Qiya merasa lebih gembira sekolah di semester ini, satu minggu lagi ia akan bebas dari Bara untuk sementara waktu. Rasa gembiranya semakin bertambah ketika mengetahui Fatur akhirnya satu kelompok dengan Yasir. Sesuai harapannya. Qiya tidak tau bahwa Bara pindah kelompok jadi bersama Yasir dan Fatur, karena diantara teman-temannya hanya dia yang pisah sendiri. Jika Qiya tau, ia akan sangat merasa kecewa karena ekspetasinya tidak sesuai dengan realita.
Hari ini kakak kelasnya mulai pembekalan, jadi tidak mungkin ia di ganggu oleh Bara karena cowok itu lagi sibuk memahami materi yang guru-guru berikan untuk bekal meraka mengajar nanti. Karena guru yang jadwal ngajar di kelas Qiya hari ini bagian pengisi materi buat kakak kelas yang pembekalan, mereka jadi freeclass. Hanya 2 jam sih tapi bahagia aja rasanya.
"Qiya.. Ibu gue nanyain lo, kapan main kerumah lagi katanya," modus Irham. Cowok itu sekarang duduk di bangku depan Qiya yang kebetulan kosong.
"Boong lo! Kapan gue main kerumah lo?!" Sarkas Qiya.
Irham tersenyum, "tau aja gue modus doang. Ya tapi beneran Ibu nanyain lo,"
"Salam ke Ibu, bilangin gue gak baik-baik digangguin mulu sama anaknya," pesan Qiya.
Rissa yang duduk disampingnya tertawa mendengar pesan Qiya. "Heh ayam! Mana ada nyalamin ke orangtua pake pesan begitu? Kaga ada akhlak bener lo!"
"Ya terserah gue dong!"
Irham terkekeh, "iyadeh.. nanti gue sampein! Puas lo?"
Qiya mengangguk. "Sana lo ah! Ganggu! Gue mau nonton korea dulu!"
Irham merebut ponsel Qiya lalu melihat video yang terputar di layar ponsel itu, "cakepan gue dong Qiy, mending liatin gue aja. Mereka susah digapai, sedangkan gue? Gausah lo gapai udah bisa lo dapetin"
Qiya merebut ponselnya lagi, lalu menatap Irham dengan jijik, "najis banget maneh Haaaammm!!!"
Irham dan Rissa tertawa. Qiya kesal lalu ia pergi menghampiri Rena, teman fangirlannya.
"Ren liat deh, bias lo gak ada akhlak pake style begini" ujar Qiya.
Irham menatap Qiya dan Rena yang mulai sibuk dengan dunianya. Ia mendengus, sebenarnya ia tidak suka Qiya jadi kpopers gitu, tapi ya Irham sadar. Itu kesenangan Qiya dan hal itu yang paling bisa buat Qiya bahagia. Ia hanya pasrah menerima resiko jadi nomor dua seperti dulu jika ia berhasil membuat Qiya mau balikan dengannya.
......
Qiya berjalan dengan Rena menuju perpustakaan, mereka berniat mengembalikan buku yang sempat mereka pinjam dari dua minggu yang lalu, udah pasti di denda karena telat ngembaliin dan mereka perpanjang masa peminjamannya. Memang begitu pelaturan di perpustakaan sekolahnya, jika tidak mengembalikan buku di waktu yang sudah ditentukan akan kena denda, sehari seribu, murah sih tapi sayang bisa buat beli minum di kantin.
Saat sampai perpustakaan, Qiya langsung ke meja penjaga perpusnya, bu Juju. "Sayang banget seminggu telat ngembaliin, jadi 7ribu loh" ujar bu Juju.
Qiya cengengesan karena bingung mau jawab apa, bu Juju ini baik, sering banget ngasih keringan ke Qiya kalo telat ngembaliin buku. "Mana uang denda nya? Ibu gak akan kasih kelonggaran lagi, keseringan banget kamu tuh,"
"Hehehe.. iya bu gak papa, belum sampe sebulan kaya waktu semester kemarin," jawab Qiya cengengesan.
Rena melongo mendengar ucapan Qiya, "serius lo pernah telat sebulan ngembaliin buku?"
Qiya mengangguk mantap, "tapi di denda 20rebu doang Ren, berkat rayuan maut akhirnya bu Juju diskon juga dendanya,"
Bu Juju terkekeh, "kamu kira di pasar diskon-diskon! Nanti lagi perpanjang aja daripada bayar."
"Siap bu! Oh iya, ada novel baru gak sih?" Tanya Qiya.
"Gak ada, malah yang ada sama kepala sekolah di suruh jangan disimpen di perpus lagi. Katanya murid jadi gak baca buku pelajaran,"
"Yaahh.. gak asik ah pak kepsek! Masa novel mau gak ada di perpus! Padahal cuma 6 buku aja itu," Keluh Rena.
"Nanti gue beliin deh Qiy novelnya, kalo di perpus beneran gak akan ada novel lagi," ucap seseorang yang duduk di bangku perpus tak jauh dari meja bu Juju.
Qiya dan Rena menoleh dan mendapati Bara dan Riza disana. "Dih bandel! Bukannya ikut pembekalan malah disini,"
Qiya menatap bu Juju "kok gak ibu usir mereka supaya ikut pembelakan?"
"Mereka lagi dikasih tugas buat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) disini sepi enak katanya sambil ngadem" jawab bu Juju.
"Ah ibu.. bisa aja dikibulin mereka. Orang buat RPP harusnya tetep di aula bareng kelompoknya masing-masing," kata Rena berbisik ke bu Juju.
"Gue laporin lo kak ke pak Hamdi!" Ancam Qiya, sebenernya cuma bercanda aja buat nakutin mereka.
"Jahat amat calon pacar. Mending dieu, ngadem bareng. Daripada di kantin, pengap banyak orang, garandeng deuihh" kata Bara.
"Lah, kalo gak ada kalian kantin malah enak, tentram gak ada yang rusuh," ucap Qiya.
"Iya juga ya, kan aing bilang naonnn Bar, mending ke kantin aja biar rame, rek naon disini kos kutu buku" celetuk Riza.
"BU!!! JANGAN BERISIK DONG MEREKA! SAYA LAGI BACA NIH BU" teriak seorang gadis dari pojok perpus.
"Lo lagi baca apa lagi pacaran? Kok di pojok sih!" Ketus Riza.
"Hehh!! Udah-udah, jangan berisik! Ini perpus bukan kebun binatang," tegur bu Juju yang merasa perpus emang jadi berisik karena mereka berempat.
Qiya dan Rena jalan keluar perpus untuk menyusul Rissa, Ajeng, Imel dan Sarah di kantin. "Emang di kebun binatang rame ya Ren?" Tanya Qiya asal.
Rena memukul bahu Qiya, "rame! Berisik banyak kembaran lo! Kaya yang gak pernah ke kebun binatang aja,"
"Enak aja! Kembaran gue mah mbak Irene" songong Qiya.
"Yang ada juga Irene kembaran gue, nama aja udah cocok Rena-Irene. Kalo lo jauh Qiya-Irene. Mana ada mirip" bantah Rena.
"Bodo ah! Ngeselin!" Kesal Qiya lalu jalan duluan meninggalkan Rena.
Rena tertawa setelah berhasil membuat Qiya kesal, ia sedikit berlari mengejar temannya itu. "Tungguiinn!!!"
......
"Si Qiya, dari pagi udah seneng karena mikir hari ini gak akan di ganggu kak Bara. Eehh pas ke perpus ketemu juga" cerita Rena setelah mereka sampai di kantin.
"Itu namanya jodoh Qiy, terimain wehh nasib lo" kata Rissa.
Qiya mengambil botol minum yang diduga milik Sarah, ia meneguknya sedikit. "Sehari aja gue pengen gak ketemu tu orang!" Keluh Qiya
"Kalo jodoh gabisa gak ketemu Qiy, pasti ketemu mulu, mau sengaja ataupun kebetulan" goda Imel.
Qiya mendengus, "ngeselin!"
"Sama kak Fatur malah gaketemu!" Keluhnya
"Ya berarti gak jodoh" ucap Sarah yang ikut menggoda Qiya.
"Aahh tau ah!!" Kesal Qiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Teen FictionGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...