Itu memang contoh yang baik jika para murid berpikir positif, tapi tidak dengan otak-otak murid yang selalu menyumpahi kebiasaan tepat waktu pak Hamdi.

Bukan hanya karena mereka harus datang lebih pagi ketika pelajaran pak Hamdi ada di jam pertama, tapi karena sanksi yang akan mereka terima jika telat di jam pelajaran pak Hamdi. Guru itu tidak segan-segan mencoret nama siswa dari daftar absen yang dipegangnya. Juga tidak akan mendapat nilai di rapot karena dianggap tidak ada di daftar murid pelajaan pak Hamdi.

Untuk itu, bagi sebagain murid bandel seperti Irham dan Rendi mereka memilih sekalian tidak usah masuk kelas daripada masuk tapi telat. Kalau telat hukumannya lebih berat daripada bolos. Kata pak Hamdi kalau bolos tinggal alfa di absen. Ya gak tau deh, suka-suka pak Hamdi aja.

Tapi tidak untuk hari ini, Irham datang pagi bersama Qiya tentunya karena paksaan gadis itu. Jika tidak dipaksa Qiya, Irham gak akan masuk kelas pak Hamdi.

"Liat tuh! Belum ada siapa-siapa!" Protes Irham ketika melihat kelas yang masih kosong.

"Terus aja ngomel!! Udah mau kenaikan kelas dan absen lo jebol banget!"

Irham mendengus. Ia memilih duduk di tempatnya Rissa. Menemani sang pacar yang mulai sibuk dengan kegiatan rutinnya. Apa lagi kalau bukan nonton para idolanya?

"Eh gue suka tuh sama Eri, yang membernya minuman," celetuk Irham.

Qiya mempause video di ponselnya lalu menoleh menatap heran ke arah Irham. "Eri member minuman siapa?"

"Itu loh rasa minuman favoritnya a Yasir!"

"Apa sih?"

"Ih red pelpet."

"Aksen lo sunda banget bodoh!"

Irham tertawa, "sesuai daerah kali, gak usah sok lancar ngomong begituan kalau kenyataannya lidah gue asli sunda!"

"Yaudah iya."

Irham mencondongkan wajahnya menatap layar ponsel Qiya yang menampilkan grup favoritnya. "Bagusan juga grup grup cewek Qiy, beuuhhh mantep!"

"Mata lo mantep! Buat mata gue yang mantep itu grup cowok!"

"Ah apaan! Pake baju gak di kancing gitu! Kasian dong yang jait bajunya udah cape-cape pasang kancing tapi gak digunain dengan benar!" Ucap Irham menunjuk salah satu member yang bajunya terbuka.

"Ini itu pesyen!"

"Pesyan pesyen! Kasian kang jait!"

"Siapa tau yang jait cewek, bukan kang berarti."

Irham mendengus, "iyadeh terserah lo. Ganti coba videonya! Yang red pelpet, mau liat bebep Eri,"

"Eri siapa sih, Haamm??? Gak ada yang namanya Eri!"

"Ah ada pokonya! Cepet ganti videonya! Nanti gue tunjukin yang namanya Eri biar lo kenal,"

"Gegayaan! Pasti tauan gue daripada lo!"

Tangan Qiya mulai mengotak-atik ponselnya memcari video dari grup Red Velvet yang di maksud Irham. Ia curiga Eri yang di maksud cowok itu adalah Yeri, salah satu member dari girlgrup itu.

"TUHH TUHH YANG ITU! MASYA ALLAAAAHH CANTIK BANGEEETTT."

Qiya meringis karena teriakan Irham yang sangat kencang, ia menabok pipi cowok itu tanda kekesalannya. "Lo berisik banget sih!"

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang